Ludwig Ingwer Nommensen: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 14:
Karena kehadiran para misionaris tidak disetujui oleh sebagian raja, terutama oleh mereka yang berpihak pada Si Singamangaraja XII maka pada Januari 1878 [[Singamangaraja]] sebagai raja yang memiliki kedaulatan atas Silindung memberi ultimatum kepada para zendeling RMG untuk segera meninggalkan Silindung. Pada akhir Januari Nommensen meminta kepada pemerintah kolonial Belanda untuk mengirim tentara untuk segera manaklukkan Tanah Batak yang pada saat itu masih merdeka. Awal 1978 pasukan pertama di bawah pimpinan Kapten Scheltens bersama dengan Kontrolir Hoevel menuju Pearaja dan disambut oleh Nommensen. Antara Februari hingga Maret 380 pasukan tambahan dan 100 narapidana didatangkan dari Sibolga. April 1878 ekspedisi militer untuk menumpaskan pasukan Singamangaraja dimulai. Penginjil Nommensen dan Simoneit mendampingi pasukan Belanda selama ekspedisi militer yang menjadi terkenal sebagai Perang Toba Pertama. Atas jasa membantu pemerintah Belanda maka pada 27 Desember 1878 Nommensen dan Simoneit menerima surat penghargaan dari pemerintah Belanda, ditambah uang tunai sebanyak 1000 Gulden. <ref> Kozok, Uli, "Utusan Damai di Kemelut Perang. Peran Zending dalam Perang Toba berdasarkan Laporan L.I. Nommensen dan Penginjil RMG lain" Yayasan Pustaka Obor, École française d’Extrême-Orient. Pusat Studi Sejarah dan Ilmu-Ilmu Sosial, Unimed, Sekolah Tinggi Teologi. Jakarta 2010. ISBN 9789794617762</ref>
Setelah Silindung dan Toba ditaklukkan dalam Perang Toba Pertama Batakmission mengalami kemajuan dengan pesat. Pada tahun 1881 Nommensen memindahkan tempat tinggalnya ke kampung [[Sigumpar]], dan ia tinggal di sini sampai akhir hayatnya. Pada tahun kematiannya Batakmission (cikal bakal [[Huria Kristen Batak Protestant (HKBP)]] jumlah orang Batak yang dibaptis telah mencapai 180.000 orang.
|