[[Berkas:SVouet.jpg|thumb|right|240px|''Penyaliban'', oleh [[Simon Vouet|Vouet]], 1622, [[Genoa]]]]
'''Kematian Yesus''' dapat dilihat melalui dua cara pandang yang berbeda.<ref name="Drane">John Drane. 1996. Memahami Perjanjian Baru. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm.87-88.</ref> Pertama, kematian sebagai suatu peristiwa sejarah. Kedua, sebagai bagian dari rencana Allah (Luk. 19:10).<ref name="Drane">John Drane. 1996. Memahami Perjanjian Baru. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm.87-88.</ref> Di dalam [[Alkitab]] kisah '''penyaliban Yesus''' dan '''kematian Yesus''' diceritakan dalam keempat [[Injil]], dan diawali dengan cerita [[Perjamuan Kudus]], pengkhianatan [[Yudas Iskariot|Yudas]], Yesus berdoa di [[taman Getsemani]], penangkapan Yesus, penyangkalan [[Simon Petrus|Petrus]] terhadap Yesus sebanyak tiga kali, Yesus diadili oleh Mahkamah Agama, dan Yesus dihadapkan kepada [[Pontius Pilatus|Pilatus]] dan kemudian [[Herodes Antipas|Herodes]]; kemudian dilanjutkan dengan kisah [[kebangkitan Yesus]], penampakan Yesus kepada murid-muridnya dan kepada orang banyak, serta [[kenaikan Yesus]] ke surga.<ref name="Jacobs">{{id}}T.Jacobs S.Y. 1981. Memahami Perjanjian Baru. Yogyakarta:Kanisius. Hlm.98-99.</ref>