Max Horkheimer: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
PT14danang (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
PT14danang (bicara | kontrib) |
||
Baris 35:
==Pemikiran==
Dimulai dari tahun 1931 ketika Horkheimer menjabat sebagai Direktur Sekolah Frankfurt menggantikan [[Carl Grunberg]], dia berpidato tentang filsafat sosial sebagai "interpretasi filosofis tentang nasib manusia sejauh menusia bukan dipandang sebagai individu, tetap sebagai anggota masyarakat.<ref name="Shidunata"/> Jadi, obyek filsafat sosial sekarang adalah semua kelembagaan yang bersifat material dan spiritual dari kemanusiaan secara menyeluruh", bukan filsafat yang memaksa nilai filosofis manusia dalam pengangguran, keterasingan dan penindasan yang dilakukan oleh kelas penguasa.<ref name="Shidunata"/> Dia memakai pandangan Karl Marx dalam anggapan bahwa kejiwaan mansuia, kepribadian juga hukum, kesenian, filsafat sebagai semata-mata cermin dari bidang ekonomi, dan bukan dengan vulgar memakai sumbangan Hegel tentang kendali Roh, namun pada dialektika antara realitas material dan mental.<ref name="Shidunata"/> Dalam pikiran yang bergerak di bidang ideologi inilah, ideologi dipandang sangat berperan dalam ikut mengacaukan kenyataan sosial.<ref name="Shidunata"/> Dua hal yang menjadi perhatian teori kemasayarakatan Horkheimer adalah bidang sosiolgi politik dan kebudayaan.<ref name="Shidunata"/>
Karya yang terkenal dari Horkheimer adalah buku berjudul ''Dialektika Pencerahan'' yang ditulis bersama dengan [[Theodor Adorno|Adorno]] pada tahun [[1944]].<ref name="Simon"></ref> Isi buku tersebut adalah kritik terhadap [[modern|modernitas]], yang dipandang oleh Adorno dan Horkheimer, sebagai [[sejara]]h dominasi atau [[kekuasaan|penguasaan]].<ref name="Simon"></ref> Pemikiran ini mirip dengan kritik [[Marx]].<ref name="Simon"></ref> Perbedaannya adalah Adorno dan Horkheimer tidak menjelaskan sejarah penguasaan dari hubungan [[produksi]], melainkan dari dorongan [[Psikologi|psikologis]] [[manusia]], yakni kehendak untuk berkuasa.<ref name="Simon"></ref> Paham kehendak berkuasa tersebut diambil alih dari [[Nietzsche]].<ref name="Simon"></ref> Karena itu, Adorno dan Horkheimer mengkritik kesadaran yang ada pada masyarakat itu sendiri, yakni kesadaran [[modern]] dengan [[rasio]] sebagai alat utama dominasi.<ref name="Simon"></ref> Selanjutnya, mereka juga menyimpulkan bahwa [[Pencerahan]] yang dipandang sebagai kemajuan dari cara pandang [[mitologis]], sebenarnya telah menjadi [[mitos]] itu sendiri.<ref name="Simon"></ref> Kemudian mitos itu juga menghasilkan penindasan dan penguasaan manusia yang satu terhadap yang lainnya.<ref name="Simon"></ref> Contoh kongkret dari penindasan itu adalah munculnya [[ideologi]] [[fasisme]] [[Jerman]] serta kemajuan [teknologi]] yang memanupulasi manusia.<ref name="Simon"></ref>▼
Ini adalah salah satu kutipan karya Horkheimer dalam buku ''Eclipse of Reason'' pada tahun 1933 ketika dia di Amerika dalam puncaknya menentang kapitalisme.<ref name="Shidunata"/>
{{cquote|Individu-individu sejati jaman ini adalah [[martir]]-martir yang tenggelam dalam neraka-neraka penderitaan dan keburukan dalam perlawanan mereka terhadap perbudakan dan penindasan. Mereka bukanlah kepribadian-kepribadian yang mendongak, kaum terkemuka seperti lazimnya. [[Pahlawan]]-pahlawan tak dikenal itu secara sadar menyatakan [[eksistensialisme|eksistensi]]nya sebagai individu-individu terhadap pembinasaan secara [[teror]]. Lain dengan mereka-mereka yang secara tidak sadar menanggung pembinasaan itu lewat proses [[sosial]]. Martir-martir tak bernama dari kamp-[[kamp konsentrasi]] adalah [[simbol]]-simbol dari kemanusiaan yang mencoba untuk lahir. Filsafat bertugas untuk menterjemahkan apa yang mereka kerjakan ke dalam bahasa yang dapat didengar, meski suara mereka dibungkam oleh [[tirani]].<ref name="Horkheimer">{{id}} Max Horkheimer., ''Eclipse of Reason, New York: Oxford University Press, Hlm. 161</ref>}}
Munculnya Sekolah Frankfurt berbarengan dengan suburnya kapitalisme monopolis di Eropa.<ref name="Shidunata"/> Sekolah Frankfurt, termasuk Horkheimer memandang kapitalisme monopolis sebagai suatu tahap kapitalisme di mana usaha-usaha raksasa menguasai pasar, mengatur dan menentukan harga, sementara perusahaan-perusahaan kecil dengan serta mereta digulungnya.<ref name="Shidunata"/> Hal ini cenderung menghapuskan pasar dan dinamika persaingan bebas.<ref name="Shidunata"/>
▲Karya yang terkenal dari Horkheimer adalah buku berjudul ''Dialektika Pencerahan'' yang ditulis bersama dengan [[Theodor Adorno|Adorno]] pada tahun [[1944]].<ref name="Simon"></ref> Isi buku tersebut adalah kritik terhadap [[modern|modernitas]], yang dipandang oleh Adorno dan Horkheimer, sebagai [[sejara]]h dominasi atau [[kekuasaan|penguasaan]].<ref name="Simon"></ref> Pemikiran ini mirip dengan kritik [[Marx]].<ref name="Simon"></ref> Perbedaannya adalah Adorno dan Horkheimer tidak menjelaskan sejarah penguasaan dari hubungan [[produksi]], melainkan dari dorongan [[Psikologi|psikologis]] [[manusia]], yakni kehendak untuk berkuasa.<ref name="Simon"></ref> Paham kehendak berkuasa tersebut diambil alih dari [[Nietzsche]].<ref name="Simon"></ref> Karena itu, Adorno dan Horkheimer mengkritik kesadaran yang ada pada masyarakat itu sendiri, yakni kesadaran [[modern]] dengan [[rasio]] sebagai alat utama dominasi.<ref name="Simon"></ref> Selanjutnya, mereka juga menyimpulkan bahwa [[Pencerahan]] yang dipandang sebagai kemajuan dari cara pandang [[mitologis]], sebenarnya telah menjadi [[mitos]] itu sendiri.<ref name="Simon"></ref> Kemudian mitos itu juga menghasilkan penindasan dan penguasaan manusia yang satu terhadap yang lainnya.<ref name="Simon"></ref> Contoh kongkret dari penindasan itu adalah munculnya [[ideologi]] [[fasisme]] [[Jerman]] serta kemajuan [teknologi]] yang memanupulasi manusia.<ref name="Simon"></ref>
==Teori Kritis sebagai sumbangan Emansipatoris==
Aufklarung atau pencerahan sumbangan Kant dalam diri manusia dimanfaatkan sebagai optimisme oleh Horkheimer.<ref name="Shidunata"/> Manusia yang berakal budi dapat mengeluarkan dirinya sendiri dari keterpurukan akibat pihak di luar dirinya.<ref name="Shidunata"/> Di sini, akal budi dianggap sebagai bekal untuk mengentaskan manusia yang menurut Horkheimer irasional, padahal manusia haruslah rasional.<ref name="Shidunata"/> Lalu Horkheimer memulai teori kritisnya dengan pertanyaan-pertanyaan; "dapatkan teori rasional tentang diri manusia dalam lingkungannya?", "bagaimanakah teori ini menjadi emansipatoris?", "manakah teori yang mampu mengembalikan manusia menjadi rasional kembali?", "di mana martabat dan kepenuhan individu dapat terpenuhi?" dsb.<ref name="Shidunata"/> Dari pertanyaan-pertanyaan inilah, dia berteori berbagai bidang sosial dalam usaha menyadarkan manusia agar tidak terjerat proses kapitalisme yang sedang memonopoli kemanusiaannya.<ref name="Shidunata"/>
Kritik-kritik yang dipakai Horkheimer adalah kritik tradisional di mana terdapat tiga hal yang harus dilakukan; 1. dia harus curiga dan kritis terhadap masyarakat, 2. ia harus berpikir historis, 3. ia harus tidak memisahkan teori dan praksis.<ref name="Shidunata"/> Namun pada akhirnya terori ini gagal menurutnya.<ref name="Shidunata"/> Kegagalan itu terletak pada ketidakmampuan memberikan pengertian rasional tentang manusia dalam alam lingkungannya.<ref name="Shidunata"/> Namun sebaliknya, justru membiarkan individu terbelenggu dalam masyarakat irasional.<ref name="Shidunata"/>
==Teknologi dan manusia==
|