Mopait, Lolayan, Bolaang Mongondow: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
TjBot (bicara | kontrib)
k bot kosmetik perubahan
Baris 22:
Kepemimpinan kepala suku berlangsung sampai dengan Tahun 1922 dan tecatat sebanyak 5 (lima) kepala suku yang memimpin Pedukuan Mopait sejak Tahun 1892. Tahun 1923 berubah menjadi Desa dan dipimpin oleh seorang Sangadi dan tercatat sudah 15 sangadi yang berhasil memimpin Desa Mopait sehingga sangadi yang memimpin saat ini adalah Sangadi yang ke 16 yaitu Bapak Ruslan Bonuot,AMaPd.
 
Berbagai Peristiwa Heroikpun sempat terjadi di Desa Mopait diantaranya pada zaman pendudukan Jepang desa ini menjadi pusat pertempuran antara Pasukan sekutu dengan tentara Jepang karena Jepang membangun Lapangan terbang pada tahun 1942 sebagai pusat pertahanan tentara Jepang Bolaang Mongondow di Desa Mopait sehingga pada saat serangan sekutu di Bolaang Mongondow Desa Mopait menjadi pusat serangan sekutu untuk mengusir Jepang dari Bolaang Mongondow. Begitu pula pada Peristiwa Permesta tahun 1957 sampai dengan tahun 1959 ditempat ini pula terjadinya pertempuran pertama antara Tentara Pusat atau TNI yang dating dari arah Selatan dan dibantu oleh masyarakat setempat yang dikomandoi oleh Kapten Daan Olii berhadapan dengan tentara Permesta dikomandoi oleh Kapten Mawikere dan Kapten Pantouw yang dating dari arah Kotamobagu dengan dibatasi oleh Sungai Ongkag yang membelah Desa Mopait sebagai pusat pertahanan masing-masing pihak.(Kapten Daan Olii tercatat pernah menjabat Bupati di Bolaang Mongondow).
Desa Mopait adalah salah satu Desa di Kecamatan Lolayan yang memiliki wilayah kepolisian terluas dari 14 Desa di Kecamatan Lolayan kurang lebih 2.955 Ha. Berbatasan langsung dengan Kecamatan Kotamobagu Selatan, Kecamatan Lolak, Kecamatan Dumoga Timur dan Kotamobagu Timur. Dengan jumlah Penduduk 1983 jiwa terdiri dari laki-laki 1072 jiwa dan perempuan 911 jiwa dan 525 Kepala Keluarga.
Saat ini Desa Mopait adalah salah satu desa yang memiliki berbagai kemajuan di Kecamatan Lolayan. Dalam bidang Pendidikan memiliki jumlah Sarjana terbanyak di Kecamatan Lolayan bahkan ada yang sudah berpendidiksn S3 atau Doktor. Jumlah Drop Outpun terbilang terkecil di Kecamatan Lolayan. Ini membuktikan bahwa kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan cukup tinggi.
Baris 30:
Pembangunan Mesjid yang saat ini sedang dalam perampungan dengan swadaya masyarakat yang diperkirakan menelan biaya hampir 1 milyard rupiah. Pembangunan lainya yang juga merupakan swadaya masyarakat diantaranya Tribun Olahraga, Pengadaan Tanah-tanah milik desa,Taman Kanak-kanak,Pembukaan jalan-jalan lorong bahkan jalan perkebunan dan lain sebagainya serta tetap terpelihara sampai saat ini dengan jalan melaksanakan kerja bakti rutin setiap saat untuk pemeliharaan fasilitas umum tersebut.
Dalam bidang kesehatan masyarakat Desa Mopait juga saat ini mempunyai kesadaran yang cukup sehingga penyakit yang dulu sangat meresahkan masyarakat seperti TBC, Kusta, ISPA semakin sedikit yang penderitanya. Setiap rumah juga diwajibkan memiliki WC atau Jamban sehingga kebiasaan masyarakat yang dahulu terbiasa buang air, mandi dan mencuci dan buang sampah di sepanjang sungai saat ini sudah terkikis habis. Hal ini berkat penyuluhan dan Pemberian pemahaman betapa pentingya hidup sehat kepada masyarakat secara luas.
Sumber Daya Alam di desa Mopait yang cukup menonjol adalah Lokasi Pertambangan Emas yang cukup luas sehingga saat ini ada satu lokasi sebagai wilayah Pertambangan Rakyat juga saat ini ada beberapa investor baik dalam negeri maupun luar negeri saat ini sedang melaksanakan eksplorasi pertambangan emas dalam wilayah kepolisian Desa Mopait.
Kamtibmas di desa Mopait sangat kondusif bahkan sampai saat ini menjadi barometer keamanan di Kecamatan Lolayan karena sampai saat ini belum pernah terjadi Tingkat criminal yang tergolong berat seperti penganiayaan dengan senjata tajam apalagi Pembunuhan belum pernah terjadi di Desa Mopait.
Kerukunan antar umat beragama cukup terpelihara meskipun ada dua agama yaitu Muslim dan Kristiani namun selalu hidup berdampingan, saling membantu dengan penuh kekeluargaan dan masing-masing bebas melaksanakan ibadah sesuai agama dan kepercayaannya. Berbagai organisasi keagamaan cukup berkembang Tahun 2008 BKMT Desa Mopait mengirimkan seorang anak TK untuk mengikuti Festival Anak Saleh Tkt Nasional di Jakarta mewakili Sulawesi Utara dan berhasil meraih Juara Harapan III dan pada bulan Mei tahun 2009 ini BKMT Desa Mopait mewakili Bolaang Mongondow pada Lomba Cerdas Cermat BKMT tingkat Propinsi Sulawesi Utara dan berhasil menggondol Juara I.