Diselamatkan oleh anugerah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
PT03Artasari (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
PT03Artasari (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 40:
 
== Pandangan Semi Pelagianus==
Meskipun Pelagius mendapat penolakan dari Agustinus, tetapi ada juga orang-orang yang meyakini pemikiran Pelagius meskipun tidak semua sekitarnya diterima.
<ref name="Lohse">Lohse, Benhard. 1990. '' Pengantar Sejarah Dogma Kristen ''. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 157-163, teks tambahan</ref> Pada zaman modern, orang tersebut dianggap sebagai kelompok yang menganut semi pelagianisme.<ref name="Lohse">157-163</ref> Tokoh yang penting dalam semi pelagianisme adalah Yohanes Cassian dan Vincent dari Lerins.<ref name="Lohse">157-163</ref> Paham ini mengajarkan bahwa walaupun manusia sakit, manusia masih bisa berbuat baik tetapi ia membutuhkan bantuan Allah.<ref name="Sudarmo">64</ref> Komunitas semi Pelagius menganut setengah ajaran Agustinus dan setengah ajaran Pelagius.<ref name="Lohse">157-163</ref> Komunitas semi pelagianisme sependapat dengan Agustinus mengenai dosa warisan.<ref name="Lohse">157-163</ref> Meskipun demikian, komunitas ini menolak pandangan Agustinus mengenai dosa dan anugerah.<ref name="Lohse">157-163</ref> Komunitas ini menolak pandangan mengenai keterikatan kehendak secara penuh mengenai pekerjaan dari kuasa anugerah yang tidak tertahankan dan mengenai predestinasi.<ref name="Lohse">157-163</ref> Cassian mengatakan bahwa kehendak bebas yang terdapat pada manusia tidak dihapuskan semuanya.<ref name="Lohse">157-163</ref> Dosa Adam memang diwariskan kepada generasi berikutnya dalam pengertian seperti seseorang mewariskan kesakitan sebagai akibatnya kehendak bebas menjadi lemah.<ref name="Lohse">157-163</ref> Allah memberikan kepada manusia sebagai permulaan dari kehendak yang bijak.<ref name="Lohse">157-163</ref> Cassian menilai pandangan Agustinus bahwa konsep anugerah tidaklah mesti mendahului kehendak bebas.<ref name="Lohse">157-163</ref> Oleh karena manusia tetap mempunyai kehendak bebas, meskipun kehendak itu dilemahkan akibat dosa.<ref name="Lohse">157-163</ref> Cassian mengatakan bahwa kehendak bebas memiliki inisiatif pertama untuk datang kepada Allah.<ref name="Lohse">157-163</ref> Kehendak manusia bebas memilih untuk menghargai atau pun menolak anugerah Allah.<ref name="Lohse">157-163</ref> Dengan kata lain, Cassian ingin mengatakan bahwa anugerah Allah dan kehendak bebas manusia haruslah bekerja sama.<ref name="Lohse">157-163</ref> Selain Cassian, ada juga Vincent yang menolak pandangan Agustinus.<ref name="Lohse">157-163</ref> Vincent menilai pandangan Agustinus melalui konsep tradisi dengan berkata, "iman yang telah dipercayai di mana-mana.<ref name="Lohse">157-163</ref> Hal itulah yang benar dan katolik, sebagaimana nama itu sendiri dan alasan dari sesuatu menjelaskan dan mencakup segala universalitas".<ref name="Lohse">157-163</ref> {{Inuse/13 Maret 2011}}
 
Komunitas semi Pelagianisme mengajarkan dan menjanjikan bahwa di dalam lingkungan persekutuan mereka terdapat anugerah Allah yang bersifat pribadi, yang besar, khusus, tanpa bekerja, tanpa upaya, bahkan walaupun mereka tidak memintanya maka orang akan mendapat dispensasi dari Allah berupa pemeliharaan melalui perlindungan para malaikat.<ref name="Lohse">157-163</ref> Komunitas ini mengakui keputusan Caesarius dari Arles bahwa melalui dosa Adam, maka ia dan cucu-cucunya mengalami kerusakan jiwa dan tubuh.<ref name="Lohse">157-163</ref> Dosa dan kematian berasal dari ketidaktaatan Adam atas perintah Allah.<ref name="Lohse">157-163</ref> Sebagai akibatnya, kehendak bebas manusia dilemahkan begitu rupa, sehingga tidak mungkin lagi atas inisiatif sendiri seseorang dapat mengasihi dan percaya kepada Allah sebagaimana seharusnya.<ref name="Lohse">157-163</ref> Melalui dirinya sendiri, manusia tidak dapat memperoleh anugerah Allah.<ref name="Lohse">157-163</ref> Anugerah melaksanakan iman dan kehendak ke arah kemurnian.<ref name="Lohse">157-163</ref> Dalam konteks ini "anugerah" mengacu pada infusi Roh Kudus dan Karya-Nya.<ref name="Lohse">157-163</ref> Kehendak disediakan oleh Tuhan.<ref name="Lohse">157-163</ref> Iman menjadikan manusia mengiakan pemberitaan Injili.<ref name="Lohse">157-163</ref> Iman menggerakkan hati manusia untuk datang pada baptisan yang memulihkan kehendak bebas.<ref name="Lohse">157-163</ref> Orang yang dibaptis juga berada dalam situasi membutuhkan bantuan yang terus menerus dari anugerah Ilahi.<ref name="Lohse">157-163</ref> Tanpa bantuan ini orang yang dibaptis tidak dapat bertekun dalam jalan-jalan yang baik atau mencapai akhir yang dikehendaki.<ref name="Lohse">157-163</ref> {{Inuse/13 Maret 2011}}
 
== Pandangan Pada Abad Pertengahan ==
Pada abad pertengahan, anugerah dipandang sebagai suatu substansi adikodrati yang dicurahkan oleh Allah ke dalam jiwa manusia.<ref name="McGrath">Alister E McGrath. 1997.'' Sejarah Pemikiran Reformasi ‘’.Jakarta:BPK Gunung mulia ''. 113, teks tambahan.</ref> Manusia membutuhkan anugerah karena adanya jurang pemisah dan tak terjembatani antara Allah dan manusia.<ref name="McGrath">113</ref> Tidak ada jalan lain bagi manusia untuk mencapai Allah karena adanya jurang tersebut.<ref name="McGrath">113</ref> Jurang pemisah antara Allah dan manusia dapat terjembatani bila ada sesuatu yang layak dan mampu membuat manusia diterima oleh Allah. <ref name="McGrath">113</ref> Hal yang mampu menjembatani Allah dan manusia itu adalah anugerah.<ref name="McGrath">113</ref> {{Inuse/13 Maret 2011}}