Sejarah Sunda: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 45:
Selama 200 tahun pertama [[Belanda]] memerintah di Indonesia, sedikit masalah yang dikaitkan dengan agama. hal ini terjadi karena secara praktis Belanda tidak melakukan apa-apa untuk membawa [[kekristenan]], yakni agama yang dianut bangsa Belanda, kepada penduduk Indonesia. Hingga tahun [[1800]], ada "gereja kompeni" yakni "[[gereja]]" yang hanya namanya saja karena hanya berfungsi melayani kebutuhan para pekerja Belanda di [[Perusahaan Hindia Timur]] (VOC). Badan ini mengatur seluruh kegiatan Belanda di kepulauan Indonesia. Hingga [[abad ke-19]] tidak ada kota bagi anak-anak Indonesia sehingga rakyat tidak mempunyai cara untuk mengetahui kekristenan.
 
Pada pergantian abad ke-19, VOC gulung tikar dan [[Napoleon]] menduduki Belanda. Pada [[1811]], [[Inggris]] menjadi pengurus Hindia Timur Belanda. Salah satu inisiatif mereka adalah membuka negeri ini terhadap kegiatan [[misi (Kristen)|misionaris]]. Walaupun demikian, hanya sedikit yang dilakukan di Jawa hingga pertengahan abad tersebut. Kendati demikian, beberapa fondasi telah diletakkan di Jawa Timur dan Jawa Tengah yang menjadi model bagi pekerjaan di antara orang Sunda.
 
== Sistem budaya ==
Baris 81:
 
== Referensi dan bacaan lebih lanjut ==
* Roger L. Dixon, Veritas 1/2 (Oktober 2000), h. 203-213 ([http://www.seabs.ac.id/journal/oktober2000/Sejarah%20Suku%20Sunda.pdf pdf])
* Cosmology and Social Behavior in a West Java Settlement (Ohio University Center for International Studies, 1978) 16.
* Edi S. Ekadjati, Masyarakat Sunda dan Kebudayaannya (Jakarta: Girimukti Pasaka, 1984) 93.