Harijadi Sumodidjojo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
22Kartika (bicara | kontrib)
22Kartika (bicara | kontrib)
Baris 33:
 
==Karya-karya==
Satu-satunya pameran lukisan tunggal Harijadi berlangsung pada 25 April-5 Mei 1956 di Balai Budaya Jalan Gereja Theresia 47 Jakarta.<ref name="Ref17" /> Kehidupan personal Harijadi selalu dimasukkan dalam setiap karyanya, salah satunya dalam lukisan ''Beginilah Hidupku'' yang menggambarkan Harijadi dan Sumilah saat mengalami pertengkaran.<ref name="Ref17">[http://www.mysteryofbatavia.com/?r=site/scrap/detail/174 Mysteryofbatavia.com], Scrapbook: Katalog pameran tunggal Harijadi, pameran pertama dan terakhirnya..</ref> Sifat kritis dan idealisme Harijadi tampak dalam berbagai karyanya.<ref name="Ref10" /> Salah satunya adalah lukisan menggunakan wenter dan berjudul ''Makanan Kami'' (1948), menggambarkan dua ikan asin dan bawang merah dengan tulisan ''Makanan kami pelukis yang katanya klas bangsat yang katanya tidak punya visi''.<ref name="Ref10">[http://www.mysteryofbatavia.com/?r=site/scrap/detail/166 Mysteryofbatavia.com], Scrapbook: Seniman yang kritis dan keras kepala sedang beraksi.</ref>
Selain melukis, Harijadi mempelajari ilmu ''memboetseer'' (membuat patung dari tanah liat dengan model), memahat, seni interior dan etalase, serta arsitektur mebel.<ref name="Ref14">[http://www.mysteryofbatavia.com/?r=site/scrap/detail/165 Mysteryofbatavia.com], Scrapbook:Kartu anggota Harijadi di komunitas SIM (Seniman Indonesia Muda).</ref> Dia pernah membuat [[relief]] [[Andesit|batu andesit]] berjudul ''Pesta Pura di Bali'', seluas 68 m² yang diletakkan di dinding [[Hotel Indonesia]].<ref name="Ref1" /> Hasil pahatan Harijadi lainnya adalah relief di Bandara Kemayoran yang dibuat tahun 1957 atas keinginan Soekarno untuk menyambut tamu negara.<ref name="Ref16">[http://www.mysteryofbatavia.com/?r=site/scrap/detail/172 Mysteryofbatavia.com], Scrapbook: Relief Harijadi di Bandara Kemayoran yang kini sudah punah.</ref> Relief tersebut terdiri dari tiga bidang dan selesai dibuat dalam 10 bulan walaupun Harijadi sempat beristirahat selama 3 bulan akibat patah tangan dalam suatu balapan.<ref name="Ref16" /> Bidang pertama relief dirancang oleh Sudjojono dan bertemakan Manusia Indonesia, bidang kedua dikerjakan oleh Harijadi dengan tema Flora dan Fauna, sedangkan bidang ketiga berisi Legenda Sangkuriang yang dibuat oleh Surono.<ref name="Ref16" />
 
Selain melukis, Harijadi juga mempelajari ilmu ''memboetseer'' (membuat patung dari tanah liat dengan model), memahat, seni interior dan etalase, serta arsitektur mebel.<ref name="Ref14">[http://www.mysteryofbatavia.com/?r=site/scrap/detail/165 Mysteryofbatavia.com], Scrapbook:Kartu anggota Harijadi di komunitas SIM (Seniman Indonesia Muda).</ref> DiaSalah pernahsatu membuat [[relief]] [[Andesit|batu andesit]] berjudul ''Pesta Pura di Bali'', seluas 68 m² yang diletakkan di dinding [[Hotel Indonesia]].<ref name="Ref1" /> Hasilhasil pahatan Harijadi lainnya adalah relief di Bandara Kemayoran yang dibuat tahun 1957 atas keinginan Soekarno untuk menyambut tamu negara.<ref name="Ref16">[http://www.mysteryofbatavia.com/?r=site/scrap/detail/172 Mysteryofbatavia.com], Scrapbook: Relief Harijadi di Bandara Kemayoran yang kini sudah punah.</ref> Relief tersebut terdiri dari tiga bidang dan selesai dibuat dalam 10 bulan walaupun Harijadi sempat beristirahat selama 3 bulan akibat patah tangan dalam suatu balapan.<ref name="Ref16" /> Bidang pertama relief dirancang oleh Sudjojono dan bertemakan Manusia Indonesia, bidang kedua dikerjakan oleh Harijadi dengan tema Flora dan Fauna, sedangkan bidang ketiga berisi Legenda Sangkuriang yang dibuat oleh Surono.<ref name="Ref16" />
Setelah keluar dari SIM karena tidak sejalan dengan prinsip Sudjojono, Harijadi mendirikan Sanggar Selabinangun (Sangsela) bersama Sumilah.<ref name="Ref18">[http://www.mysteryofbatavia.com/?r=site/scrap/detail/177 Mysteryofbatavia.com], Scrapbook: Relief Bandung Bondowoso yang tak selesai.</ref> Pemerintah meminta Sangsela untuk membuat relief beton di ruang VIP Bandara Adisucipto dan mereka mengerjakannya dengan biaya mandiri dan asupan dana permerintah.<ref name="Ref18" /> Setelah dua tahun dikerjakan, pembuatan relief yang sering disebut Rara Jonggrang tersebut dihentikan karena kesulitan dana.<ref name="Ref18" />
 
Satu-satunyaSetelah pamerankeluar lukisandari tunggalSIM Harijadikarena berlangsungtidak padasejalan 25dengan April-5prinsip Mei 1956 di Balai Budaya Jalan Gereja Theresia 47 Jakarta.<ref name="Ref17" /> Kehidupan personalSudjojono, Harijadi selalumendirikan dimasukkanSanggar dalamSelabinangun setiap(Sangsela) karyanya, salah satunya dalam lukisan ''Beginilah Hidupku'' yang menggambarkan Harijadi danbersama Sumilah saat mengalami pertengkaran.<ref name="Ref17Ref18">[http://www.mysteryofbatavia.com/?r=site/scrap/detail/174177 Mysteryofbatavia.com], Scrapbook: KatalogRelief pameranBandung tunggalBondowoso Harijadi,yang pamerantak pertama dan terakhirnya.selesai.</ref> SifatPemerintah meminta Sangsela untuk membuat relief beton di ruang VIP Bandara kritisAdisucipto dan idealismemereka Harijadimengerjakannya tampakdengan dalambiaya berbagaimandiri karyanyadan asupan dana permerintah.<ref name="Ref10Ref18" /> SalahSetelah satunyadua adalahtahun lukisandikerjakan, menggunakanpembuatan wenterrelief danyang berjudulsering ''Makanandisebut Kami''Rara (1948),Jonggrang menggambarkantersebut duadihentikan ikankarena asinkesulitan dana.<ref name="Ref18" /> Setelah proyek tersebut, Soekarno meminta Harijadi dan bawangSangsela merahuntuk denganmembuat tulisan[[relief]] [[Andesit|batu andesit]] berjudul ''MakananPesta kamiPura pelukisdi yangBali'', katanyaseluas klas68 bangsat yang katanyadiletakkan tidakdi punyadinding visi''[[Hotel Indonesia]].<ref name="Ref10Ref1" /><ref name="Ref19">[http://www.mysteryofbatavia.com/?r=site/scrap/detail/166178 Mysteryofbatavia.com], Scrapbook: SenimanHarijadi yangS kritismengerjakan danproyek keraspesanan kepalaSukarno, sedangPesta beraksiPura di Bali.</ref> Pada 20 April 1964, felief tersebut diserahkan ke Departemen Perhubungan Darat Pos Telekomunikasi dan Pariwisata.<ref name="Ref19" /> Di bagian kiri bawah relief tersebut, dipahat pedoman Sangsela yang berbunyi, "Kerasnya batu masih kalah dengan kerasnya tekad guna menyelesaikan revolusi."<ref name="Ref19" />
 
==Mural di Museum Sejarah Jakarta==