Suling Emas: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-nafas +napas) |
k ejaan, replaced: sekedar → sekadar (2) |
||
Baris 8:
== Alur cerita ==
Kisah dalam episode ini tidak menyambung secara langsung dari episode sebelumnya, namun terjadi setelah sang tokoh utama, [[Kwee Seng]], telah terkenal di dunia persilatan dengan julukan Kim-mo-eng (Pendekar Setan Berhati Emas) dengan jurus-jurus andalannya yang telah disempurnakan oleh manusia setengah dewa [[Bu-kek Sian Su]].
Baris 14 ⟶ 13:
Dikisahkan di negeri [[Nan-cao]], sebuah wilayah di [[Cina]] bagian selatan, sedang ada sayembara pemilihan jodoh yang diadakan oleh Koksu sakti ketua agama Beng-kauw bernama [[Liu Gan]] yang tenar berjuluk Pat-jiu Sin-ong (Raja Sakti Berlengan Delapan). Sayembara itu sendiri ditujukan untuk mencari suami yang tepat bagi putri semata wayangnya yang amat jelita bernama [[Liu Lu Sian]] dengan syarat utama harus bisa mengalahkannya, hal ini sangat berat mengingat meski baru berusia 16 tahun [[Liu Lu Sian]] telah mendapat gemblengan langsung dari ayahnya sendiri sehingga sudah sangat sulit untuk dicari tandingannya. Tapi tetap saja peminat sayembara ini membludak hingga semua penginapan di kota itu habis disewa oleh pemuda yang ingin mendapatkan [[Liu Lu Sian]].
[[Kwee Seng]] yang sebenarnya tidak berminat dan hanya
Saat mulai pengembaraan berdua, mereka dihadang oleh [[Ma Thai Kun]] yang justru kedoknya terbongkar sebagai pembunuh para peserta sayembara di wisma. Meski sempat dihajar oleh [[Liu Gan]], namun nyawanya selamat karena dilindungi oleh sute termuda [[Kauw Bian]] yang loyal dan baik hati, [[Ma Thai Kun]] sendiri akhirnya diusir oleh [[Liu Gan]] karena penyelewengannya. Di sisi lain, [[Kwee Seng]] yang terang-terang jatuh cinta kepada [[Liu Lu Sian]] ternyata diabaikan perasaannya, ini karena [[Liu Lu Sian]] mempunyai watak aneh yang suka melihat orang jatuh cinta kepadanya dan kemudian mempermainkannya. Dalam perjalanannya [[Kwee Seng]] sempat menceritakan pengalaman pahitnya berhubungan dengan wanita, seorang pelacur kelas atas yang menjadi primadona bernama [[Khu Kim Lin]] yang berjuluk Ang-siauw-hwa (Bunga Kecil Merah). Wanita ini pula yang membuatnya harus berhadapan dengan tokoh sakti sesat [[Ban-pi Lo-cia]] (Dewa Locia Berlengan Selaksa), meski pertandingan berlangsung seimbang, [[Kwee Seng]] harus rela kehilangan sulingnya, salah satu senjata andalannya selain kipas. [[Kwee Seng]] yang terluka ditolong oleh [[Khu Kim Lin]] dan menjadi kekasihnya, namun saat [[Kwee Seng]] sedang mencari suling baru, [[Ban-pi Lo-cia]] berhasil menemukan [[Khu Kim Lin]], tidak rela dinodai, [[Khu Kim Lin]] lebih memilih membunuh diri untuk menjaga kehormatannya.
Baris 24 ⟶ 23:
[[Kwee Seng]] yang terjatuh ke jurang ternyata tidak mati dan terseret arus kuat yang membawanya ke sebuah tempat terpencil tanpa pintu keluar bernama Neraka Bumi. Secara ajaib dia diselamatkan dan disembuhkan oleh seorang nenek. [[Kwee Seng]] sendiri beruntung ternyata memasuki tempat yang sebenarnya merupakan tempat pertapaan dan penyimpanan kitab-kitab pusaka, hasilnya secara perlahan ilmunya meningkat dengan pesat. 3 tahun terkurung di tempat itu bersama seorang nenek tidak membuatnya jengah, hingga pada suatu hari terjadi peristiwa yang membuatnya setengah linglung dan kabur dari tempat itu.Di suatu hari terjadi banjir besar hingga tempat itu hanya tersisa sedikit ruang, biasanya hal ini bisa berlangsung selama satu bulan penuh, [[Kwee Seng]] menyarankan agar keduanya keluar saja meninggalkan tempat itu selamanya, namun nenek itu menolak, tapi tidak melarang [[Kwee Seng]] untuk pergi setelah banjir surut asal dia mau menuruti keinginannya, yaitu menjadi suaminya. Bimbang antara susila dan budi, [[Kwee Seng]] akhirnya memilih budi dan bersedia menjadi suami nenek itu. Namun betapa kagetnya dia ketika merasa bahwa nenek itu tidak lain adalah kekasihnya yang telah mati, [[Khu Kim Lin]]. Setelah 15 hari berlalu dan dia mendapati dirinya berpelukan dengan seorang nenek, dia kalap dan kabur tanpa menoleh kembali, nenek itu yang sebenarnya adalah seorang gadis jelita bernama [[Khu Gin Lin]] yang memakai topeng, hanya bisa menangis dan melihatnya pergi.
Dalam cerita lain, [[Liu Lu Sian]] secara tidak sengaja mengendus rencana bawahan [[Kam Si Ek]] yang ingin berkhianat dengan cara menculik dan kemudian memfitnahnya di hadapan gubernur Shan-si, [[Li Ko Yung]]. Setelah membunuh pengkhianat itu, [[Liu Lu Sian]] berniat menyusul [[Kam Si Ek]] dan menggagalkan penculikan itu. Dalam usahanya, dia bertemu dengan [[Bayisan]] dan bertempur hebat meski akhirnya [[Bayisan]] kabur setelah kedatangan tokoh kai-pang Sin-tung Sam-kai (Tiga Pengemis Tongkat Sakti). [[Liu Lu Sian]] yang melanjutkan pencariannya malah bertemu dengan tokoh sakti buntung kaki mantan raja muda Tang [[Couw Pa Ong]] yang berjuluk Sin-jiu (Tangan Sakti) yang sedang menghadang rombongan pengungsi, dia akan membunuh secara brutal setiap pengungsi yang bermaksud bergabung dengan kerajaan Liang namun menghadiahi mereka yang tetap setia terhadap Tang. [[Liu Lu Sian]] bahkan sempat menguntit [[Couw Pa Ong]] yang melayani tantangan Wei-ho Si-eng (Empat Orang Gagah Sungai Wei-ho) yang kesemuanya dihabisi dengan sadis. Setelahnya, gadis itu berhasil menemukan kuil tempat dimana [[Kam Si Ek]] ditawan. Tapi di tempat ini [[Liu Lu Sian]] mesti berhadapan dengan [[Ban-pi Lo-cia]], meski keberuntungan datang saat tiba-tiba [[Couw Pa Ong]] datang dan membantu karena [[Kam Si Ek]] adalah salah satu jenderal muda Tang.Tapi kedua orang tua sakti itu membuat kesepakatan ganjil, [[Couw Pa Ong]] hanya menginginkan [[Kam Si Ek]] sedangkan [[Ban-pi Lo-cia]] tergila-gila dengan [[Liu Lu Sian]], namun dengan kecerdikannya [[Liu Lu Sian]] berhasil kabur dengan [[Kam Si Ek]], meski mengejar, dua orang tua sakti itu tidak berhasil menangkap mereka kembali, saat kabur itulah benih cinta di antara kedua muda ini tumbuh dan berkembang. Dengan meminta bantuan gubernur [[Li Ko Yung]], [[Kam Si Ek]] melamar [[Liu Lu Sian]] ke Nan-chao, meski dengan hati sedikit enggan, [[Liu Gan]] menerima juga pilihan anaknya. Setahun setelah pernikahan itu, keduanya dikaruniai seorang putra yang diberi nama [[Kam Bu Song]].
Di sisi lain, [[Kwee Seng]] yang menjadi setengah gila karena tekanan batin, mulai melanglang buana di kang ouw dengan perawakan seorang gelandangan sakti dan menjuluki dirinya sendiri Kim-mo Taisu. Dalam beberapa waktu saja nama ini menjadi momok dan banyak yang mulai menghubungkannya dengan pendekar muda sakti berjuluk Kim-mo Eng yang muncul beberapa tahun sebelumnya. Dalam masa itu ada perubahan penguasa kelompok pengemis setelah munculnya seorang pendekar muda sakti dari Po Hai (daerah selatan) bernama [[Pouw Lee Kui]] yang berhasil menumbangkan pimpinan terkuat kelompok pengemis daerah selatan [[Yu Jin Tianglo]] dan merebut jabatannya.
Baris 30 ⟶ 29:
Setelah beberapa tahun hidup rukun, [[Liu Lu Sian]] mulai kembali ke watak asalnya yang egois dan mudah bosan, karena merasa terkungkung dengan kehidupan militer, dia memutuskan untuk pergi meninggalkan keluarganya dengan alasan ingin memperdalam ilmu silatnya, bahkan dia membebaskan [[Kam Si Ek]] jika sewaktu-waktu ingin mencari pengganti dirinya. Kenekatannya ini menyadarkan [[Kam Si Ek]] bahwa dia telah salah pilih jodoh, namun nasi sudah menjadi bubur, mengingat bahwa [[Kam Bu Song]] masih kanak-kanak dan jelas membutuhkan kasih sayang seorang seorang ibu, dia memutuskan untuk menikah kembali dengan seorang putri siucai bernama Ciu Bwee Hwa, meski sempat mendapat halangan kecil dari Giam Sui Lok, seorang teman masa kecil yang sangat mencintai Ciu Bwee Hwa. Tidak dinyana, saat [[Kam Si Ek]] menangani masalah itu, [[Kam Bu Song]] diam-diam pergi berniat menyusul ibunya.
[[Kwee Seng]] sendiri mengarahkan pengembaraannya ke [[Khitan]] untuk mencari [[Bayisan]]. Kebetulan di saat yang sama raja Khitan [[Kulu-khan]] sedang mengadakan lomba ketangkasan bagi semua perwiranya yang berniat naik pangkat atau
Tanpa sengaja keduanya mendengar rencana buruk mengenai kudeta yang akan dilakukan oleh pangeran pertama Kubakan dan [[Bayisan]] serta pembunuhan terhadap putri [[Tayami]]. Tayami sendiri yang sedang mabuk kepayang dengan [[Salinga]] tidak sadar nyawa mereka diincar, namun secara diam-diam [[Bu Tek Lojin]] dan [[Kwee seng]] berhasil menggagalkan rencana itu, bahkan obat racun yang sedianya akan digunakan untuk [[Tayami]] justru mengenai [[Bayisan]] yang menyebabkan wajahnya menjadi buruk, meski karena hal itu [[Kwee Seng]] menjadi uring-uringan terhadap [[Bu Tek Lojin]] yang mempunyai ide gila itu. Sayangnya, rencana pembunuhan terhadap raja berhasil, meski pada akhirnya [[Tayami]] tetap naik takhta, tapi pada dasarnya dia berbagi kekuasaan dengan Kubakan.
Baris 80 ⟶ 79:
== Tokoh-tokoh ==
=== Protagonis ===
* '''Kwee Seng Kim-mo-eng (Pendekar Setan Berhati Emas)''' alias '''Kim-mo Taisu (Guru Besar Setan Emas)''', meninggal terluka
* Liu Gan Pat-jiu Sin-ong (Raja Sakti Berlengan Delapan) -- jurus: Coan-im-I-hun-to (Ilmu Kirim Suara Pengaruhi Semangat Lawan), Pat-mo-kiam (Pedang Delapan Iblis), Beng-kong-tong-te (Sinar Terang Menggetarkan Bumi)
* Kam Si Ek
Baris 87 ⟶ 85:
* Kam Bu Sin, putra Kam Si Ek, adik Kam Bu Song
* Kam Sian Eng, putri Kam Si Ek
* Khu Gin Lin si Nenek Neraka Bumi, istri Kwee Seng, tewas karena serangan gelap
* Kwee Eng atau Eng Eng, putri Kwee Seng, istri Kam Bu Song, meninggal terluka dalam
* Bu Tek Lojin (Kakek Tua Tak Terkalahkan) – jurus: Khong-in-ban-kin (Awan Kosong Selaksa Kati)
* Kalisani, panglima tua Khitan, murid Bu Tek Lojin – jurus: Kim-lun-sin-hoat (Ilmu Sakti Roda Emas),
* Tayami, putri mahkota Khitan, tewas oleh Bayisan
* Salinga, suami Tayami, tewas oleh Bayisan
* Yalina atau Lin Lin, putri Tayami, putri angkat Kam Sian Ek
* Bu Kek Siansu, cameo
* Gan Siang Kok
* Ciu Bun, sastrawan, meninggal di usia tua
* Suma Ceng, putri Suma Kong
* Cao Kuang Yin Sung Thai Cu, kaisar Song
* Yu Kang, putra Yu Jin Tianglo, ketua baru Kai-pang
=== Antagonis ===
* '''Liu Lu Sian Tok-siauw-kwi (Setan Kecil Beracun)''', putri Liu Gan, istri Kam Si Ek – jurus: Hwa-kiamhoat (Ilmu Pedang Kembang), Sin-coa-kun (Silat Ular Sakti), Pat-mo Kiam-hoat (Ilmu Pedang Delapan Iblis), Im-yang-ci (Totokan Im Yang),
* Ma Thai Kun, sute Liu Gan – jurus: Ang-tok-ciang (Tangan Racun Merah), Cui-beng-ciang (Tangan Pengejar Nyawa)
* See-liong-sam-ci-moi (Tiga Enci Adik Naga Barat), tewas oleh Liu Lu Sian
* Ban-pi Lo-cia (Dewa Locia Berlengan Selaksa), tewas oleh Kwee
▲* Ban-pi Lo-cia (Dewa Locia Berlengan Selaksa), tewas oleh Kwee Seng -- jurus: Hek-see-ciang (Tangan Pasir Hitam)
* Bayisan Hek-giam-lo (Maut Hitam), panglima muda Khitan, murid Ban-pi Lo-cia – jurus: Cap-sha-hui-to (Tiga belas Golok Terbang)
* Lauw Kiat, murid Ban-pi Lo-cia
* Couw Pa Ong Sin-jiu (Tangan Sakti) alias Kong Lo Sengjin, meninggal di usia tua
* Pouw Kee Lui Kai-ong (Raja Pengemis), ketua baru Khong-sim Kai-pang, tewas dikeroyok anggota Kai-pang
* Hwa-bin-liong (Naga Muka Kembang), tewas oleh Kwee Seng
* Sin-ciang-hai-ma (Kuda Laut Bertangan Sakti) , tewas oleh Kwee Seng
* Coa Kim Bwee, selir #7, murid Liu Lu Sian
* Suma Kong, pangeran
* Suma Boan Lui-kong-sian (Dewa Geledek), putra Suma Kong, murid Pouw Kee Lui
* Bhe Kiu Toat-beng Koai-jin (Manusia Aneh Pencabut Nyawa), murid & pelayan Couw Pa Ong
* Bhe Ciu Tok-sim Lo-tong (Bocah Tua Berhati Racun), murid & pelayan Couw Pa Ong
Baris 135 ⟶ 120:
* Kauw Bian, sute Liu Gan
* Liu Hwee, putri Liu Mo
* Khu Kim Lin Ang-siauw-hwa (Bunga Kecil Merah), tewas oleh Ban-pi Lo-cia
* Lim-wangwe (Hartawan Lim)
* Lai Kui Lan, suci Kam Si Ek
* Phang-ciangkun, bawahan Kam Si Ek, tewas oleh Liu Lu Sian
* Kian Hi Hosiang, ketua Siauw-lim-pai
* Cheng Han Hwesio, murid I Kian Hi Hosiang
* Cheng Hie Hwesio, murid II Kian Hi Hosiang
* Ang Sin Tojin
* Han Bian Ki Siauw-kim-liong (Naga Emas Muda)
* Bhong Siat si Muka Kuning
* Lie Kung
* Kulu-khan, raja Khitan, tewas dikhianati
* Kubakan, pangeran, putra Kulu-khan
* Pek-bin Ciangkun (Panglima Muka Putih)
* Sin-tung Sam-kai (Tiga Pengemis Tongkat Sakti), yang tertua tewas oleh Pouw Lee Kui
* Wei-ho Si-eng (Empat Orang Gagah Sungai Wei-ho): (Houw Hwat hwesio, Liong Sin Cu, Bun-tanio, Lu Tek Gu) (tewas oleh Couw Pa Ong)
* Ciu Bwee Hwa, istri kedua Kam Si Ek
* Giam Sui Lok, teman kecil Ciu Bwee Hwa
* Tan Hui Hui-kiam-eng (Pendekar Pedang Terbang), tewas oleh Liu Lu Sian — jurus: Coan-in-hui (Terbang Terjang Awan)
* Siok Lan, calon istri Tan Hui
* Liong Keng Lo-enghiong Sin-kauw-jiu (Kepalan Monyet Sakti), ketua Sian-kauw-bu-koan, tewas oleh Pouw Kee Lui
* Liong Bi Loan, putri Liong Keng, tewas bunuh diri
* Koai-tung Tiang-lo (Orang Tua Tongkat Setan), ketua Ban-hwa-kai-pang
* Yap Kwan Bi, murid Siauw-lim-pai, tewas bunuh diri
* Su Pek Hong, nikouw, bibi guru Yap Kwan Bi – jurus: I-kin-swe-jwe (Ganti Otot Cuci Sumsum)
Baris 175 ⟶ 150:
* Lo Keng Siong, murid Siauw-lim-pai, tewas oleh Liu Lu Sian
* Kim Leng Tosu, ketua Kong-thong-pai
* Lie Kong Hian, pangeran
* Cu Bian, panglima muda, tewas oleh Couw Pa Ong
* Kui Sam
* Ciu Tang
* Ciu Gwan Liong, adik sastrawan Ciu Bun, pemegang Suling Emas, mati bunuh diri
* Kiang Ti, pangeran, suami Suma Ceng
Baris 240 ⟶ 212:
* {{en}} [http://www.memoware.com/?screen=search_results&DirectSearch=Y&p=author^!Kho~!Ping! E-Books untuk PC/PDA]
* {{id}} [http://rizahnst.afraid.org/khopinghoo/ Kumpulan cerita-cerita silat Kho Ping Hoo]
{{fiksi-stub}}▼
[[Kategori:Cerita silat]]
[[Kategori:Karya Kho Ping Hoo]]
[[Kategori:Serial Bu Kek Sian Su]]
▲{{fiksi-stub}}
|