Ritus Suriah Timur: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 25:
Di penghujung abad ke-19 timbul upaya untuk membentuk sebuah "Gereja Kaldea Katolik Independen", mengikuti contoh "Kaum Katolik Lama". Upaya ini mengakibatkan terpisahnya segolongan umat dari Gereja-Gereja Katolik Timur.
==
[[File:Kanjirappally Bishop Mathew Arackal at Tomb of Varghese Palakkappillil.jpg|thumb|left|Sebuah Qurbana [[Gereja Katolik Siro-Malabar]]. Uskup menggenggam Salib Mar Toma, lambang warisan dan identitas [[Nasrani Suriah Malabar|Gereja Suriah]] dari [[Umat Kristiani Santo Tomas]] di [[Agama Kristen di India|India]]]]
Ada pula tiga anafora lain yang
▲Ritus Syria Timur mengenal tiga anafora (doa syukur agung); yakni yang berasal dari para rasul (St. Adaeus dan St. Maris), yang berasal dari Nestorius, dan yang berasal dari Teodorus (dari Mopsuestia) Sang Penerjemah. Anafora yang pertama adalah bentuk yang biasa digunakan, dan merupakan sumber dari revisi anafora Malabar. Anafora kedua digunakan oleh umat Kaldea dan Nestorian pada hari [[Epifani]], serta hari [[Yohanes Pembaptis|St. Yohanes Pembaptis]], dan hari para [[Doktor Yunani]] yang dirayakan pada masa epifani pada hari Rabu Puasa Umat Niniwe, serta pada hari Kamis Putih. Anafora ketiga digunakan (kecuali jika diharuskan untuk menggunakan anafora kedua) oleh umat Kaldea dan Nestorian mulai hari [[Minggu Adven]] sampai hari [[Minggu Palma]]. Ketiga anafora ini menggunakan bagian pro-anaforal yang sama.
Liturgi Ekaristi didahului persiapan, atau "Ibadat Protesis", yang mencakup menguleni dan memanggang roti. Di kalangan Nestorian roti ini beragi, tepungnya dicampur dengan sedikit minyak dan ragi suci (''malka''), yang menurut legenda "diwariskan turun-temurun kepada kami oleh Bapa-Bapa Suci kami Mar Addai dan Mar Mari dan Mar Toma", dengan kisah yang sangat aneh seputar minyak dan ragi suci itu. Meskipun demikian, peragian yang sebenarnya terjadi karena sisa adonan terfermentasi (''khmira'') dari persiapan Liturgi Ekaristi sebelumnya. Umat Katolik Kaldea kini menggunakan roti yang tidak beragi.
▲Ada tiga anafora lain yang disebutkan oleh Ebedyeshu (metropolitan dari Nisibis, 1298) dalam katalognya, yakni anafora yang berasal dari Barsuma, Narses, dan Diodorus dari Tarsus; namun ketiga anafora tersebut kini tidak lagi diketahui.
Liturgi itu sendiri dimulai dengan ayat pertama ''Gloria in Excelsis'' dan [[doa Bapa Kami]], dengan tambahan-tambahan (''giyura''), terdiri atas suatu bentuk ''Sanctus''. Kemudian menyusul:
*[[Introit|Mazmur Pengantar]] (variabel), disebut ''Marmitha'', didahului doa, bervariasi untuk hari-hari Minggu dan perayaan-perayaan yang lebih besar dan untuk "hari-hari peringatan" serta [[Feria|''feriae'']]. Dalam Ritus Malabar, ayat-ayat Mazmur 14, 150, dan 116 didaraskan bergantian oleh para imam dan diakon.
*"Antifon Tempat Kudus" (''Unitha d' qanki''), variabel, dengan doa bervariasi yang sama.
*''Lakhumara'', sebuah antifon yang dimulai dengan kalimat "Kepada-Mu, Tuhan", yang juga terdapat dalam ibadat-ibadat lain, juga didahului doa bervariasi yang sama.
*[[Trisagion]]. Dupa digunakan sebelumnya. Dalam Ritus Timur pada Misa biasa roti dan anggur diletakkan di atas altar sebelum didupai.
== Penanggalan Liturgis ==
|