G.J. Resink: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
TjBot (bicara | kontrib)
k Bot: memindahkan ke Kategori:Tokoh Yogyakarta - stardardisasi
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-nafas +napas)
Baris 5:
Pada tahun [[1950]], Resink menjadi [[warganegara]] [[Indonesia]] dan antara tahun [[1947]]-[[1976]] menjadi [[guru besar]] Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Sampai akhir hayatnya, ia tinggal di Jakarta.
 
Dalam [[sastra Belanda]], Resink menduduki posisi yang unik. Ia merupakan satu-satunya orang di dunia sastra Eropa yang memasukkan nafasnapas kehidupan Indonesia. Sehingga, seperti yang dikemukakan oleh [[Rob Nieuwenhuys]], sajak-sajak Resink mengandung kekuatan magis, tidak impresif, namun penuh akan kepercayaan lama dalam budaya di mana ia tinggal. Sekumpulan syair bahasa Belanda pertama kali muncul dengan judul ''Op de breuklijn'', kemudian diperpanjang dalam karyanya ''Kreeft en Steenbok'' ([[1963]]). Pada tahun [[1981]] ''Trans-cultureel'' terbit. Kebanyakan karyanya mengambil bentuk yang biasa digunakan di [[Eropa]] seperti [[quatrain]] dan [[soneta]], seringkali dengan permainan kata yang mengejutkan. Semuanya menyempurnakan [[syair]] [[Paul Marie Verlaine]] dan [[Charles Pierre Baudelaire]].
 
Steyaert menunjukkan bagaimana Resink juga membangun asas-asas [[Tachtigers]], dan memperlihatkan maksud karya-karyanya melalui perbandingan pada karya-karya [[Jacques Fabrice Herman Perk]], [[Willem Kloos]] dan [[Johan Andreas Dèr Mouw]].