Museum Industri Derby: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 44:
Mesin lingkar berputar (juga dikenal sebagai 'mesin pelempar' atau ''throwing machines''), adalah penemuan paling penting dari pabrik ini. Bersama-sama dengan sumber tenaga (air), dan organisasi pekerja yang besar untuk masa itu (200-400, menurut informasi terkini), seluruh proses produksi dari sutra mentah menjadi benang berkualitas bagus mengantarkan pemintalan Lombe sebagai sistem pabrik pertama yang sukses di Inggris Raya.
[[File:Derby cotton mill 2006.jpg|upright|thumb|left|Pintu masuk museum dan menara Katedral Green]]
''The Silk Mill'' juga menjadi atraksi wisatawan di Derby dan dikunjungi [[James Boswell]] pada September 1777. Tidak semua pengunjung terpesona dengan kondisinya. Torrington berkomentar "panas, bau dan berisik", sementara [[Fairholt]] pada 1835 terkejut dengan terlihatnya pekerja anak yang kotor dan menderita. Wisatawan asing memasukkan pabrik pemintalan ini dalam daftar kunjungannya.
[[William Hutton (sejarawan)|William Hutton]] adalah salah satu diantara para karyawan, ia kemudian mengingat penderitaan berjam-jam, gaji kecil dan hukuman. Pekerjaan hanya berhenti ketika sungai kering, musim dingin yang luar biasa atau adanya masalah pasokan sutra, meskipun libur tidak resmi juga terjadi ketika ada pemilihan kepala daerah dan adanya lomba Derby pada Agustus 1748.
<!--▼
Hubungan kerja Wilson dan Lloyd berakhir pada 1753 setelah terjadi perselisihan dan tuntutan hukum. Lloyd tetap menguasai bangunan dan mesin-mesinnya.
Tahun 1765 Thomas Bennet membeli bangunan dan lahan dari Lloyd untuk digadaikan pada keluarga Wilson namun membiarkan bangunan beberapa tahun karena resesi perdagangan dan persaingan dengan pemintalan lain di Derby dan [[Cheshire]]
Lamech Swift menjadi penyewa sebagian pada 1780 dan membayar sewa tahunan sebesar £7 pada Perusahaan dan £170 pada Thomas Wilson, saudara dari Richard dan William. Meskipun sejajar dengan Perusahaan untuk perbaikan bendungan pada 1781, ia tetap melakukan pekerjaan sampai sewa berakhir pada tahun 1803.
Perusahaan mengiklankan sewa di tahun 1803 untuk periode 60 tahun. Iklan mengungkapkan bahwa "pekerjaan Italia" masih terpakai untuk memintal sutra"
▲<!--
November 1833 saw the beginning of industrial unrest in Derby which led to the formation of the Grand National Trades Union in February 1834. This event predated the Tolpuddle Martyrs by several months. Taylor’s Silk Mill was not at the centre of the controversy although he was one of the employers who agreed not to employ any worker who was a union member. By the middle of April 1834 Taylor reported that two-thirds of his machinery was working and many of his former workers were applying for reinstatement. According to "The Derby Mercury" some of the former unionists were never able to find fresh employment in Derby. This event is commemorated by a march organised by the Derby Trades Union Council every year on the weekend before MayDay.
|