}}
'''Dr. Oeripan Notohamidjojo''' (lahir di [[Blora]], [[Jawa Tengah]] [[1915]]) adalah '''pendiri [[Universitas Kristen Satya Wacana]]'''. BeliauUa memperoleh gelar Sarjana Hukum dan Sarjana Pengetahuan Masyarakat dari [[Universitas Indonesia]] pada tahun 1956.
== Biodata ==
Dr. Notohamidjojo jikadapat hendakdikatakan kita tipekan dengan suatu istilah yang tepat, beliau adalahsebagai seorang guru. Guru yang sebenarnya memberikan bimbingan dan pembinaan dalam arti yang seluas-luasnya dan untuk itu diperlukan modal berupa pengetahuan dan kebijaksanaan hidup untuk dapat diteruskan kepada para siswa.
Sebagaimana seorang guru dalam arti tradisionil mengumpulkan siswa dan membentuk suatu perguruan sebagai wadah pelayanannya, maka Dr. Notohamidjojo telah mendirikan serta mengasuh perguruan tinggi Satya Wacana sebagai karya hidup beliauhidupnya (selama 17 tahun).
== Riwayat singkat ==
* '''Pendidikan'''
# 1922-1929: Hollandsch Zendingschool (Sekolah Dasar Tujuh Tahun)
== Riwayat hidup ==
BeliauNotohamidjojo dilahirkan di kota kecil Blora pada tahun 1915 dalam keluarga Abdullahfatah seorang tokoh hukum agama dan pergerakan Islam. Jika ditelusur garis keturunan ke atas dapat diketemukan tokoh-tokoh menjabat di bidang pemerintahan dan bidang keagamaan. Agaknya dalam diri Dr. Notohamidjojo bersatulah dua cabang keahlian itu dengan serasi. Seorang rektor berkeahlian ilmu hukum, manager-administrator berpola kepemimpinan ‘Bapa’ dan seorang awam peminat theologia serta penggumul filsafat dari aliran Dooyeweerd.
Setelah tamat belajar dari Hollandsch Zendingschool, sekolah dasar tujuh tahun berbahasa pengantar Belanda, yang dipimpin oleh Nona E. Kuckel, pada tahun 1929 beliauia melanjutkan belajar ke Christelijke Hollands Inlandse Kweekschool di Solo, suatu sekolah pendidikan guru enam tahunan yang menyiapkan guru-guru untuk sekolah dasar. Meskipun maksud ayah sebenarnya supaya dengan menyekolahkan anak di Solo dapat diketahui rahasia metode penginjilan yang dilaksanakan oleh pendeta Zending Dr. Van Andel, tetapi sang anak menjelang pada suatu hari menghadap ayah dengan pemberitahuan bahwa pelajaran agama Kristen yang diterima dalam katekisasi amat menarik sehingga beliau mohon perkenan ayah untuk dibaptiskan masuk Kristen. Hal ini baru kemudian sesudah usia 20 tahun dicapai, diizinkan oleh bapak Abdullahfatah dengan hati yang berat.
Pertobatan yang berdasarkan keyakinan penuh ini sangat berarti bagi hidup dan karya Dr. Notohamidjojo di kemudian hari. Setelah tamat dari Chr. H.I.K. pada tahun 1935, beliauia tanpa bekerja terlebih dulu sebagai guru di H.I.S. yang sebenarnya merupakan syarat minimum diperkenankan belajar 3 tahun di Bandung untuk memperoleh akte kepala sekolah dasar pada hoofdactecursus di sana. Kawan sekelas sejak di H.I.K. dan di kursus tersebut antara lain Bapak S. Subanu, M.A. yang kemudian mendampinginya sebagai wakil rektor.
Dari tahun 1938 sampai pecah perang beliauia bekerja di Solo sebagai guru sekolah dasar ‘Prins Bernhard School’, suatu sekolah latihan dari Chr.H.I.K. yang dipimpin oleh tuan H. Zweers. Pada sekolah tersebut bekerja pula Bapak S.M.A. Pasaribu yang kemudian ikut menyumbangkan gagasan dalam pendirian perguruan tinggi Kristen di Salatiga.
Di zaman pendudukan Jepang, sebentar setelah mengepalai Sekolah Dasar Kristen [[Banjarsari]] Solo, bekas Koningin Emma School dulu, beliauia diangkat menjadi guru tetap untuk mata pelajaran Sejarah pada Shihang Gakko di Solo, suatu sekolah guru laki-laki yang melebur sekolah-sekolah guru Kristen dan KatholikKatolik di Jawa Tengah menjadi satu sekolah pendidikan guru model Jepang. Pekerjaan ini dilayani sampai zaman awal kemerdekaan. Antara tahun 1949-1956 sambil mengajar dan memimpin asrama di Sekolah Guru Atas Kristen di Salemba Jakarta di bawah pimpinan Bapak I.P. Simanjutak, M.A. beliauIa mengusahakan waktu untuk berkuliah pada Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat dari Universitas Indonesia sampai tamat. Kawan studi beliaustudinya a.l. Bapak Surjandaru, S.H. yang kemudian menjadi salah seorang pembantu rektor; adapun guru besar di zaman Jakarta itu adalah antara lain para Profesor, Hazairin, Lemaire, Resink dan Beerling.
Setelah lulus sarjana, Dr. Notohamidjojo menerima tawaran untuk memimpin PTPG Kristen Indonesia di Salatiga atas permintaan Ds. [[Basoeki Probowinoto]] seorang anggota pengurusnya, juga seorang kawan lama dari zaman H.I.K. di Solo. Pemimpin PTPG tersebut dilaksanakan dengan bantuan teman-teman bekerja beliaubekerjanya seperti tuan Jac.v.d. Waals, Nona Dra.M.C. Miedema, Drs.H.Baas dan Drs. Soetjipto Wirowidjojo. Akademi Pendidikan Guru itulah yang kemudian pada tahun 1959 disempurnakan menjadi Universitas dengan nama Satya Wacana.
== Pembentukan pribadi ==
Dr. Notohamidjojo dapat disebut seorang otodidak. Hidup beliauHidupnya penuh dengan belajar dari buku, hubungan dengan guru-gurunya dan pengalaman kemasyarakatan. Sejak muda koleksi perpustakaan pribadi beliaupribadinya terkenal luas. Sikap kepemimpinan dipelajari beliaudipelajarinya dari pribadi tuan Meyerink, direktur Chr.H.I.K. yang kemudian menjadi anggota parlemen Belanda.
Berfikir historis yang bercorak progresif linier beliauliniernya terima dari Dr.H. Kroeskamp, guru sejarah beliausejarahnya yang juga membimbing beliauia kepada dasar-dasar politik Kristen. Guru-guru lain yang beliauia rasa ikut membangkitkan kecintaan kepada pelbagai cabang pengetahuan adalah tuan-tuan J.In. ‘t Veld dan P. de Koomen untuk bahasa Belanda, tuan F. Eygenraam untuk ilmu pasti dan tuan H.C. Beekman untuk ilmu hayat. Yang terakhir ini kemudian menjadi kolega mengajar di S.G.A. Kristen Jakarta.
Memang dalam pandangan tradisionil Jawa, sabda dari tokoh pendita (guru) dan ratu (raja) dijunjung tinggi. Rasa hormat dan segan terhadap itu tadi disatukan dalam ungkapan “sabda pendita ratu”. Semasa beliau belajar untuk hoofdacte di Bandung, psikologi dan paedagogik diajarkan oleh Dr.T.S.G. Mulia tokoh yang beliau hormati dan kagumi.
== Satya Wacana: “Setia Sabda” ==
Perguruan Tinggi Satya Wacana merupakan anak rohani Dr. Notohamidjojo. Kedatangan beliauKedatangannya di Salatiga menurut keyakinan beliaukeyakinannya adalah merupakan panggilan dari Tuhan sendiri. Ketika beliauia mendapat tawaran dari pengurus PTPG Kristen Indonesia untuk memangku jabatan pemimpin akademi pendidikan guru tersebut, hati beliauhatinya mendua karena dalam waktu yang bersamaan beliauia ditawari oleh Profesor Resink untuk membantunya mengajar di fakultas hukum Universitas Indonesia, suatu karier ilmiah yang berprospeksi menarik. ▼
Namun beliauia memilih Salatiga dan di situ beliauia melaksanakan karya hidup beliauhidupnya. Dari pidato beliaupidatonya pada pembukaan peresmian Universitas Satya Wacana pada tahun 1959 nampak bahwa beliauia sejak berdirinya PTPG pada tahun 1956 , sudah melihat perlunya suatu Universitas Kristen yang menyiapkan tenaga-tenaga kader untuk gereja dan masyarakat. Dari ucapan-ucapan serta pahamnya nampak pengaruh dari gagasan-gagasan tinggi Dr. Abraham Kuyper pendiri Vrije Universiteit di Nederland sebagai suatu perguruan yang beralaskan iman Kristen. ▼
▲Perguruan Tinggi Satya Wacana merupakan anak rohani Dr. Notohamidjojo. Kedatangan beliau di Salatiga menurut keyakinan beliau adalah merupakan panggilan dari Tuhan sendiri. Ketika beliau mendapat tawaran dari pengurus PTPG Kristen Indonesia untuk memangku jabatan pemimpin akademi pendidikan guru tersebut, hati beliau mendua karena dalam waktu yang bersamaan beliau ditawari oleh Profesor Resink untuk membantunya mengajar di fakultas hukum Universitas Indonesia, suatu karier ilmiah yang berprospeksi menarik.
▲Namun beliau memilih Salatiga dan di situ beliau melaksanakan karya hidup beliau. Dari pidato beliau pada pembukaan peresmian Universitas Satya Wacana pada tahun 1959 nampak bahwa beliau sejak berdirinya PTPG pada tahun 1956 sudah melihat perlunya suatu Universitas Kristen yang menyiapkan tenaga-tenaga kader untuk gereja dan masyarakat. Dari ucapan-ucapan serta pahamnya nampak pengaruh dari gagasan-gagasan tinggi Dr. Abraham Kuyper pendiri Vrije Universiteit di Nederland sebagai suatu perguruan yang beralaskan iman Kristen.
Dibandingkan dengan perguruan tinggi lainnya di Indonesia, Satya Wacana nampak menonjol terutama dalam corak keunikan “Indonesia Kecil”. Sebanyak 19 sinode gereja-gereja di tanah air dari Nias sampai Irian Jaya mendukungnya sehingga para mahasiswa yang berasal dari pelbagai daerah, pelbagai suku hadir dalam kampus Satya Wacana. Ratusan alumni Satya Wacana kini bekerja bertebaran di seluruh Nusantara mengabdikan diri di segala bidang dalam partisipasinya membangun Negara kita.
Perkembangan perguruan Satya Wacana tak selancar gambaran luar yang berupa gedung-gedung yang serba megah fasilitas yang mencukupi untuk studi. Berkali-kali Dr. Notohamidjojo menghadapi kesulitan-kesulitan di bidang finansiil, materiil akademis dan politis. Sebagai rector dan educational stateman terbukalah beliau membicarakan segalanya dengan kawan-kawannya sekerja. Segala upaya pengatasan kesulitan dilandaskan pada doa karena Dr. Notohamidjojo percaya akan kekuasaan doa. Dalam situasi yang depresif beliau mampu menggairahkan staf pembantunya ataupun dosen-dosen dan pegawai-pegawai untuk tetap menunjukkan dan membuktikan sikap dedikasi.
Sebagai sarjana hukum yang berspesialisasi filsafat hukum Dr. Notohamidjojo menggumuli filsafat wetside dari Dooyeweerd; bersama-sama dengan Dr.Sj. Roosjen karib beliaukaribnya, beliauia mendalami dan mengembangkannya. Gagasan-gagasan yang banyak diwarnai filsafat tersebut memengaruhi pula fisi beliau yang nampak dalam penulisan kertas-kertas kerja beliau untuk konfrensi-konfrensi atau seminar-seminar akademis antar perguruan tinggi Kristen di Hongkong, Tokyo, Manila, New York, Nederland dan Wina antara tahun 1964-1970.
Peristiwa yang penting dalam hidup beliau dan Universitas dan IKIP Kristen Satya Wacana adalah penggelaran Doctor Honoris Causa kepada beliau dalam ilmu hukum oleh Vrije Universiteit di Amsterdam melalui rektornya Prof.Mr.W.F. De Gaay Fortman pada tanggal 4 September 1972.
|