August Theis: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k August theis dipindahkan ke August Theis: perbaiki judul |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 25:
===Penyebaran Injil August Theis===
====Pengiriman August Theis====
Pada tanggal 3-8 Februari 1903 diadakan sebuah pertemuan di Laguboti yang diikuti oleh para
Pada tanggal 3 Maret 1903, diutuslah rombongan pertama RMG ke tanah Simalungun yang beranggotakan Pdt Guillaume, Pdt Simon dan Pdt Meisel dengan tujuan utama untuk menemui raja-raja Simalungun.<br>▼
Rombongan kedua yang diberangkatkan RMG ke Simalungun terdiri dari Pendeta August, Theis Guru Ambrocius dan Theopilus Pasaribu.<br>▼
pendeta RMG yang memutuskan agar diadakan misi zending ke Simalungun. Nomensen yang saat itu
Kedua rombongan tersebut bertemu di Haranggaol dimana Nommensen berkesempatan untuk berkhotbah.▼
menjabat sebagai Ephorus dan berkantor di Sigumpar, Tapanuli Utara, mengirimkan surat ke
Saat tiba itulah Pendeta August Theis langsung membacakan ayat kutipan dari Yohanes 4:35 di atas▼
dengan keyakinan bahwa orang [[Simalungun]] harus mendapat Terang dan masuk ke dalam Kerajaan Allah.<br>▼
direktur RMG di Barmen, Jerman mengenai rekomendasi ini dan merekomendasikan pengabaran
Satu tahun setelah tiba di Pematang Raya, ia mendirikan sekolah walaupun belum jelas siapa yang akan dididik saat itu.▼
Setelah Pematang Raya, ia mendirikan sekolah di Raya Usang, Buluraya, Sipoldas dan juga Raya Tongah.<br>▼
injil ke 3 daerah yaitu: Samosir, Simalungun dan Dairi.<br>
Pada tanggal 3 Maret 1903, diutuslah rombongan pertama RMG ke tanah Simalungun yang
Kebaktian minggu yang diadakan pun hanya diikuti oleh anggota keluarga Guru Ambrosius dan 19 murid itu saja.▼
▲
raja-raja Simalungun.<br>
▲Rombongan kedua yang diberangkatkan RMG ke Simalungun terdiri dari Pendeta August, Theis
Guru Ambrocius dan Theopilus Pasaribu.<br>
berkhotbah.
Dari Haranggaol, rombongan Pendeta August Theis menuju ke Pematang Purba dan kemudian tiba
di Pamatang Raya pada hari Rabu, 2 September 1903, tanggal yang sampai saat ini terus
diperingati oleh anggota GKPS ([[Gereja Kristen Protestan Simalungun]]) di seluruh dunia
sebagai hari ''olob-olob'' (sukacita dalam bahasa [[Simalungun]]) sebagai tanda syukur atas
masuknya Alkitab ke Simalungun.<br>
atas
▲dengan keyakinan bahwa orang [[Simalungun]] harus mendapat Terang dan masuk ke dalam
Kerajaan Allah.<br>
====Pelayanan August Theis====
▲Satu tahun setelah tiba di Pematang Raya, ia mendirikan sekolah walaupun belum jelas siapa
yang akan dididik saat itu.
▲Setelah Pematang Raya, ia mendirikan sekolah di Raya Usang, Buluraya, Sipoldas dan juga Raya
Tongah.<br>
Walaupun pendidikan ini akhirnya diterima oleh masyarakat Simalungun, tapi mereka masih
tetap menyembah berhala. Setelah 4 tahun, sudah berdiri 7 sekolah yang menampung 183 murid,
namun hanya 19 orang saja yang memeluk agama Kristen, karena memang tidak ada paksaan bagi
murid untuk memeluk agama Kristen.
▲Kebaktian minggu yang diadakan pun hanya diikuti oleh anggota keluarga Guru Ambrosius dan 19
murid itu saja.
===Simalungun 1920-an===
Pada tahun 1920-an krisis ekonomi melanda dunia hingga Simalungun, namun dibanding keadaan tahun 1903, telah ada beberapa perkembangan sebagai berikut:
*Peningkatan kwalitas jalan Pematang Siantar - Pematang Raya
*Peningkatan sarana ibadah dengan dukungan RMG
==August Theis keluar dari Simalungun==
Pada tahun 1919, mertua dari August Theis meninggal dunia.<br>
Pada saat itu sudah banyak orang Simalungun yang dapat membantu August Theis dalam pelayanannya seperti J. Wismar Saragih yang melayani di Raya Usang dan Tuan Anggi (saudara dari raja Raya) yang perkawinannya diberkati secara Kristiani oleh August Theis.<br>
Pada tahun 1919, August Theis mengirimkan 2 puterinya kembali ke Belanda untuk bersekolah. Tahun 1921, permohonan cutinya untuk kembali ke Belanda dikabulkan dan diadakanlah perpisahan di Pematang Raya pada 4 April 1921 yang acaranya dipimpin oleh salah seorang murid August Theis, yaitu J. Wismar Saragih.<br>
Sekembalinya August Theis dari Belanda, ia ditempatkan di Dolok Sanggul, dan posisinya di Pematang Raya dilanjutkan oleh Pendeta Guillaume (sebelumnya di Saribudolok).
Setelah melayani di Dolok Sanggul, ia berkedudukan di Medan sampai habis masa pelayanannya dan kembali ke Eropa.
[[Kategori:Kristen|Theis, August]]
|