Rumah Sakit Dirgahayu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
+foto
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-merubah +mengubah)
Baris 14:
Gagasan kemudian dipercayakan kepada Suster MASF. Pada tanggal [[4 Mei]] [[1963]] berdirilah Balai Pengobatan "Keluarga Sutji", di kompleks Keuskupan, Kampung Jawa, Samarinda. Balai Pengobatan ini merupakan tonggak awal pembangunan dan pengembangan karya kesehatan Katolik dalam bentuk rumah sakit dan sekolah perawat di Samarinda.
 
Didorong meningkatnya kebutuhan akan pelayanan maka pada tanggal [[26 Desember]] [[1964]] di buka sebuah Rumah Sakit Bersalin "Keluarga Suci Sumber Cinta Kasih" di dalam kompleks Keuskupan Samarinda. Sebagai dokter pengawas pada saat itu adalah dr. Oey Thian Tjay. Pada tanggal [[3 Mei]] [[1971]], para pengelola, pihak-pihak yang terkait dengan rumah sakit Bersalin "Keluarga Sutji Sumber Cinta Kasih”, merubahmengubah namanya menjadi Rumah Sakit Bersalin "Dirgahayu". Kata “Dirgahayu” merupakan ide dan jasa Alm. Mgr. Yulius Aloysius Husin MSF (Uskup [[Keuskupan Palangkaraya]]), bersama dengan beberapa orang lain, antara lain, P. GA. Bong MSF dan P. FX. Huvang Hurang MSF. Kata "Dirgahayu" ini merupakan sebuah kata yang popular dan mudah diingat. kata ini mengungapkan harapan akan keselamatan dan kesembuhan bagi orang yang datang ke Rumah Sakit, dan juga mengungkapkan tekad untuk melayani dengan cinta kasih semua orang tanpa kecuali.
 
Kegiatan di rumah sakit Dirgahayu semakin mengalami perkembangan yang cukup berarti. Tuntutan yang ada semakin berkembang. Kondisi ini menuntut ada suatu pengelola khusus yang akan membawa Rumah Sakit Bersalin Dirgahayu ke arah yang stabil, concern dan inovatif. Menyadari hal tersebut, maka dibentuk suatu badan yang khusus mengelola karya kesehatan Keuskupan Samarinda yaitu YAYASAN SETIA BUDI pada tanggal [[26 Desember]] [[1974]]. Dengan demikian RS. Bersalin Dirgahayu secara langsung berada di bawah naungan Yayasan tersebut.