Babad Arya Tabanan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Alittresna (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 400:
 
[[Kategori:Babad]]
 
Inilah fakta bahwa Arya Kenceng Tegeh Kori sangat beda dengan Arya Tegeh Kuri ( Yang sentananya mengaku-ngaku sentana Arya Kenceng Tegeh Kori )
 
ARYA BENCULUK (Kisah ini sering diceriterakan di dalam pementasan Topeng) Salah satu arya yang ikut ke Bali, ketika Majapahit menyerang pulau Bali pada tahun 1343 M yang dipimpin oleh Patih Gajah Mada yang ketika itu di Bali dengan rajanya Gajah Wahana (Tapohulung) yang bergelar Sri Antasura Ratnabumi Banten, beliau adalah Arya Benculuk yang pada akhirnya ditempatkan di Desa Tangkas Klungkung oleh Patih Gajah Mada bersama dengan Arya Kanuruhan. Arya Benculuk memiliki seorang putra yang bernama Kyai Tangkas, beliaulah yang akhirnya berpindah ke Desa Tonja Badung dengan membuat puri yang indah.
 
Pada suatu ketika, Dalem Ketut Ngelesir (Sri Semara Kepakisan) punya masalah dengan Abdi nya yang bernama I Lokong Jaya yang bertempat tinggal di Desa Kaliungu, Dalem akhirnya mengutus Abdi tersebut untuk membawa surat kepada Kyai Tangkas yaitu putra dari Arya Benculuk yang tinggal di Desa Tonja dengan pangkat Demung. Dalam perjalanan Abdi tersebut bertemu dengan Raja Penataran yang akhirnya bertanya kepada Abdi tersebut “hendak kemana dan apa yang dibawa”, Abdi tersebut menjawab “hamba membawa surat yang tidak diperkenankan membuka oleh Dalem”, namun raja tersebut memintanya, ketika sudah tahu isinya bahwa surat tersebut berbunyi “bunuhlah orang yang menyerahkan surat ini”, maka raja tersebut kembali menyerahkan kepada Abdi Dalem supaya dilanjutkan perjalanannya menuju Desa Tonja, namun raja tersebut memberikan dua ekor ayam hendak dibawa serta, setelah sampai di Desa Tonja Abdi tersebut bertemu dengan I Gusti Bagus Anom yang merupakan putra dari Kyai Tangkas, di sana pulalah I Gusti Bagus Anom menanyakan ayam yang dibawa hendak diberikan kepada siapa, di sana Abdi tersebut mengatakan ayam tersebut untuk Tuanku, mulailah I Gusti Bagus Anom bermain sabung ayam dengan Abdi tersebut, setelah senja I Gusti Bagus Anom bertanya “hendak kemanakah paman selanjutnya?” Maka Abdi tersebut berkata “hamba hendak menghaturkan surat kepada Ayahanda Tuanku”. I Gusti Bagus Anom akhirnya menyuruh Abdi tersebut untuk pulang dan surat tersebut hendak diserahkan sendiri oleh beliau kepada ayahandanya, maka dari itu setelah surat itu diserahkan kaget pulalah Kyai Tangkas dan segera membunuh anaknya sendiri.
 
Setelah anaknya terbunuh Kyai Tangkas akhirnya malas menghadap Dalem Sri Semara Kepakisan ke Gelgel, sampai pada suatu persidangan Kyai Tangkas melalui seorang Utusan Dalem hendaknya menghadap ke Gelgel di sana Dalem akhirnya bersabda” Hai Kyai Tangkas hanya membunuh seorang Abdi saja tidak bisa, Kyai Tangkaspun akhirnya menyembah dan berkata bahwa yang dibunuh adalah I Gusti Bagus Anom anaknya sendiri. Dalem akhirnya terkejut mendengarnya, maka Dalem akhirnya memberikan putra laki-lakinya kepada Kyai Tangkas untuk diasuh, namun ketika persidangan Putra tersebut melarikan diri dan naik dari arah belakang serta meraba kepala ayahnya (Sri Semara Kepakisan), maka dari itu Dalem akhirnya marah, memang sudah kehendak Dewata dulunya putra tersebut kepalanya dapat ditutup oleh Sri Magada Nata raja Tabanan yang merupakan paman sendiri. Oleh karena itu putra Dalem Sri Semara Kepakisan tersebut akhirnya diserahkan kepada Kyai Tangkas untuk diangkat anak karena mengingat Kyai Tangkas tidak memiliki putra lagi, sehingga turun-temurun akhirnya disebut BENCULUK TEGEH KURI yang tinggal di Desa Tonja Badung. ………. dan seterusnya.