Filsafat proses: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k r2.7.1) (bot Menambah: nl:Procesfilosofie |
k Robot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 8:
Alfred North Whitehead, yang dikenal dengan sebutan Whitehead, menemukan sistem filsafatnya berdasarkan usaha kritis dan kreatif dalam dialog intelektual dengan para pemikir lain dan dalam konfrontasinya dengan pengalaman hidup.<ref name="Sudarminta">{{id}}Sudarminta. 1991, ''Filsafat Proses, Sebuah Pengantar Sistematik Filsafat Alfred North Whitehead.'' Yogyakarta: Kanisius. Hlm. 24-33. </ref> Dalam bukunya yang berjudul ''Process and Reality'', ia menyebutkan filsuf-filsuf yang memengaruhinya.<ref name="Sudarminta"/> [[Plato]] adalah salah satu filsuf yang memengaruhinya. <ref name="Sudarminta"/> Bagi Whitehead, sistem filsafat yang mau dikembangkannya adalah suatu sintesis kreatif atas [[kosmologi]] Plato, sebagaimana dikemukakan dalam dialognya yang berjudul ''Timaeus'', dengan kosmologi modern sebagaimana yang dikembangkan oleh [[Galileo]], [[Descartes]] dan [[Newton]].<ref name="Sudarminta"/> [[Aristoteles]] adalah Filsuf yang bagi Whitehead memberikan sembangan yang penting bagi sistem filsafat proses. Walaupun banyak hal yang ditentang dari Aristoteles, Whitehead menerima gagasan Aristoteles yang mengatakan bahwa realitas yang nyata dan konkret adalah realitas aktual yang merupakan perpaduan [[forma]] dan [[materi]].<ref name="Sudarminta"/>
Selain Plato dan Aristoteles, sebagai wakil dari tokoh besar filsafat klasik, Whitehead dipengaruhi oleh filsuf-filsuf moderen seperti Descartes, [[Spinoza]], [[Leibniz]], [[John Locke]], [[David Hume]], [[Immanuel Kant]] dan [[Hegel]].<ref name="Whitehead (terj.)">{{id}}Albert North Whitehead. ''Filsafat Proses, Proses dan Realitas Dalam Kajian Kosmologi.'' 2009, Kreasi Wacana. Hlm. 64</ref> Whitehead melakukan kritik atas gagasan-gagasan mereka dan merangkaikan gagasan-gagasan yang mendukung filsafatnya. Descartes, Whitehead menolak gagasan subsansi dan inrelasional.<ref name="Dr.P. Hardono Hadi">Dr.P. Hardono Hadi. 1996,{{id}}''Jatidiri Manusia: Berdasarkan Filsafat Organisme Whitehead,'' Yogyakarta: Kanisius. Hlm. 48-62</ref> Whitehead menerima gagasan Descartes mengenai pluralitas kenyataan. Dari Leibniz, Whitehead mengambil gagasan dinamis dan organik dari konesp Libniz mengenai [[monad]].<ref name="Dr.P. Hardono Hadi"
[[Berkas:Henri_Bergson-memengaruhi_whitehead.jpg|left|150px|Henri Bergson]]
Filsuf sejaman lainnya, yang membangun gagasan Whitehead dalam mendirikan filsafatnya, adalah [[Samuel Alexander]] dan [[LIoyd Morgan]].<ref name="Sudarminta">Sudarminta, Hlm. 28</ref> Gagasan Whitehead mengenai waktu dan keabadian banyak dipengaruhi oleh Samuel Alexander.<ref name="Sudarminta">Sudarminta, Hlm. 28</ref> Gagasan mengenai peristiwa ia ambil dari Lioyd Morgan.<ref name="Sudarminta">Sudarminta, Hlm. 28</ref> Filsuf-filsuf yang juga memengaruhi Whitehead adalah [[Henri Bergson]], [[William James]] dan [[John Dewey]].<ref name="Whitehead (terj.)">{{id}}Albert North Whitehead, xii</ref> Gagasan mengenai realitas, bahwa realitas itu dinamis sehingga kategori perubahan tidak bisa diabaikan dalam menjelaskan kenyataan, dan bahwa realitas lebih sesuai untuk disimbolkan sebagai suatu organisme daribpada mesin, adalah gagasan yang Whithead pinjam dari John Dewey.<ref name="Sudarminta">Sudarminta, Hlm. 28</ref> Keduanya sepakat bahwa filsafat bersumber dan bermuara pada pengalaman manusia.<ref name="Sudarminta">Sudarminta, Hlm. 28</ref> Dari William James, Whitehead meminjam gagasannya mengenai empirisme radikal.<ref name="Sudarminta">Sudarminta, Hlm. 28</ref> Ia menolak [[rasionalisme]] Descartes dan [[empirisme]] atomis David Hume.<ref name="Dr.P. Hardono Hadi"
= Kritik Terhadap Materialisme Ilmiah =
Baris 18:
Whitehead menyebut filsafatnya sebagai Filsafat Organisme.<ref name="Sudarminta">Sudarminta, Hlm. 29</ref> Gagasan filsafat ini lahir sebagai reaksi dan alternatif terhadap pandangan kosmologi yang disebut [[materialisme]] ilmiah.<ref name="Sudarminta">Sudarminta, Hlm. 29</ref> pandangan ini mengatakan bahwa dunia ini terdiri dari berbagai [[anasir]] material yang hukum-hukumnya bisa dimengerti dan dijelaskan secara tuntas oleh ilmu pengetahuan, khususnya [[matematika]] dan [[fisika]].<ref name="Sudarminta">Sudarminta, Hlm. 29</ref> Materialisme menyebut dunia ini tidak lain sebagai mesin besar yang terdiri dari jalinan anasir-anasir independen dan saling berhubungan secara eksternal.<ref name="Sudarminta">Sudarminta, Hlm. 29</ref> Dunia ini bersifat impersonal, tidak bermakan, tidak bernilai dan tidak bertujuan.<ref name="Sudarminta">Sudarminta, Hlm. 29</ref> Bagi materialisme yang nyata adalah segala sesuatu yang dapat dibuktikan secara ilmiah.<ref name="Dr.P. Hardono Hadi"/> Materialisme menekankan sebab-sebab yang menjelaskan wujud dan sebab-sebab yang menjelaskan siapa yang mengerjakan sesuatu.<ref name="Sudarminta">Sudarminta, Hlm. 29</ref> Bagi Whitehead pandangan kosmologis Materialisme Ilmiah ini berakar dari kosmologi Descartes yang menanggap dunia ini sebagai materi.<ref name="Sudarminta">Sudarminta, Hlm. 30</ref> Pandangan dunia yang materialistis dan mekanistis ini diambil alih oleh John Locke, Galileo dan Newton.<ref name="Sudarminta">Sudarminta, Hlm. 30</ref>
Whitehead tidak mengatakan bahwa materialisme sebagai paham yang keliru.<ref name="Dr.P. Hardono Hadi"
Materialisme mengatakan bahwa dunia terdiri dari rangkaian berbagai [[partikel]] yang terletak dalam ruang dan waktu.<ref name="Sudarminta">Sudarminta, Hlm. 31</ref> Dalam pandangan ini ruang dan waktu bersifat mutlak.<ref name="Sudarminta">Sudarminta, Hlm. 31</ref> hubungan partikel-partikel tersebut dengan partikel-partikel lainnya tidak menambah dan mengurangi hakikat adanya partikel tersebut.<ref name="Sudarminta">Sudarminta, Hlm. 31</ref> kategori waktu, kecepatan gerak dan hubungan internal yang membentuk dunia, tidak berperan sama sekali.<ref name="Dr.P. Hardono Hadi"
= Sistem Filsafat Proses =
Baris 44:
objek-objek abadi ini di tampung dalam sebuah entitas aktual yang asali.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> Entitas aktual asali ini White sebut sebagai Tuhan.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> Tuhan di dalam filasfat proses, Tuhan adalah satuan aktual yang berfungsi sebagai prinsip penentu terbentuknya satuan aktual yang lain.<ref name="Sudarminta"/> Di dalam Filsafat proses, Tuhan tidak bisa dipisahkan dengan objek-objek abadi.<ref name="Sudarminta"/> Tuhan adalah pengarah sekaligus penggerak dari proses menjadi.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> Di dalam proses Tuhan bukanlah pencipta yang bebas dan tidak tunduk pada siapapun.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> Di dalam Proses, Tuhan yang adalah entitas aktual didasarkan pada sebuah prinsip yang tidak bisa tidak ada.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> prinsip yang tidak bisa tidak ada ini adalah [[Kreativitas (Filsafat Proses)|kreativitas]].<ref name="Paulus Budi Kleden"/> Kreativitas sendiri bukan merupakan entitas aktual.<ref name="Paulus Budi Kleden"/> Kreativitas adalah daya kebaruan. Ia adalah daya yang memungkinkan terjadinya satuan aktual yang baru.<ref name="Paulus Budi Kleden"/>
= Kategori-kategori Filsafat Proses =
[[Entitas aktual]] , [[Kreativitas (Filsafat Proses)]], [[Objek-objek abadi]], [[Tuhan (Filsafat Proses)]], [[Prehensi]], [[Nexus]]
|