Komunisme: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rendicahya (bicara | kontrib)
Rendicahya (bicara | kontrib)
Baris 27:
{{taknetral}}
{{takakurat}}
Komunisme di Indonesia memiliki sejarah yang kelam, kelahirannya di Indonesia tak jauh dengan hadirnya para orang-orang buangan dari [[Belanda]] ke [[Indonesia]] dan mahasiswa-mahasiswa jebolannya yang beraliran kiri. Mereka diantaranya [[Henk Sneevliet|Sneevliet]], [[Bregsma]], dan [[Tan Malaka]] (yang terahir masuk setelah SI Semarang sudah terbentuk). Alasan kaum pribumi yang mengikuti aliran tersebut dikarenakan tindakan-tindakanyatindakannya yang melawan kaum kapitalis dan pemerintahan, selain itu iming-iming propaganda PKI juga menarik perhatian mereka. Gerakan Komunis di Indonesia diawali di [[Surabaya]], yakni di dalam diskusi intern para pekerja buruh kereta api Surabaya yang dikenal dengan nama [[VSTP]]. Awalnya VSTP hanya berisikan anggota orang [[Eropa]] dan Indo Eropa. saja, namun setelah berkembangnya waktu, kaum pribumi pun ikut di dalamnya. Salah satu anggota yang menjadi besar adalah [[Semaoen]] kemudian menjadi ketua SI Semarang. Komunisme Indonesia mulai aktif di [[Semarang]], atau sering disebut dengan Kota Merah setelah menjadi basis PKI di era tersebut. Hadirnya ISDV dan masuknya para pribumi berhaluan kiri ke dalam SI ([[Sarekat Islam]]) menjadikan komunis sebagian cabangnya karena hak otonomi yang diciptakan Pemerintah Hindia Belanda atas organisasi lepas menjadi salah satu ancaman bagi pemerintah. ISDV menjadi salah satu organisasi yang bertanggung jawab atas banyaknya pemogokan buruh di [[Jawa]]. Konflik dengan SI pusat di [[Yogyakarta]] membuat personil organisasi ini keluar dari keanggotaan SI, setelah disiplin partai atas usulan [[Haji Agus Salim]] disahkan oleh pusat SI. Namun ISDV yang berganti nama menjadi [[PKI]] semakin kuat saja dan diantara pemimpin mereka dibuang keluar [[Hindia Belanda]]. Kehancuran PKI fase awal ini bermula dengan adanya [[Persetujuan Prambanan]] yang memutuskan akan ada pemberontakan besar-besaran di seluruh Hindia Belanda. [[Tan Malaka]] yang tidak setuju karena komunisme di Indonesia kurang kuat mencoba menghentikannya. Namun para tokoh PKI tidak mau menggubris usulan itu kecuali mereka yang ada di pihak Tan Malaka. Pemberontakan itu terjadi pada tahun [[1926]]-[[1927]] yang berakhir dengan kehancuran PKI dengan mudah oleh pemerintah Hindia Belanda. Para tokoh PKI menganggap kegagalan itu karena Tan Malaka mencoba menghentikan pemberontakan dan mempengaruhi cabang PKI untuk melakukanyamelakukannya.
 
Gerakan PKI lahir pula pada masa [[Indonesia: Era 1945-1949|Perang Kemerdekaan Indonesia]] yang diawali oleh kedatangan [[Muso]] secara misterius dari [[Uni Sovyet]] ke Negara Republik (Saat itu masih beribu kota di Yogyakarta). Sama seperti [[Soekarno]] dan tokoh pergerakan lain, Muso berpidato dengan lantang di Yogyakarta dengan kepercayaanyakepercayaannya yang murni komunisme. Disana ia juga mendidik calon-calon pemimpin PKI seperti [[D.N. Aidit]]. Musso dan pendukungnya kemudian menuju ke [[Madiun]]. Disana ia dikabarkan mendirikan Negara Indonesia sendiri yang berhalauan komunis. Gerakan ini didukung oleh salah satu menteri Soekarno, [[Amir Syarifuddin]] yang tidak jelas ideologinya. Divisi Siliwangi akhirnya maju dan mengakhiri pemberontakan Muso ini. Beberapa ilmuwan percaya bahwa ini adalah konflik intern antarmiliter Indonesia pada waktu itu.
 
Pasca [[Indonesia: Era 1945-1949|Perang Kemerdekaan Indonesia]] tersebut PKI menyusun kekuatannya kembali. Didukung oleh [[Soekarno]] yang ingin menyatukan semua aspek masyarakat Indonesia saat itu, dimana antar ideologi menjadi musuh masing-masing, PKI menjadi salah satu kekuatan baru dalam politik Indonesia. Permusuhan itu tidak hanya terjadi di tingkat atas saja, melainkan juga di tingkat bawah dimana tingkat [[anarkisme]] banyak terjadi antara tuan tanah dan para kaum rendahan. Namun Soekarno menjurus ke kiri dan menganak-emaskan PKI. Akhirnya konflik dimana-mana terjadi. Ada suatu teori bahwa PKI dan militer yang bermusuhan akan melakukan [[kudeta]]. Yakni PKI yang mengusulkan Angkatan Perang Ke 5 (setelah AURI, ALRI, ADRI dan Kepolisian) dan isu penyergapan TNI atas Presiden Soekarno saat ulang tahun TNI. Munculah kecurigaan antara satu dengan yang lain. Akhirnya dipercaya menjadi sebuah insiden yang sering dinamakan [[Gerakan 30 September]].