Kota Bukittinggi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Mamasamala (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
Rahmatdenas (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 212:
== Perhubungan ==
[[Berkas:Tri Daya Eka Dharma Museum.jpg|thumb|200px|[[Museum Tri Daya Eka Dharma]] di Bukittinggi]]
[[Berkas:
Kota Bukittinggi berada pada posisi strategis, terhubung dengan beberapa kota-kota lain termasuk kota-kota yang berada di luar provinsi Sumatera Barat, seperti [[kota Pekanbaru]] dan [[kota Medan]], dan merupakan kota yang dilalui oleh jalur ''Trans Sumatera Tengah''. [[Terminal Aur Kuning]] merupakan terminal utama untuk angkutan transportasi darat di kota ini. Sementara untuk transportasi dalam kota, tersedia sarana angkutan kota selain taksi berupa mikrolet dan bendi (kereta kuda).
Baris 220 ⟶ 221:
== Perekonomian ==
[[Berkas:
▲[[Berkas:Bukittinggi Túnel Japonés.JPG|thumb|Lubang Jepang di Bukittinggi]]
Perkembangan pasar ''Loih Galuang'' sekarang disebut juga ''Pasar Ateh'', membuat pemerintah Hindia-Belanda waktu itu kembali mengembangkan pasar tersebut, dengan membangun kembali sebuah ''loods'' ke arah timur tahun 1900, tepatnya pada kawasan pinggang bukit yang berdekatan dengan selokan yang mengalir di kaki bukit tersebut, karena lokasi pasar tersebut berada di kemiringan masyarakat setempat menyebutnya dengan nama ''Pasar Teleng'' (Miring) atau ''Pasar Lereng''. Perkembangan berikutnya di sekitar kawasan tersebut muncul lagi beberapa pasar berikutnya di antaranya ''Pasar Bawah'' dan ''Pasar Banto''. Dalam penataan pasar, pemerintah Hindia-Belanda juga menghubungkan setiap pasar tersebut dengan ''janjang'' (anak tangga) dan di antara yang terkenal disebut dengan nama ''Janjang 40''.
Baris 257:
Berkas:Jalan_Jendral_Sudirman_Bukittinggi.JPG|Suasana Jalan Jendral Sudirman, jalan utama di Bukittinggi
Berkas:BUKITTINGGI.jpg|Jalan Jendral Sudirman
Berkas:Niagara Pasar Atas.JPG|Niagara, pusat perbelanjaan di Bukittinggi di seberang Jam Gadang
</gallery>
|