Filsafat Barat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
PT66Togu (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
PT66Togu (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 27:
Sejarah [[filsafat yunani]] dimulai sekitar abad ke-6 SM.<ref name="Simon">Simon Petrus L. Tjahjadi.2004.Petualangan Intelektual.Jogjakarta.Kanisius.</ref> Zaman ini sering disebut juga sebagai zaman peralihan dari [[mitos]] ke ''[[logos]]''.<ref name="Simon"></ref> Sebelum masa ini, banyak orang yang bercerita tentang alam semesta dan kejadian di dalamnya terjadi berkat kuasa gaib dan adikodrati, seperti adanya kuasa para dewa-dewi.<ref name="Simon"></ref> Mitos-mitos seperti ini kerap sekali ditemukan di dalam sastra-sastra [[Yunani]].<ref name="Simon"></ref>
 
Jangkauan filsafat dalam pemahaman kuno dan pemikiran para filsuf kuno adalah usaha-usaha intelektual.<ref name="K">K. Bertens.1976.Ringkasan Sejarah Filsafat.Jogjakarta.Kanisius.42-89.</ref><ref name="http">Diperoleh dari "http://wiki-indonesia.club/wiki/Filsafat_Modern"</ref> Hal ini jugalah yang menjadi permasalahan-permasalahan yang dipahami dalam filsafat.<ref name="K"></ref> Filsafat juga mencakup disiplin-disiplin lainnya, seperti matematika dan ilmu-ilmu pengetahuan alam, seperti fisika, astronomi, dan biologi.<ref name="K"></ref> Aristoteles merupakan salah seorang filsuf yang menuliskan pemahamannya mengenai topik-topik ini.<ref name="K"></ref> Istilah Filsafat Barat pun kemudian muncul dan pada saat itu tidak membantu dan tidak jelas, sejak definisi itu meliputi berbagai macam perbedaan seperti tradisi, kelompok politik, kelompok agama, dan pemikir-pemikir yang sudah ribuan tahun lamanya.<ref name="K"></ref>
 
== Subdisiplin Filsafat Barat ==
 
Pada umumnya, filsuf-filsuf Barat dibagi ke dalam beberapa cabang pokok.<ref name="K"></ref> Pembagian itu di dasarkan pada jenis pertanyaan yang diajukan oleh orang-orang yang bekerja di lapangan.<ref name="K"></ref> Cabang yang paling banyak berpengaruh pada masa dunia kuno adalah Stoic, yaitu menahan hawa nafsu.<ref name="K"></ref> Stoic dibagi ke dalam beberapa bagian filsafat, seperti Logika, Etika, Ilmu pengetahuan, dan Fisika.<ref name="K"></ref> Fisika merupakan konsep study tentang gejala-gejela alam di dalam dunia ini, dan termasuk ilmu pengetahuan alam dan metafisika.<ref name="Bertens">K. Bertens.1988.Sejarah Filsafat Yunani.Jogjakarta.KANISIUS.127-169.</ref> Filsafat kontemporal secara umum dapat dibagi ke dalam metafisika, epistimologi, etika, axiology, dan estetis.<ref name="Bertens"></ref> Logika terkadang juga dijadikan sebagai bagian di dalam filsafat, terkadang juga hanya sebagai metode yang digunakan untuk seluruh cabang-canbang filsafat.<ref name="Bertens"></ref>
 
Sub disiplin filsafat terdapat di dalam cabang-cabang yang luas tersebut.<ref name="Bertens"></ref> pada level yang terluas, terdapat filsafat Analitik dan filsafat Kontinental.<ref name="Bertens"></ref> Filsafat Analitik lebih sederhana dibandingkan denga filsafat Kontinental.<ref name="Bertens"></ref>
 
Sub disiplin ini terkadang menjadi topik yang hangat dan dapat menempati temapat yang banyak dalam tulisan-tulisan.<ref name="Milton">Milton D. Hunnex.1986.Chronological and Thematic Charts of Philosophies and Philosophers.USA.Grand Rapids.3-21.</ref> Hal ini disebabkan oleh orang-orang yang beranggapan bahwa sub disiplin ini sebagai cabang-cabang utama.<ref name="Milton"></ref>
 
== Teologi dan Filsafat ==
 
Teologi tercakup di dalam pelajaran dalam agama dan sama halnya dengan filsafat<ref name="Milton"></ref>. Teologi mengarah kepada pertanyaan-pertanyaan tentang eksistensi dan sifat Tuhan.<ref name="Milton"></ref> Pertanyaan di dalam teologi ini dijawab juga secara jelas oleh filsafat Agama.<ref name="Milton"></ref> Aristoteles, seorang filsuf Yunani kuno, memasukkan teologi ke dalam cabang metafisika.<ref name="Milton"></ref> Dia juga mengatakan bahwa teologi sebagai pusat dalam filsafat.<ref name="Milton"></ref> Pada abad kedua puluh, para filsuf berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan teologis tersebut.<ref name="Milton"></ref> Filsafat dan teologi memiliki keterkaitan filsafat menjadi akar di dalam memahami teologi.<ref name="Milton"></ref> Pelajaran agama menjadi salah satu contohnya.<ref name="Milton"></ref> Perbandingan agama-agama besar di dunia dapat lebih mudah dilakukan dengan menggunakan filsafat.<ref name="Donald">Donald M. Borchert.1996.The Encyclopedia of Philosophy.USA.Simon & Schuster Macmillan.127-128.</ref>
 
Tradisi empiris di dalam Filsafat Modern sering menjawab pertanyaan-pertanyaan keagamaan sebagai batas jangkauan pengetahuan manusia, dan banyak orang yang mengklaim bahwa bahasa agama tidak berarti secara literel sebab tidak ada pertanyaan yang perlu dijawab.<ref name="Donald"></ref> Beberapa filsuf merasa bahwa bukti kesulitan-kesulitan ini tidak relevan.<ref name="Donald"></ref> Mereka juga menentang dan meletakkan keagamaan pada bagian moral atau bagian yang lain.<ref name="Donald"></ref>
 
== Lihat pula ==