Batalyon Infanteri 743: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-personil +personel)
Baris 2:
 
Berbagai operasi militer telah dijalani. Sejak Orde Lama (Orla), pasukan Infanteri 743 Kupang ini telah menunjukkan pengabdiannya kepada negara. Operasi penumpasan kaum pemberontak Republik Maluku Selatan (RMS) 1950 menjadi awal tonggak peransertanya. Kemudian penumpasan pasukan DI/TII di Sulsel tahun 1953 yang terus berlanjut hingga operasi penumpasan pemberontakan G30S/PKI tahun 1965. Sedangkan selama masa pemerintahan Orde Baru (Orba) pasukan Infanteri 743 Kupang yang tergabung dalam tugas Udayana membantu operasi pemulihan keamanan Irian Barat tahun 1968.
Geografis Propinsi NTT yang berbatasan langsung dengan Propinsi Timtim yang tengah bergolak—tugas amat berat dipikul Batalyon Infanteri 743 Kupang. Dalam suatu operasi di bulan Desember 1975, yang dipimpin Danyon Mayor Inf. Sukrisno, lima personilpersonel batalyon gugur dalam tugas negara itu. Mereka adalah Pelda M. Lagawurin, Serma Matheus Mado, Kopda Paulus Bere Mau, Kopda Markus Loe dan Prada I Wayan Rusmadi. Sedangkan menurut cacatan sejarah Batalyon Infanteri 743, personilpersonel yang gugur selama Operasi Seroja sejak tanggal 31-12-1967 sampai 16-5-1977 sebanyak delapan orang
{{Batalyon|tipe=infanteri}}
{{TNI-stub}}