Bencana alam: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Cun Cun (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Cun Cun (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 3:
 
==Pengertian menurut persepsi manusia dan agama==
Sejak masa awal peradabannya, manusia telah menganggap bencana alam sebagai hukuman dan simbol kemarahan dari dewa-dewa yang menguasai alam.<ref Semuaname="revista">{{en}}{{cite peradaban kuno menghubungkan lingkungan tempat tinggal mereka dengan dewa-dewa yang dianggap manusia dapat memberikan kemakmuran maupun kehancuran.journal
| author =
| year = 2007
| month = WINTER
| title = '''Natural Disasters Coping with Calamity harvard review of Latin america'''
| journal = ReVista
| volume = VI
| issue = 2
| pages =2-76
| doi =
| id =
| url = http://www.drclas.harvard.edu/revista/files/4613c6a1bb9b7/revista_winter07_web.pdf
| format =
| accessdate = 10-8-2011
|pages=
}}</ref> Semua peradaban kuno menghubungkan lingkungan tempat tinggal mereka dengan dewa-dewa yang dianggap manusia dapat memberikan kemakmuran maupun kehancuran.<ref name="revista"/>
 
Bangsa yang tinggal di Pegunungan Andes akan menenteramkan bumi yang bergetar dengan melakukan upacara dan pengurbanan.<ref name="revista"/> Kutipan mengenai gempa bumi tertulis dalam manuskrip kuno , koleksi mitos-mitos Andes yang berbunyi:
 
{{cquote|Menurut Pacha Cuychic, sang Pengguncang Dunia, inilah apa yang orang-orang katakan:
Baris 25 ⟶ 40:
 
==Bencana alam di Indonesia dan penanggulangannya==
Indonesia merupakan negeri yang sangat rawan dengan bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, tanah longsor, banjir dan topan.<ref name="UNESCO BANGKOK">{{en}}http://www2.unescobkk.org/elib/publications/103/disaster.pdf], ''unescobkk''. Akses: 10-08-2011 </ref> Sekitar 13 persen gunung berapi dunia yang berada di kepulauan Indonesia berpotensi menimbulkan bencana alam dengan intensitas dan kekuatan yang berbeda-beda.<ref name="UNESCO BANGKOK"/>
 
Gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia pada tahun 2004 yang memakan banyak korban jiwa di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan Sumatera Utara memaksa diadakannya upaya cepat untuk mendidik masyarakat agar dapat mempersiapkan diri dengan baik untuk menghadapi bencana alam.<ref name="UNESCO BANGKOK"/> Namun, upaya yang dilaksanakan tidak efektif karena persiapan menghadapi bencana alam belum menjadi mata pelajaran pokok dalam kurikulum di Indonesia.<ref name="UNESCO BANGKOK"/> Materi-materi pendidikan yang berhubungan dengan bencana alam juga tidak banyak.<ref name="UNESCO BANGKOK"/>
 
Laporan Bencana Asia Pasifik 2010 menyatakan bahwa masyarakat di kawasan [[Asia Pasifik]] 4 kali lebih rentan terkena dampak bencana alam dibanding masyarakat di wilayah [[Afrika]] dan 25 kali lebih rentan daripada di [[Amerika Utara]] dan [[Eropa]].<ref name="bencana alam di indonesia-east asia forum">{{en}}[http://www.eastasiaforum.org/2010/11/17/natural-disasters-in-indonesia-strengthening-disaster-preparedness/ Natural disasters in Indonesia: Strengthening disaster preparedness], ''eastasiaforum''. Akses: 10-08-2011 </ref> Laporan PBB tersebut memperkirakan bahwa lebih dari 18 juta jiwa terkena dampak bencana alam di Indonesia dari tahun 1980 sampai 2009.<ref name="bencana alam di indonesia-east asia forum"/> Dari laporan yang sama Indonesia mendapat peringkat 4 sebagai salah satu negara yang paling rentan terkena dampak bencana alam di Asia Pasifik dari tahun 1980-2009.<ref name="bencana alam di indonesia-east asia forum"/> Laporan Penilaian Global Tahun 2009 pada Reduksi Resiko Bencana juga memberikan peringkat yang tinggi untuk Indonesia pada level pengaruh bencana terhadap manusia – peringkat 3 dari 153 untuk gempa bumi dan 1 dari 265 untuk tsunami.<ref name="bencana alam di indonesia-east asia forum"/>
Baris 58 ⟶ 73:
 
Namun demikian pada daerah yang memiliki tingkat bahaya tinggi ''(hazard)'' serta memiliki kerentanan/kerawanan ''(vulnerability)'' yang juga tinggi tidak akan memberi dampak yang hebat/luas jika manusia yang berada disana memiliki ketahanan terhadap bencana ''(disaster resilience)''. Konsep ketahanan bencana merupakan valuasi kemampuan sistem dan infrastruktur-infrastruktur untuk mendeteksi, mencegah & menangani tantangan-tantangan serius yang hadir. Dengan demikian meskipun daerah tersebut rawan bencana dengan jumlah penduduk yang besar jika diimbangi dengan ketetahanan terhadap bencana yang cukup.
 
 
 
==Penanggulangan==