Besar Mertokusumo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-praktek +praktik)
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-jaman +zaman)
Baris 22:
Ketika berpraktik di ''Landraad'' ([[Pengadilan Negeri]]), Besar tak senang dengan perlakuan pengadilan terhadap terdakwa asal Indonesia. Dalam persidangan, terdakwa orang Indonesia harus duduk di lantai, membungkuk dalam-dalam dan sangat ketakutan. Besar menilai perlakuan itu sebagai bentuk penghinaan pengadilan terhadap orang Indonesia. Ketika itu, hakim dan jaksa menggunakan bahasa Belanda saat bersidang. Besar sendiri tak suka dengan kondisi demikian. Persidangan itu membuat orang Indonesia sulit menerima pengadilan itu seperti pengadilannya sendiri. Meski demikian, para [[hakim]] [[Belanda]] tetap menghormati Besar.
 
Setelah firma hukum di Tegal berkembang, Besar membuka kantor cabang di [[Semarang]]. Di kantor barunya, ia lebih banyak merekrut sarjana hukum Indonesia, antara lain [[Sastromulyono]], Suyudi, dan lain-lain. Pernah, suatu waktu, gaji advokat dikantor itu 600 golden per bulan, ditambah dengan bagian keuntungan. Ketika jamanzaman malaise (krisis) dua kantor yang didirikan oleh Besar itu berdiri sendiri.
 
Sebelum terjun ke dunia advokat, Besar bekerja sebagai panitera pada Landraad di [[Pekalongan]]. Pekerjaan itu diperoleh setelah lulus dari ''Rechtschool''. Setelah bekerja beberapa tahun, kemudian hijrah ke Belanda untuk memperoleh gelar sarjana hukum, bersama dengan sebelas pelajar lainnya dengan kuliah di [[Universitas Leiden]].