Palu perang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Alagos (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Alagos (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 2:
 
Palu perang berkembang seiring semakin tebalnya lapisan logam pada [[baju zirah]] dalam pertempuran-pertempuran pada akhir Abad Pertengahan , sekitar abad keempat belas dan kelima belas Masehi. Permukaan baju zirah pada masa itu sudah sama tebal dengan ujung mata pedang, sehingga mata pedang kadang memantul jika menyerang baju zirah. Pedang, atau mata kapak perang, seringkali hanya menimbulkan hentakan atau dorongan pada baju zirah, terutama jika menyerang bagian lekukan helm. Dengan menggunakan palu perang, kekuatan hentakan yang ditimbulkan bisa jauh lebih besar.
 
Palu perang, khususnya palu perang panjang, bisa menimbulkan cedera tanpa menembus baju zirah. Palu perang menyalurkan tubrukan yang kuat bahkan pada helm yang sangat tebal dan dapat menyebabkan geger otak. Sementara duri atau mata pisau pada palu perang dapat digunakan untuk menyerang bagian baju zirah yang agak tipis. Ujung duri tersebut juga dapat digunakan untuk menarik baju zirah, [[tali kekang]], atau [[perisai]] musuh, atau dapat langsung diarahkan untuk merusakkan baju zirah lawan. Melawan penunggang kuda, palu perang dapat diarahkan pada kaki kuda supaya penungangnya jatuh dan lebih mudah diserang.
 
== Pranala luar ==