Kabupaten Katingan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib) k →Sejarah |
|||
Baris 28:
Menurut Hikayat Banjar, wilayah Kabupaten Katingan sudah termasuk ke dalam daerah kekuasaan kerajaan Banjar-Hindu (Negara Dipa) sejak pemerintahan Lambung Mangkurat dengan wilayah kekuasaannya perbatasan paling barat berada di Tanjung Puting. Wilayah ini ketika itu terdiri atas dua sakai (daerah), yaitu Mendawai dan Katingan yang masing-masing memiliki ketua daerah sendiri-sendiri yang disebut [[Menteri Sakai]], kemudian pada abad ke-17 di masa kekuasaan Sultan Banjar IV, Marhum Panembahan (Raja Maruhum), wilayah Mendawai-Katingan merupakan salah satu daerah yang diberikan kepada puteranya Pangeran Dipati Anta-Kasuma yang kemudian menjadi adipati/raja Kotawaringin menggantikan mertuanya Dipati Ngganding yang wilayah kekuasaannya meliputi Kalimantan Tengah saat ini.
Menurut laporan Radermacher, kepala daerah Mnedawai/Katingan pada tahun 1780 adalah Kyai Ingabei Suradi Raya.<ref>[http://books.google.co.id/books?id=fHhNAAAAYAAJ&dq=laut%20pulo&pg=RA1-PA98#v=onepage&q=laut%20pulo&f=true {{en}} The New American Encyclopaedia: ''a popular dictionary of general knowledge'', Volume 2, D. Appleton, 1865]</ref> Pada tanggal 13 Agustus 1787, wilayah Kabupaten Katingan sudah diserahkan Sultan [[Tahmidullah II]] kepada VOC Belanda, kemudian daerah ini berkembang menjadi sebuah Distrik. Menurut Staatsblad van Nederlandisch Indië tahun 1849,
== Wilayah ==
|