Teologi dalit: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 19:
Teologi Dalit terinpirasi oleh ideologi yang menyerukan pembebasan terhadap segala bentuk penindasan penindasan yang terdapat di seluruh dunia <ref name="Pieris">{{en}} Aloysius Pieris. ''An'' ''Asian'' ''Theology'' ''of'' ''Liberation''. Edinburgh: T&T Clark. Hlm. 104-105.</ref>. Semangat pembebasan ini disesuaikan pada konteks India dengan ajakan untuk mencoba mengakui dan membangun kembali kehidupan komunitas yang difokuskan pada kaum Dalit <ref name="Clarke"></ref>. Hal ini dikarenakan kaum Dalit dianggap sebagai orang yang tak tersentuh dan orang yang tak terlihat <ref name="Sugirtharajah & Hargreaves">{{en}} R.S. Sugirtharajah & Cecil Hargreaves (eds). ''Readings'' ''In'' ''Indian'' ''Christian'' ''Theology'' ''Vol'' ''1''. London: SPCK. Hlm. 37.</ref> <ref name="Fabella & Sugirtharajah"></ref>. Masuknya Kekristenan di India menyebabkan munculnya Teologi Dalit <ref name="Clarke"></ref> <ref name="Fabella & Sugirtharajah"></ref>.
Teologi Dalit juga merupakan refleksi yang timbul dari masyarakat di India karena adanya sistem kasta yang berlaku bagi siapa saja yang tinggal di India <ref name="Amaladoss"></ref>. Teologi Dalit menegaskan adanya hubungan dengan ''pain-pathos'' sebagai ranah berteologi yang mewakili kebudayaan dan keagamaan kaum Dalit <ref name="Fabella & Sugirtharajah"></ref>. Selain itu, Teologi Dalit juga dihubungkan dengan Yesus <ref name="Fabella & Sugirtharajah"></ref>. Penderitaan komunitas kaum Dalit mempunyai persamaan dengan penderitaan yang Yesus alami <ref name="Fabella & Sugirtharajah"></ref>. Hal ini diartikan oleh kaum Dalit dari Kristologi di India <ref name="Yewangoe">{{en}} A.A. Yewangoe. ''Theologia'' ''Cruicis'' ''
Beberapa orang mengatakan bahwa berteologi Dalit hanya dapat dilakukan oleh para Dalit itu sendiri, yang telah mengalami penindasan <ref name="Amaladoss"></ref>. Namun kita harus menyadari bahwa Allah tidak terbatas, Allah berpihak kepada semua orang baik kepada kaum Dalit atau bukan Dalit <ref name="Amaladoss"></ref>. "Kuasa dan kekuatan yang besar" dan "menggemparkan" menunjuk kepada keperluan kaum Dalit untuk berusaha memperjuangkan hak-hak mereka <ref name="Amaladoss"></ref>. Tujuannya adalah martabat manusia sebagai umat Allah yang setara (humanisme) <ref name="Amaladoss"></ref>. Teologi Dalit juga bersifat doksologis <ref name="Amaladoss"></ref>. Bagi kaum Dalit yang menjadi Kristen dari agama Hindu merupakan pengalaman eksodus (keluaran) yang membebaskan <ref name="Amaladoss"></ref>. Pengalaman ini mengandung pengharapan eksodus dari para kaum Dalit untuk mendapatkan pembebasan sepenuhnya <ref name="Amaladoss"></ref>. Akan tetapi perlu diingat bahwa kaum Dalit tidak akan dibebaskan jika sistem kasta sebagai penataan masyarakat tidak turut diubah <ref name="Amaladoss"></ref>. Kemudian yang terjadi adalah berteologi Dalit juga merupakan bagian dari orang lain yang bersosialisasi dengan mereka <ref name="Amaladoss"></ref>.
|