James Hal Cone: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
PT26Hendra (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
PT26Hendra (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 44:
Cone menegaskan bahwa Yesus Kristus harus diakui berdasarkan keberadaan-Nya kini, dalam masa lampau dan dalam waktu yang akan datang. “Kita baru dapat memahami riwayat hidup Yesus di masa lampau dan arti keselamatan-Nya (soteriologis), jika hidup-Nya di masa lampau dikaitkan secara logis dan teratur (dialektis) dengan kehadiran-Nya di masa kini dan kedatangan-Nya di masa yang akan datang”. Dalam menganalisa hidup Yesus di masa lampau, kita tidak dapat menyangkal nilai soteriologis-Nya di masa kini sebagai Tuhan dari pergumulan kita sekarang.<ref name="Wessel"/> Pandangan terhadap masa depan Kristus, yang menerobos kehidupan mereka sebagai budak, mengubah pandangan mereka terhadap masa depan mereka sendiri.<ref name="Wessel"/> Para teolog kulit hitam harus dapat membuktikan, bahwa sifat hitam Yesus bukan hanya bakat psikologis dari orang kulit hitam, tetapi berasal dari penelitian yang dapat dipercaya, dari sumber-sumber yang menyoroti riwayat hidup Yesus di masa lampau, masa kini dan masa depan.<ref name="Wessel"/> Kalau kita tidak berhasil dalam hal ini, demikian Cone berkata, maka kita akan kena tuduhan, bahwa “Kristus yang hitam” adalah suatu pemutar-balikan ideologis dari Perjanjian Baru untuk tujuan-tujuan politis. <ref name="Wessel"/>
Yesus hitam, karena Dia orang Yahudi. Penyataan mengenai “Yesus berkulit hitam” dapat dipahami. <ref name="Wessel"/>Jika arti Keyahudian-Nya di masa lampau, dikaitkan secara dialektis dengan sifat hitam-Nya sekarang.<ref name="Wessel"/> Keyahudian Yesus menempatkan Di dalam konteks keluaran (exodus), dan kedatangan-Nya di Palestina dihubungkan dengan pembebasan orang-orang Israel oleh Allah, ke luar dari Mesir (Yes 42:6,7).<ref name="Wessel"/>
|