Sunni: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
k Suntingan Bombman dikembalikan ke versi terakhir oleh Aday |
||
Baris 1:
{{Islam}}
'''Ahl al-Sunnah wa al-Jama'ah''' atau '''Ahlus-Sunnah wal Jama'ah''' ([[Bahasa Arab]]: '''أهل السنة والجماعة''') (Aswaja) atau lebih sering disingkat '''Ahlul-Sunnah''' ([[bahasa Arab]]: أهل السنة) atau '''Sunni'''. Pada awalnya merupakan gabungan golongan yang berasal dari '''''Sunnah''''' (para netralis politik di Madinah) dan '''''Jama'ah''''' (para pendukung [[Muawiyah bin Abu Sufyan|Muawiyah]]).<ref name="Makalah">Makalah [[Nurcholish Madjid|Dr. Nurcholish Madjid]] pada Seminar Sehari Sunnah Syi'ah, diselenggarakan oleh Korps Mahasiswa Penghafal dan Pengkaji Al-Qur'an (KOMPPAQ) Keluarga Jawa Barat di Jakarta, bertempat di Wisma Sejahtera, IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tanggal 8 September 1987, yang kemudian dijadikan kata pengantar dalam buku '''''Awal dan Sejarah Perkembangan Islam: Dari Saqifah sampai Imamah''''', oleh ''Sayyid Husain M. Jafri'', Pustaka Hidayah, [[Bandung]]: [[1995]]</ref> Sekitar 90% umat Muslim sedunia merupakan kaum Sunni, dan ±10% menganut aliran [[Syi'ah]]
==Sejarah==
===Fitnah di tubuh Islam===
====Fitnah masa khalifah ke-3====
Pada masa kekhalifahan ke-3, [[Utsman bin Affan]], terjadi fitnah yang cukup serius di tubuh Islam pada saat itu, yang mengakibatkan terbunuhnya [[Khalifah]] [[Utsman bin Affan|Utsman]]. Pembunuhnya ialah suatu rombongan delegasi dari [[Mesir]] yang hendak menyampaikan keluhan dan protes mereka atas tindakan-tindakan Khalifah yang mereka anggap tidak adil, khususnya praktek nepotismenya yang hanya mementingkan [[Bani Umayyah]]. Kemudian masyarakat banyak saat itu, terutama disponsori oleh para bekas pelaku pembunuhan terhadap [[Utsman bin Affan|Utsman]], membai'at [[Ali bin Abi Thalib]] untuk menjadi khalifah, walaupun awal mulanya [[Ali bin Abi Thalib|Ali]] menolak, tetapi karena desakan masyarakat serta tidak adanya pimpinan yang dapat diterima pada saat itu, akhirnya [[Ali bin Abi Thalib]] menerima bai'at tersebut.<ref name="Makalah"/>
====Fitnah masa khalifah ke-4====
Segera setelah bai'at Khalifah [[Ali bin Abi Thalib|Ali]] mengalami kesulitan bertubi-tubi, pertama berasal dari janda [[Rasulullah]], [[Aisyah binti Abu Bakar|Aisyah]], yang bersama dengan [[Thalhah bin Ubaidillah|Thalhah]] dan [[Zubair bin Awwam|Zubair]] melancarkan pemberontakan dan perang yang kemudian disebut dengan [[Perang Jamal]] atau [[Perang Unta]]. Dan kemudian pemberontakan yang dilakukan oleh [[Muawiyah bin Abu Sufyan|Muawiyah]] yang diangkat oleh [[Utsman bin Affan|Utsman]] sebagai Gubernur di Syam, mengakibatkan terjadinya [[Perang Shiffin]]. Dimana walaupun secara militer Ali menang, tetapi secara diplomatik Ali kalah. Kemudian terjadi perpecahan di pihak Ali, dimana terjadi pembelotan oleh Golongan [[Khawarij]] (Pembelot). Sedangkan golongan yang mengikuti Ali disebut [[Syi'ah|Syi'ah Ali]] (pengikut Ali).<ref name="Makalah"/>
===Tahun Jama'ah===
Kaum [[Khawarij]] ingin mengembalikan masalah kekhalifahan kepada rakyat banyak, melalui pemilihan. Tapi terhalang oleh [[Ali bin Abi Thalib|Ali]] dan [[Muawiyah bin Abu Sufyan|Muawiyah]], sehingga mereka merencanakan untuk membunuh keduanya. Ibnu Muljam dari [[Khawarij]] berhasil membunuh Khalifah [[Ali bin Abi Thalib|Ali]] pada saat khalifah mengimami shalat subuh di [[Kufah]], tapi tidak terhadap Muawiyah karena dijaga ketat. Bahkan Muawiyah berhasil mengkonsolidasikan diri dan umat Islam, berkat kecakapan politik dan ketegaran kepemimpinannya. Karena trauma oleh berbagai pertumpahan darah, kaum muslim secara pragmatis dan realistis mendukung kekuasaan ''de facto'' [[Muawiyah bin Abu Sufyan|Muawiyah]]. Maka tahun itu, tahun 41 [[Hijriyah]], secara khusus disebut '''tahun persatuan''' ('''am al-jama'ah'').<ref name="Makalah"/>
===Sunnah Madinah===
Berbagai pertumpahan darah tersebut kemudian menjadi trauma yang menjurus kepada sikap netral dalam beragama, khususnya bagi warga [[Madinah]], yang dipelopori oleh [[Abdullah bin Umar]]. Mereka mendalami agama berdasarkan Al-Qur'an, dan memperhatikan serta ingin mempertahankan tradisi (Sunnah) pendudukan Madinah. Tradisi kota Nabi itu dipandang sebagai kelanjutan langsung tradisi yang tumbuh pada zaman Nabi. Kaum netralis ini ditenggang oleh penguasa [[Bani Umayyah]], meskipun mereka juga sering melakukan oposisi moral dengan rezim [[Damaskus]]. Maka terjadi proses penggabungan dan penyatuan golongan '''Jama'ah''' (para pendukung Muawiyah) dan golongan '''Sunnah''' (para netralis politik di Madinah), yang kelak melahirkan Golongan Sunnah dan Jama'ah (''Ahl al-Sunnah wa al-Jama'ah''). Mereka tumbuh dengan doktrin-doktrin tersendiri (berbeda dengan yang lain seperti Khawarij dan Syi'ah) yang berkembang selama beberapa abad, sampai tuntasnya masalah pembukuan hadis sebagai wujud nyata Sunnah pada sekitar akhir abad ke-3 hijriyah. Saat itu, lengkap sudah kodifikasi hadis dan menghasilkan '''al-Kutub al-Sittah''' (Buku Yang Enam) yakni oleh [[Bukhari|al-Bukhari]] (w. 256 H), [[Imam Muslim|Muslim]] (w. 261 H), [[Ibnu Majah]] (w. 273 H), [[Abu Dawud]] (w. 275), [[Imam Turmudzi|al-Turmudzi]] (w. 279 H), dan [[Imam Nasa'i|al-Nasa'i]] (w. 303 H).<ref name="Makalah"/>
===Perkembangannya kemudian===
Ahlus-Sunnah pada masa kekuasaan Bani Umayyah masih dalam keadaan mencari bentuk, hal ini dapat dilihat dengan perkembangan empat mazhab yang ada di tubuh Sunni. Abu Hanifah, pendiri Mazhab Hanafi, hidup pada masa perkembangan awal kekuasaan Bani Abbasiyah.
{{sect-stub}}
==Mazhab / aliran Fikih==
Terdapat empat mazhab yang paling banyak diikuti oleh Muslim Sunni. Di dalam keyakinan sunni empat mazhab yang mereka miliki valid untuk diikuti, perbedaan yang ada pada setiap mazhab tidak bersifat fundamental.
===Hanafi===
{{utama|Mazhab Hanafi}}
Didirikan oleh [[Imam Abu Hanifah]], Mazhab Hanafi adalah yang paling dominan di dunia Islam (sekitar 45%), penganutnya banyak terdapat di [[Asia]] Selatan ([[Pakistan]], [[India]], [[Bangladesh]], [[Sri Lanka]], dan [[Maladewa]]), [[Mesir]] bagian Utara, separuh [[Irak]], [[Syria]], [[Libanon]] dan [[Palestina]] (campuran Syafi'i dan Hanafi), Kaukasia ([[Chechnya]], [[Dagestan]]).
===Maliki===
{{utama|Mazhab Maliki}}
Didirikan oleh [[Imam Malik]], diikuti oleh sekitar 25% muslim di seluruh dunia. Mazhab ini dominan di negara-negara [[Afrika]] Barat dan Utara. Mazhab ini memiliki keunikan dengan menyodorkan tatacara hidup penduduk madinah sebagai sumber hukum karena Nabi [[Muhammad]] [[hijrah]], hidup dan meninggal di sana dan terkadang kedudukannya dianggap lebih tinggi dari [[hadits]].
===Syafi'i===
{{utama|Mazhab Syafi'i}}
Dinisbatkan kepada [[Imam Syafi'i]] memiliki penganut sekitar 15% muslim di dunia. Pengikutnya tersebar di [[Turki]], [[Irak]], [[Syria]], [[Iran]], [[Mesir]], [[Somalia]], [[Yaman]], [[Indonesia]], [[Thailand]], [[Singapura]], [[Filipina]], [[Sri Lanka]] dan menjadi mazhab resmi negara [[Malaysia]] dan [[Brunei]].
===Hambali===
{{utama|Mazhab Hambali}}
Dimulai oleh para murid [[Imam Ahmad bin Hambal]]. Mazhab ini diikuti oleh sekitar 5% muslim di dunia dan dominan di daerah [[semenanjung Arab]]. Mazhab ini merupakan mazhab yang saat ini dianut di [[Saudi Arabia]].
==Tradisi keagamaan==
{{sect-stub}}
==Pandangan Sunni mengenai Hadits==
{{sect-stub}}
==Referensi==
<references/>
==Lihat juga==
*[[Ahlus Sunnah wal Jama'ah menurut Salafi]]
==Pranala luar==
{{rintisan}}
[[Kategori:Sunni]]
[[Kategori:Islam]]
[[ar:أهل السنة و الجماعة]]
[[ca:Sunnita]]
[[cs:Sunnité]]
[[da:Sunni-islam]]
[[de:Sunniten]]
[[en:Sunni Islam]]
[[eo:Sunaismo]]
[[es:Sunismo]]
[[et:Sunniidid]]
[[fa:سنی]]
[[fi:Sunnalaisuus]]
[[fr:Sunnisme]]
[[gl:Sunita]]
[[he:סונה]]
[[is:Súnní]]
[[it:Sunnismo]]
[[ja:スンナ派]]
[[ko:수니파]]
[[lt:Sunitai]]
[[ms:Sunah Waljamaah]]
[[nl:Soennisme]]
[[nn:Sunniislam]]
[[no:Sunniislam]]
[[pl:Sunnici]]
[[pt:Islão Sunita]]
[[ru:Сунниты]]
[[tl:Sunni Islam]]
[[ur:سنی]]
[[zh:遜尼派]]
|