Playen, Gunungkidul: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 65:
'''dikembangkan oleh CESAR DA COSTA'''
[[Berkas:[[Berkas:Contoh.jpg]][[Berkas:'''Contoh.jpg''']]]]
LAPORAN HASIL PENELITIAN TENTANG PENGEMBANGAN WILAYAH PEDESAAN
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kabupaten Gunung Kidul terletak pada 110º 21’ -110º 50’ BT dan 07º 40’ – 08 º 09’ LS, yang terbagi menjadi empat zona fisiografi yaitu :
a. Zona pegunungan Batur Agung, menyebar pada bagian Utara dan Barat
b. Zona Perbukitan Masif, membujur dibagian Timur
c. Zona Pegunungan Seribu, terletak dibagian Selatan
d. Zona Cekungan Wonosari, berada dibagian Tengah
Kecamatan Playen pada wilayah cekungan Wonosari dengan kemiringan lereng 0-20 %, dengan topografi landai hingga bergelombang lemah. Batuan penyusunnya berupa satuan napal dan satuan batuan gamping berlapis. Ketinggian rata-rata 100-200 m dpl. Curah hujan berkisar 1500-2000 mm/thn. Daerah ini merupakan daerah bayangan hujan karena berada di belakang Zona pegunungan Seribu yang terletak disebalah selatannya dan pegunungan Batur Agung yang berada di bagian Utaranya. Dengan demikian, awan yang mengandung air hujan akan melintasi daerah ini sudah tertahan dikedua zona tersebut.
Kondisi zona cekungan Wonosari memungkinkan terbentuknya tanah Rezina, Mediteren dan tanah Grumosol dengan batuan induk Mergel (Marl) atau Napal. Oleh karena itu daerah ini merupakan daerah subur.
Hal ini dipengaruhi oleh keadaan topografi dan lapisan tanah hasil endapan alluvium yang cukup tebal antara 10-15 m. Selain itu wilayah didukung oleh aliran permukaan berpola subdendritik yang anak sungainya bersifat intermenten tetopa, sungai induk berair sepanjang tahun walaupun fluktuasi debit air musim hujan dan musim kering sangat tinggi, bulan basah jatuh pada bulan Nopember hingga Mei, sedangkan bulan kering terjadi sekitar bulan Juni hingga Oktober. Sifat lingkungan tersebut menunjukan bahwa tingkat erosional sangat kecil dan proses pembentukan tanah sangat cepat.
Desa Logandeng adalah desa yang berada di wilayah kecamatan Paliyen, Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi D.I Yogyakarta, dengan luas wilayah potensial 497.985 Ha, serta memiliki potensi sumber daya alam berupa lahan pertanian 1.850 Ha, lahan kehutanan rakyat 27 ha , lahan perikanan/telaga 1.850 Ha dan potensi sumber daya manusia (7.277 jiwa) dengan rincian sebagai berikut : perumpuan (3.698) dan laki-laki (3.579). Sedangkan untuk jumlah KK (2.158) dengan rincian sebagai berikut : KK perempuan (1.846) dan KK laki-laki (312).
Desa Logandeng masyarakatnya mempunyai mata pencaharian sebagai berikut : petani (1.629), PNS (516), pensiun (67), ABRI (7), jasa (25), buruh tani (335), lain-lain (737). Dan menurut pendidikannya belum sekolah (195), tidak tamat SD (157), tamat SD (1.602), tamat SLTP (1.759), tamat SLTA (1.463), DIII (393), peguruan tinggi (176). Sedangkan untuk sarana pengairan mempunyai sumur bor (2), sumur ladang (1.043), sungai/bendung (4). Serta sarana pemasaran mempunyai pasar desa (1), pengecer/TPK (3). Dari segi sarana kelembagaan desa pedukuhan (10), RT (63) dan RW (1).
Secara administratif Batas wilayah Desa Logandeng dibatasi oleh : Sebelah Utara: Desa Gading, Sebelah Barat : Desa Bandung, Sebelah Selatan : Desa Pulutan, Sebelah Timur : Kecamatan Kepek.
Dan Desa Logandeng terdiri dari 10 dusun yaitu Logandeng, Pager, Jalakan, Siyono Tengah, Siyono Kulon, Siyono Kidul, siyono Wetan, Plembon Kidul, Glidag, Plembon Lor. Sedangkan jenis tanah Desa Logandeng adalah Mediteran merah hitam dan Grumusol.
Sesuai dengan keadaan sekarang pembangunan pertanian dilaksanakan secara terus menerus dalam rangka mencukupi kebutuhan pangan, menciptakan lapangan kerja, mengurangi pengangguran, mengentaskan kemiskinan, meningkatkan pendapatan, kesejahteraan petani dan keluarganya beserta masyarakat pedesaan.
Menurut Loekman Soetrisno, dalam paradigma pembangunan pertanian, 2002. pembangunan pertanian selama ini dilaksankan secra terus menerus dengan menggunakan teknologi produksi ( pupuk organiak, pestisida kimia, benih unggul) sehingga menciptakan suatu ketergantungan pemakaian out put dari luar hal ini berdampak pada meningkatnya biaya produksi sebagai akibat meningkatnya harga sarana produksi pertanian ( pupuk anorganik dan pestisida kimia, benih unggul), menurunnya kualitas sumberdaya lahan yang dikelola, timbulnya kerusakan pada ekosistem pertanian/terjadi pergeseran ekosistem, hilangnya keaneka ragaman hayati, produk yang dihasilkan kurang aman bagi manusia dan ternak (tidak sehat), dan terjadinya resistensi dan resurjensi hama maupun gulma. Dengan demikian pelaksanaan pembangunan pertanian haruslah memperhatikan kesenambungan da kelestarian usaha.
Menurut Sebastian Saragih dalam solusi hidup harmoni dan pertanian berkelnjutan ada lima langkah penting yang perlu ditempuh untuk mencapai keberhasilan adalah :
1. Perbaikan sumber daya manusia
2. Perbaikan sumber daya alam
3. Perbaikan sumber daya sosial
4. Perbaikan sumber daya ekonomi
5. Perbaikan sumber daya infrasturktur
Mengingat dampak pelaksanaan pembangunan pertanian selam ini, perlu dicari solusi, suatu model perencanaan dengan pendekatan sistem kawasan terpadu yang berorientasi pada peningkatan kesejahteraan pelaku pembangunan, terpadu, lestari dan berkelnajutan.
Perencanaan pembangunan dapat diartikan sebagai suatu proses perumusan alternatif-alternatif atau keputusan-keputusan yang didasarkan pada data dan fakta yang akan digunakan sebagai bahan untuk melaksanakan suatu rangkaian kegiatan / aktivitas kemasyarakatan , baik yang bersifat fisik ( material ) maupun non fisik ( mental spiritual ) dalam rangka mencapai tujuan yang lebih baik. Perencanaan Pembangunan Wilayah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegitan yang melibatkan berbagai unsur didalamnya , guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber-sumberdaya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah dalam jangka waktu tertentu.Perencanaan Pembangunan Wilayah memiliki ciri-ciri :
1. Menghasilkan program-program yang bersifat umum
2. Analisis perencanaan bersifat makro/luas
3. Memerlukan pengetahuan secara interdisipliner, general dan universal, namun tetap memiliki spesifikasi masing-masing yang jelas.
4. Fleksibel dan mudah untuk dijadikan sebagai acuan perencanaan pembangunan jangka pendek. (satu tahunan )
Pembangunan pada dasarnya merupakan salah satu wujud dari tugas pelayanan yang dilaksanakan oleh pemerintah dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat umum. Ini berarti bahwa pembangunan merupakan implementasi dari tugas pelayanan. Sehubungan dengan hal tersebut dalam melaksanakan kegiatan pembangunan di sektor pertanian, pertimbangan dan pembentukan pemenuhan kebutuhan masyarakat luas harus menjadi perhatian utama.
Oleh karena itu, salah satu indikator utama untuk melihat berhasil tidaknya suatu proses pembangunan adalah sampai sejauh mana atau seberapa besar tingkat kebutuhan masyarakat dapat dipenuhi baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pemenuhan kebutuhan tersebut akan mengarah pada tingkat kepuasan masyarakat, yang dalam hal ini dipengaruhi oleh kualitas pelayanan yang diberikan oleh pemerintah. Untuk dapat mencapai hal itu, konsep pembangunan sejak dari perencanaan harus diarahkan pada terwujudnya pusat-pusat pelayanan secara adil dan merata.
B. Maksud dan Tujuan
Maksud :
Perumusan perencanaan wilayah disusun dengan maksud, mengusulkan program-program pembangunan untuk menjadi pertimbangan bagi penguasa wilayah, yang manfaatnya antara lain :
1. Menjelaskan masalah-masalah dan potensi yang ada di wilayah.
2. Menjelaskan keadaan pembangunan dimasa datang berdasarkan skenario tertentu yang dipandu / diarahkan teori-teori pembangunan wilayah.
3. Mengemukakan tujuan dan sasaran pembangunan yang khas bagi suatu wilayah, serta sarana yang digunakan untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut.
4. Merumuskan srategi pembangunan pedesaan dan karena itu mencerminkan keinginan masyarakat dan disesuaikan dengan pandangan dari para pemimpin serta pengambil keputusan wilayah tersebut.
5. Pernyataan kebijakan untuk menjembatani antara produk perencanaan pembangunan wilayah dengan kebijakan pembangunan wilayah.
Tujuan :
Tujuan dari praktek perencanaan pembangunan wilayah pedesaan adalah tersusunnya suatu model perencanaan pembanguna pertanian dengan mempeerhatikan sebagai berikut :
1. Peningkatan kesejahteraan petani beserta keluarganya
2. Pengurangan tingkat kesenjangan antar golongan dalam lingkungan masyarakat dan antar tata ruang dalam lingkup pedesaan
3. Pemberdayaan petani agar meningkat keswadayaan dan kemandiriannya
4. Peningkatan produksi hasil-hasil pertanian untuk mendukung kegiatan industri pedesaan ( industri rumah tangga dll) secara lestari dan berkelanjutan
5. Kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup
II. '''MASALAH, POTENSI, KEBUTUHAN PEMBANGUNAN'''
A. Masalah Pembangunan/Hambatan
Masalah-masalah dalam pembangunan Di desa logandeng, kecamatan playen, Kabupaten Gunung Kidul yang ada selama periode 2005 – 2010 sebagai berikut :
1. Kekurangan air pada musim kemarau terjadi karena tempat penampungan air belum tersedia, belum ada sistem pengaturan pemeliharaan cadangan air, erosi tinggi dan air hujan belum dimanfaatkan secara optimal. Penyebab lain belum adanya penampungan air yaitu : belum ada alat untuk mengangkat air tanah ke lahan usaha tani. Di Kecamatan Playen tingkat erosi tinggi karena terjadi pencurian kayu di sekitar hutan.
2. Distribusi pemanfaatan produk pertanian belum tertata secara baik. Disebabkan oleh konflik petani pangan dan peternak tentang pupuk organik, juga tidak mendapat barang dagangan serta belum semua peternak membuat biogas. Factor penyebab tidak mendapatkan barang dagangan antara lain : terbatasnya populasi ternak, pola tanam bahan ternak belum tersedia, serta pengawetan pakan ternak belum dilakukan,
3. Distribusi frekuensi pelayanan fungsi pertanian disebabkan karena terjadinya sentralisasi pelayanan PNPM, terjadi sentralisasi pelayanan Koperasi KUD, terjadi sentralisasi pelayanan penyuluhan oleh BPP, terjadi sentralisasi transaksi formal pertanian dan non pertanian, terjadi sentralisasi pelayanan benih ikan dan tanaman pangan, terjadi sentralisasi pelayanan hama penyakit dan supervise, serta terjadi sentralisasi pelayanan modal usaha oleh pemerintah dan swata.
4. Distribusi tenaga dan transportasi, terjadi karena kelebihan tenaga kerja di sektor pertanian dan jasa, kekurangan tenaga kerja sektor perdagangan, belum ada tranportasi umum karena suku cadang tinggi.
B. Potensi Pembangunan
Potensi pembangunan yang dapat di kembangkan di kecamatan Playen, Kabupaten Gunung Kidul sebagai berikut :
1. Kekurangan air pada musim kemarau potensi yang bisa dikembangkan adalah dengan memanfaatkan sember air yang tersedia serta menanamkan kesadaran kepada petani agar menjaga kelestarian lingkungan sehingga distribusi air merata dan teratur.
2. Distribusi pemanfaatan produk pertanian belum tertata secara baik potensi yang dapat di kembangkan antara lain dengan cata menyamakan persepsi antara kepentingan petani pangan dan petani ternak agar terjadi kerjasama yang saling meguntungkan. Di lain pihak peternak diarahkan agar limbah padat ternak dimanfaatkan sebagai pembuatan biogas dan meningkatkan populasi ternaknya dengan diimbangi perluasan area dan teknik pengolahan hijauan pakan ternak.
3. Distribusi frekuensi pelayanan fungsi pertanian. Potensi yang dapat diangkat dengan cara pengembangan fungsi pelayanan dan penumbuhan terhadap kelembagaan yang tersentralisasi maupun yang tidak tersentralisasi.
4. Distribusi tenaga dan transportasi. Terjadi karena kelebihan tenaga kerja di sektor pertanian dan jasa, potensi yang bias dikembangkan dengan cara suplai genaga kerja ke kecamatan lain dengan kontak kerja sama. Kekurangan tenaga kerja sektor perdagangan, potensi yang bias dikembangkan dengan cara mengadakan pelatihan kewirausahaan. Belum ada transformasi umum, serta jasa angkutan tinggi potensi yang bias dikembangkan adalah dengan membuka trayek dan mempermudah perizinan serta biaya transportasi disesuaikan dengan peraturan daerah setempat.
C. Kebutuhan Pembangunan
Adapun kebutuhan pembangunan yang ada di Desa Logandeng, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunung Kidul, dimana kebutuhan pembangunan tersebut diambil dari berbagai permasalahan yang dapat membangun desa tersebut, seperti tertera dibawah ini :
NO. FOKUS MASALAH MASALAH ALTERNATIF PROGRAM
1 Distribusi tenaga kerja dan transportasi
1. Kelebihan tenaga kerja di bidang pertanian dan jasa yaitu : Desa Jatiayu dan Kelor.
2. Kelebihan tenaga kerja di sektor jasa dan perdagangan di Desa Playen dan Desa Bendungan.
3. Kekurangan tenaga kerja di sektor pertanian dan jasa yaitu di Bejiharjo.
4. Kelebihan tenaga kerja, di bidang jasa, dan perdagangan di Desa Bendungan.
5. Kekurangan tenaga kerja di sektor jasa dan perdagangan yaitu : Desa Ngipak dan Ngawis.
6. Belum ada transportasi umum
7. Jasa angkut tinggi • Program peningkatan produksi pendapatan melalui keterpa tenaga kerja dan transportasi.
2
Kekurangan Air
1. Tempat penampungan air belum ada.
2. Belum ada system pengaturan pemeliharan cadangan air.
3. Erosi tinggi.
4. Air hujan belum dimanfaatkan secara optimal.
5. Belum ada alat untuk mengangkat air tanah ke lahan usaha tani karena posisi air lebih rendah dari lahan.
6. Pencurian kayu. • Program pengembangan pemanfaatan dan pemeliharaan air.
• Program konservasi lahan dan tata guna air.
• Program pemberdayaan masayarakat sekitar hutan
Lanjutan
3
Distribusi dan pemanfaatan produk pertanian
1. Konflik petani pangan dan peternak tentang pupuk organic.
2. Tidak mendapat barang dagangan.
3. Belum semua peternak membuat biogas.
4. Terbatasnya populasi ternak.
5. Pola tanam bahan pakan ternak belum teratur.
6. Pengawetan pakan ternak belum bdilakukan.
7. Pengembangan, transfer teknologi dan pemasaran komoditas tanaman pangan. • Program pengembangan teknak terpadu.
• Program pengembangan teknologi dan sitem penyediaan pakan ternak.
4 Distribusi Frekuensi pelayanan fungsi pertanian. 1. Terjadi sentralisasi pelayanan pemberdayaan (PNPM).
2. Terjadi sentralisasi pelayanan koperasi (KUD)
3. Terjadi sentralisasi lembaga Penyuluhan oleh BPP.
4. Terjadi sentralisasi transaksi formal pertanian dan non pertanian.
5. Terjadi sentralisasi pelayanan benih ikan dan tanaman pangan.
6. Terjadi sentralisasi pelayanan hama penyakit dan supervise.
7. Terjadi sentralisasi pelayanan modal usaha oleh pemerintah dan swasta. • Program penumbuhan dan pengembangan kelembagaan pelayanan fungsi di pedesaan.
III. SKENARIO PEMBANGUNAN
A. Arah Kebijakan
Arah kebijakan pembangunan wilayah Di desa logandeng, kecamatan playen, Kabupaten Gunung Kidul, secara umum adalah, Peningkatan kesejahteraan masyarakat, dimana untuk pencapaiannya akan terjabar dalam program-program pembangunan wilayah yang dimulai dari perumusan Visi kemudian dijabarkan dalam Misi, misi di jabarkan dalam agenda pembangunan atau Strategi yang selanjutnya disusun Kebijakan serta perumusan Program untuk kemudian Dilaksanakan.
Arah Pembangunan
1) Pemenuhan kebutuah dasar masyarakatm meliputi : pangan/pertanian, sandang, papan, kesehatan, pendidikan dan keamanan dan ketertiban masyarakat.
2) Pemberdayaan masyarakat, meliputi : peningkatan sumber daya manusia (SDM), peningkatan kapasitas pemerintahan desa, dan penguatan lembaga desa.
3) Penanggulangan pengangguran, meliputi: meningkatkan kualitas SDM masyarakat, dan melaksanakan program kegiatan yang mampu menciptakan lapangan kerja.
4) Pengentasan kemiskinan, dengan program kegiatan yang mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Sasaran Pembangunan.
1) Pendidikan dengan meningkatkan kualitas guru dan kesejahteraannya, sarana dan prasarana pendidikan, lingkungan sekolah yang mendukung, dan kurikulum yang tepat sesuai dengan kondisi wilayah.
2) Kesehatan, dengan peningkatan kapasitas puskesmas, posyandu, dan UKS, dan diharapkan puskesmas mampu melayani rawat inap, rawat jalan dan klinik sehat.
3) Pertanian, dengan pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan darat dan laut, serta pemberdayaan hutan.
4) Infrastruktur, dengan pipanisasi, swadaya mandiri, penampungan air hujan (PAH), droping air, dan manajemen pengolahan air.
5) Dunia usaha, dengan menyiapkan fasilitas jalan, telepon, listrik, air, dan pelayanan prima.
6) Reformasi birokrasi, dengan penataan kelembagaan sesuai kebutuhan daerah, penempatan sumberdaya manusia sesuai dengan kompetensi bidangnya, pengelolaan keuangan dengan anggaran system kinerja, pengawasan dan pembinaan, sera peningkatan pelayanan public.
B. Kebijakan
Sesuai dengan peraturan Daerah No. 1 Tahun 2006 tentang arah kebijakan pemerintah kabupaten Gunung Kidul, ada 7 arah kebijakan yang menjadi prioritas pembangunan. Diantaranya sektor pertanian dalam arti luas, yang dijadikan fondasi utama, bidang pendidikan, kesehatan, reformasi birokrasi, pengembangan dunia usaha, masalah air bersih dan infrastruktur.
Kebijakan merupakan penjabaran strategi yang dipilih untuk mencapai misi, kebijakan untuk pencapaian misi tersebut terkait langsung dengan desa. Kebijakan sebagai penjabaran misi di Kabupaten Gunung Kidul antara lain :
1. Mengembangkan kompetensi dan profesionalisme pegawai melalui diklat dan pengelolaan managemen SDM.
2. Meningkatkan kapasitas birokrasi dan penataan kelembagaan .
3. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan.
4. Mewujudkan lembaga demokrasi yang semakin kokoh.
5. Meningkatkan keterpaduan program-program pembangunan antara desa dengan kecamata dan kabupaten
6. Memanfaatkan teknologi informasi untuk mendukung kinerja pemerintah.
7. Meningkatkan kualitas manajemen desa.
8. Melaksanakan intensifikasi dan ekstensifikasi.
9. Meningkatkan kapasitas pemerintah desa.
10. Mewujudkan desa sebagai pusat pertumbuhan dan pembangunan.
Secara kongkrit kebijakan pembangunan desa Di desa logandeng, tercakup dalam istilah 4 arah dan 6 sasaran sebagai berikut :
4 arah meliputi :
a. Pemenuhan kebutuhan dasar rakyat miskin.
b. Penanganan atau pengurangan pengangguran.
c. Pembardayaan masyarakat.
d. Pengentasan kemiskinan
6 sasaran meliputi :
a. Pengembangan SDM
b. Air
c. Lapangan Pekerjaan
d. Pertanian.
e. Reformasi birokrasi.
f. Infrastruktur.
Sektor pertanian yang menjadi unggulan program, memasuki tahun keempat (2008 – 2009) mulai menunjukan keberhasilannya. Kabupaten Gunung Kidul yang selama ini dikenal dengan gersang dan tandus namun mampu menjadi daerah swasembada pangan, dengan mengalami surplus beras. Pada tahun 2008, produksi beras mencapai 243.845 ton, naik disbanding tahun 2005 yang hanya 175.680 ton.
Di sektor peternakan, selama tahun 2008 mampu memberikan kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Gunung Kidul sebesar Rp. 465 miliar atau lebih dari 50 % APBD 2009. Dari penjualan ternak sapi sebanyak 18 ribu ekor, kambing 25 ribu ekor, ayam 1 juta ekor belum termasuk penjualan daging dan telur de luar daerah. Begitu juga sektor kehutanan dan perkebunan, hingga akhir 2008, luas hutan rakyat yang dikembangkan secara swadaya masyarakat mencapai 30 ribu hektar jauh lebih tinggi dari luas hutan dalam kawasan yang hanya 13 ribu hektar. Dari budidaya hutan rakyat, masyarakat selama 2008 mampu mengirim kayu glondong ke luar daerah mencapai 80 ribu meter kubik dengan nilai lebih dari 400 miliar Rupiah.
Sementara di bidang kelautan dan perikanan, Gunung Kidul yang mempunyai panjang pantai 70 km merupakan peluang cukup besar untuk budidaya perikanan tangkap. Dengan fasilitas dan pendampingan baik dari Departemen Kelautan dan Perikanan RI, produksi ikan sebanyak 609,22 taon, sedangkan tahun 2008 sebanyak 989,95 ton. Begitu juga untuk perikanan budidaya, terutama budidaya ikan kolam pada tahun 2005 hanya 82,30 ton sedangkan untuk tahun 2008 mencapai 610,65.
Keberhasilan bidang pertanian dalam arti luas merupakan kerja keras dari semua pihak, namun bukan berarti keberhasilan tersebut tampa adanya kendala, antara lain pemenuhan pupuk, serta masih kurangnya SDM penyuluh yang professional. Di sektor kesehatan yang menjadi prioritas sejak tahun 2007 Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul sudah mengratiskan masyarakat yang berobat ke Puskesmas.
C. Program
Sebagai upaya untuk pencapaian Kebijakan Pembangunan Wilayah Desa Logandeng, Kecamatan Palyen, Kabupaten Gunung Kidul, maka dibuatlah program-program yang antara lain
MATRIK KERANGKA LOGIS/PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA PENGELOLAAN TATA AIR
Dekripsi Indikator Obyektif Sumber Pembuktian Asumsi
Tujuan:
Ketersediaan air terpenuhi terutama pada musim kemarau Tidak terjadi kekurangan air saat musim tanam Adanya bangunan fisik pengelolaan air (sumur bor, embung) Ketersediaan air terpenuhi
Sasaran:
Lahan pertanian desa Logandeng Tanaman tercukupi air Distribusi air lancar Tanaman tumbuh subur
Hasil kerja:
Bangunan embung, sumur bor Tidak terjadi masalah saat air mengalir Tanaman kecukupan air Penampungan air
Kegiatan mencapai hasil:
Mekanisasi kerja pembuatan embung, sumur bor Prosedur kegiatan, bantuan modal Penyerapan dana, pelaporan kegiatan, dokumentasi Masyarakat sanggup membangun sumur bor, embung
MATRIK KERANGKA LOGIS/PROGRAM PENINGKATAN PENDAPATAN
MELALUI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU DAN PETERNAKAN
Dekripsi Indikator Obyektif Sumber Pembuktian Asumsi
Tujuan:
Pembangunan kesejahteraan masyarakat - Pendapatan meningkat
- Jumlah bibit bertambah Laporan statistik kemajuan pembibitan Pengelolaan secara terpadu
Sasaran:
Peternak sapi kecukupan indukan (pembibitan) Pertambahan indukan Jumlah indukan Pengelolaan secara terpadu
Hasil kerja:
Jumlah bibit meningkat Anakan sapi bertambah Jumlah anakan Pengelolaan secara terpadu
Kegiatan untuk mencapai hasil:
Ada kandang, pakan tercukupi, perawatan, cek kesehatan Bantuan modal Penyerapan dana Masyarakat sanggup pembibitan sapi
MATRIK KERANGKA LOGIS/PROGRAM KONSERVASI TANAH
Dekripsi Indikator Obyektif Sumber Pembuktian Asumsi
Tujuan:
Mengendalikan tata air dalam tanah Lahan sanggup menahan air (porositas terkendali) Uji lapangan Tidak terjadi longsor
Sasaran:
Masyarakat yang ada di daerah sekitar hutan Masyarakat membangun terasering dan penanaman tanaman keras Uji lapangan Tidak terjadi erosi
Hasil-hasil kerja:
Pembuatan terasering, Menanam tanaman penutup tanah (tepi) Terasering dan tanaman keras dokumentasi Lahan mendukung
Kegiatan untuk mencapai hasil:
Mekanisasi pembuatan bangunan teras dan penanaman tanaman penutup tanah Dukungan modal Dokumen, penyerapan dana Masyarakat bersedia membuat tertasering dan menanam tanaman keras
D. Periode Program
Periode program pembangunan wilayah Desa Logandeng, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunung Kidul, dapat dilihat dibawah ini :
1. Usulan Program Peningkatan Produksi Dan Pendapatan Melalui Keterpaduan Tenaga Kerja Dan Transportasi.
Kegiatan Penyuluhan/Intensifikasi di sektor pertanian dengan mengarah ke agribisnis.
Latar belakang Terdapat banyak tenaga kerja di sektor pertanian, jasa dan perdagangan.
Bidang transportasi belum di kembangkan.
Lokasi Area usaha pertanian di Kecamatan Playen.
Tahun Pelaksanaan 2010 s/d 2011
Pelaksana Dinas Pertanian Kabupaten Gunung Kidul.
Sasaran Kelompok tani dan masyarakat pedesaan.
Proses realisasi Penyuluhan bagi kelompok tani.
Tahap pelaksanaan Perbaikan infrastruktur jalan dan izin trayek dan umum pedesaan.
2. Usulan Program Pengembangan Pemanfaatan Dan Pemeliharaan Air.
Kegiatan Pembuatan instalasi/jaringan penampungan dan distribusi air ke lahan usaha tani.
Latar belakang Belum ada jaringan irigasi baik primer, sekunder dan tersier, dan instalasi distribusi kebutuhan air ke lahan usaha tani dan kebutuhan air bersih bagi masyarakat.
Lokasi Area usaha pertanian dan pemukiman masyarakat di Kecamatan Playen.
Tahun Pelaksanaan 2010 s/d 2011
Pelaksana DPU Kabupaten Gunung Kidul.
Sasaran Kelompok tani dan masyarakat pedesaan.
Proses realisasi / tahap pelaksanaan Pembangunan jaringan irigasi dan instalasi air bersih.
3. Usulan Program Konservasi Lahan Dan Tataguna Air.
Kegiatan Penyuluhan/percontohan Konservasi lahan dan pemanfaatan air.
Latar belakang Sering terjadi penebangan liar.
Air belum dimanfaatkan secara optimal dalam usaha pertanian.
Lokasi Areal hutan lindung dan kawasan DAS.
Tahun Pelaksanaan 2010 s/d 2011
Pelaksana Dinas Kehutanan Kabupaten Gunung Kidul.
Sasaran Perdesaan di sekitar kawasan pinggiran hutan.
Proses realisasi / tahap pelaksanaan Penyuluhan bagi kelompok tani/masyarakat.
Pelaksanaan percontohan tentang konservasi lahan.
4. Usulan Program Pemberdayaan Masyarakat Di Sekitar Hutan.
Kegiatan Penyuluhan/percontohan pengelolaan hutan meliputi konservasi, reboisasi dan rehabilitasi hutan.
Latar belakang Belum adanya kesadaran masyarakat tentang perlindungan kawasan hutan.
Masyarakat/petani belum mengelola lahan di sekitar hutan secara efektif dan efisien.
Lokasi Perdesaan di sekitar pinggiran hutan.
Tahun Pelaksanaan 2010 s/d 2011
Pelaksana Dinas Kehutanan Kabupaten Gunung Kidul.
Sasaran Perdesaan di sekitar kawasan pinggiran hutan.
Proses realisasi / tahap pelaksanaan Penyuluhan bagi kelompok tani/masyarakat.
Pelatihan dan percontohan tentang pengelolaan hutan.
5. Usulan Program Pengembangan Ternak Terpadu.
Kegiatan Penyuluhan intensifikasi peternakan.
Latar belakang Peternak dalam usahanya belum intensif.
Belum semua petani memiliki ternak.
Lokasi Desa potensial untuk di kembangkan peternakan.
Tahun Pelaksanaan 2010 s/d 2011
Pelaksana Dinas Peternakan Kabupaten Gunung Kidul.
Sasaran Kelompok tani/petani ternak.
Proses realisasi / tahap pelaksanaan Penyediaan bibit ternak unggul/inseminasi
Pengolahan pakan ternak.
Pengolahan limbah ternak.
Penyuluhan intensifikasi ternak.
6. Usulan Program Pengembangan Teknologi Dan Sistem Penyediaan Pakan Ternak.
Kegiatan Penyuluhan tentang pembuatan pakan ternak dan silase dan hijau makan ternak.
Latar belakang Banyak pakan ternak dari limbah pertanian belum diolah.
Terjadi kekurangan pakan bila musim kemarau.
Lokasi Desa yang berpotensi.
Tahun Pelaksanaan 2010 s/d 2011
Pelaksana Dinas Peternakan Kabupaten Gunung Kidul.
Sasaran Petani Ternak.
Proses realisasi / tahap pelaksanaan Penyuluhan dan pembuatan pakan.
7. Usulan Program Penumbuhan Dan Pengembangan Kelembagaan Pelayanan Fungsi Di Pedesaan.
Kegiatan Menginventalisir fungsi pelayanan yang ada.
Latar belakang Fungsi pelayanan tersentralisasi.
Belum semua fungsi pelayanan melayani pedesaan.
Lokasi Kecamatan Playen Kabupaten Gunung Kidul.
Tahun Pelaksanaan 2010 s/d 2011
Pelaksana PEMDA Kabupaten Gunung Kidul.
Sasaran Desa yang ada di Kecamatan Playen.
Proses realisasi / tahap pelaksanaan Pengembangan fungsi pelayanan.
Menambah personil lembaga pelayanan.
IV. PENUTUP
A. Saran dan Rekomendasi
Agar pembangunan bisa berjalan dengan baik maka pemerintah daerah perlu memberikan rekomendasi pembangunan pada daerah tersebut, sehingga perencanaan pembangunan wilayah pedesaan, di Desa Logandeng Kecamatan Playen, Kabupaten Gunung Kidul, dengan adanya potensi dan daya dukung lahan, maka pembuatan rencana pembangunan agar dilakukan berdasarkan potensi daerah yang bersangkutan sehingga hasil pembangunan nantinya bisa berguna bagi masyarakat.
B. Harapan
Semoga perencanaan yang telah disusun menjadi acuan untuk bahan pertimbangan pembangunan pedesaan, kususnya di Desa Logandeng, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunung Kidul. Sehingga menjadi Desa yang berkembang dan menjadi desa yang bersih, reponsif serta terwujudnya masyarakat mandiri dan kompetitif.
|