B. [[ Kependudukan ]].
Data penduduk per Juni 2007 jumlah penduduk total satu desa adalah 10. 190 jiwa dengan perincian sebagai berikut: Jumlah Laki-laki : 5.152 orang, Jumlah Perempuan : 5.038 orang, Jumlah KK : 2.400 KK, Jumlah RTM : 1.205 KK dengan prosentase 50 %.
Jumlah Laki-laki : 5.152 orang, Jumlah Perempuan : 5.038 orang, Jumlah KK : 2.400 KK, Jumlah RTM : 1.205 KK dengan prosentase 50 %.
C. [[ Kondisi Sosial Ekonomi ]]
Mata pencaharian penduduk terdiri dari: PNS : 210 orang, Petani Pemilik : 1.500 orang, Petani Buruh : 3.100 orang, Wiraswasta : 250 orang, Lain-lain : 455 orang
PNS : 210 orang, Petani Pemilik : 1.500 orang, Petani Buruh : 3.100 orang, Wiraswasta : 250 orang, Lain-lain : 455 orang
Sadangkan tingkat pendidikan penduduk adalah sebagai berikut: Tidak tamat SD (sederajat) : 14 % , Tamat SLTP (sederajat) : 40 % , Tamat SLTA (sederajat) : 15 % , Tamat Perguruan Tinggi : 1 %
Tidak tamat SD (sederajat) : 14 % , Tamat SLTP (sederajat) : 40 % , Tamat SLTA (sederajat) : 15 % , Tamat Perguruan Tinggi : 1 %
D. Kelembagaan Desa
A . [[ Sumber Daya Alam ]].
Potensi sumberdaya alam yang dimiliki oleh desa berupa; Tanah sawah : 205 Ha, Tanah pekarangan : 370 Ha, Tanah Tegalan : 212 Ha, Lain-lain : 31 Ha
Tanah sawah : 205 Ha, Tanah pekarangan : 370 Ha, Tanah Tegalan : 212 Ha, Lain-lain : 31 Ha
B. [[ Sarana Prasarana ]]
1. [[ Sarana Pemerintahan ]] :
Kantor Desa : 1 buah, Balai Desa : 1 buah, Balai Dusun/RW : - buah.
2. [[ Sarana pendidikan ]] :
Taman Kanak-Kanak / Play Group : 6 buah, Sekolah Dasar / MI : 6 buah, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama : 2 buah, Sekolah Lanjutan Tingkat Atas : - buah, Perguruan Tinggi : - buah, Pondok Pesantren dan sejenisnya : - buah.
3. Sarana ekonomi :
[[ Pasar ]] : 1 buah/lokasi , Lembaga Keuangan ( [[ Bank ]] , [[Koperasi ]] dll.) : - buah
4. [[ Sarana kesehatan ]] :
RS / [[ Puskesmas ]] / Poliklinik /Polindes : 2 buah , Posyandu : 13 buah , Laboraturium Kesehatan : - buah
5. Prasarana Jalan
Jalan Aspal : 5 ruas , Jalan Makadam / Telasah / Telford : 5 ruas , Jalan Rabat beton / floor : 25 ruas , Jalan tanah : 50 ruas
6. Sarana ibadah
[[ Masjid ]] / [[ mushola ]] : 56 buah, [[ Gereja ]] : - buah , [[ Kuil ]] / [[ Vihara / Klenteng : 1 buah.
[[ Sejarah Merden ]],
[[ MASA AKHIR KEJAYAAN KI AGENG SUTA ]]
A. [[ RADEN JIWA YUDA SANG PENDEKAR ]],
Disaat keadilan dan kebenaran telah dicampakan kedholiman telah melanda dimana-mana munculah seorang pemuda yang selalu tampil membela rakyat kecil. Pemuda itu adalah Raden Jiwa Yuda anak ketiga dari Raden Suta Wijaya yang dibawa kakeknya Panembahan Heru Cokro dari Pancamanis Daerah Nusakambangan. ▼
Dengan kepandaian dalam ilmu bela diri dan olah kanuragan serta keberanian membela yang benar dan selalu berpihak pada rakyat kecil dan yang lemah dalam waktu singkat R.[[Raden Jiwa Yuda ]] jadi sangat terkenal dan merakyat. Keberadaanya di Kademangan Merden yang belum begitu lama sudah sangat diperhitungkan bahkan ditakuti dan disegani oleh orang-orang [[Ki Ageng Suta ]]. Ketakutan itu bukan karena nama besar ayahnya R.[[Raden Sutawijaya ]] tapi memang karena kelebihan yang dimilikinya. Beberapa kali orang Ki Ageng Suta mencoba kemampuannya tapi semua bisa dikalahkan dengan mudah. ▼
Tapi hukum Tuhan bicara lain, bahwa kekuatan manusia ada batasnya dan sangat terbatas. Diatas langit masih ada langit.
Melihat kenyataan ini Ki Ageng Suta bertindak sangat hati-hati untuk mengambil sikap, apalagi dia semakin tua, masyarakat banyak sekali yang berpihak kepada R.Raden Jiwayuda yang sebenarnya memang ahli waris kademangan Merden. Diukur dari ilmu kanuragan dan bela dirinya, Ki Ageng Suta mengakui kehebatannya dan juga senjata yang dimilikinya yakni Pedang Siwarak dan Tombak Sibuntal. ▼
▲Disaat keadilan dan kebenaran telah dicampakan kedholiman telah melanda dimana-mana munculah seorang pemuda yang selalu tampil membela rakyat kecil. Pemuda itu adalah Raden Jiwa Yuda anak ketiga dari Raden Suta Wijaya yang dibawa kakeknya Panembahan Heru Cokro dari Pancamanis Daerah Nusakambangan.
▲Dengan kepandaian dalam ilmu bela diri dan olah kanuragan serta keberanian membela yang benar dan selalu berpihak pada rakyat kecil dan yang lemah dalam waktu singkat R. Jiwa Yuda jadi sangat terkenal dan merakyat. Keberadaanya di Kademangan Merden yang belum begitu lama sudah sangat diperhitungkan bahkan ditakuti dan disegani oleh orang-orang Ki Ageng Suta. Ketakutan itu bukan karena nama besar ayahnya R. Sutawijaya tapi memang karena kelebihan yang dimilikinya. Beberapa kali orang Ki Ageng Suta mencoba kemampuannya tapi semua bisa dikalahkan dengan mudah.
▲Melihat kenyataan ini Ki Ageng Suta bertindak sangat hati-hati untuk mengambil sikap, apalagi dia semakin tua, masyarakat banyak sekali yang berpihak kepada R. Jiwayuda yang sebenarnya memang ahli waris kademangan Merden. Diukur dari ilmu kanuragan dan bela dirinya, Ki Ageng Suta mengakui kehebatannya dan juga senjata yang dimilikinya yakni Pedang Siwarak dan Tombak Sibuntal.
Melihat kemampuan dan kehebatan Raden Jiwa Yuda maka Ki Ageng Suta mengutus orang kepercayaannya untuk menemui Raden Jiwa Yuda guna menyampaikan bahwa Ki Ageng Suta akan segera menyerahkan kekuasaan kademangan kepada Raden Jiwa Yuda dengan satu syarat Ki Ageng Suta dan keluarganya tidak diganggu dan diusik dengan masalah yang sudah terjadi.
B. [[ GEMEK (PUYUH) WATU GILIG ]],
Gemek merupakan burung piaraan yang paling populer di tlatahdaerah [[Banyumas]]. Hampir setiap rumah memiliki burung Gemek (puyuh) ini, karena jenis burung yang palingmudah dipelihara dan manfaatnya cukup banyak. Kalau yang betina bisa bertelor setiap hari dan yang jantan disamping untuk cekekeran dengan suaranya yang nyaring seperti ayam alas, juga sering dimanfaatkan untuk aduan. Yang paling rame orang pelihara gemek saat itu untuk diadu, dari rakyat biasa sampai Bupati semua senang melihat atau mengadu gemek.
Saat itu gemek yang paling terkenal dan tak terkalahkan adalah Gemek Watu Gilig dari tlatah Kademangan Merden. Gemek Watu Gilig secara fisik memiliki bentuk yang sempurna atau memiliki katuranggan yang sangat baik seperti :
|