Gereja Santo Servatius, Kampung Sawah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
PT67Tunggul (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
'''Paroki Santo Servatius Kampung Sawah''' merupakan [[paroki]] yang sebagian besar beranggotakan warga [[Kristen Katolik]] dari [[suku Betawi|Betawi]] di wilayah Kampung Sawah.<ref name="Heuken"> A. Heuken. 2003. Gereja-gereja Tua di Jakarta. Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka. hlm. 185-186. </ref><ref name="Kurris"> R. Kurris. 1996. Terpencil di Pinggiran Jakarta: Satu Abad Umat Katolik Betawi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. hlm. 1-192.</ref> Budaya [[Betawi]] masih ditunjukkan oleh para anggota [[gereja]] tersebut melalui penggunaan bahasa dan kosakata Betawi yang merupakan turunan dari [[bahasa Melayu]].<ref name="Muhadjir"> Muhadjir. 2000. Bahasa Betawi: Sejarah dan Perkembangannya. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. hlm. 60-61.</ref><ref name="Saidi"> Ridwan Saidi. 1997. Profil Orang Betawi: Asal-muasal, Kebudayaan dan Adat-istiadatnya. Jakarta: Gunara Kata. hlm. 90-91.</ref> Di Kampung Sawah sendiri [[Betawi|budaya Betawi]] tetap bertahan sekalipun beberapa bagian di antaranya telah punah.<ref name="website"> http://servatius-kampungsawah.org </ref> Salah satu ritual budaya Betawi yang masih bertahan, walaupun mengalami perubahan, adalah ''bebaritan'' atau yang saat ini dikenal dengan nama sedekah bumi.<ref name="website"/> Uniknya, ritual tersebut pada masa kini dilakukan di Paroki Santo Servatius Kampung Sawah.<ref name="website"/>.
|