Portal:Budaya/Artikel pilihan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Moch. Nachli (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
[[Berkas:Gusti Nafsiah Sang Pelamut.jpg|left|110px|Maestro Lamut, Gusti Nafsiah sedang ''belamut''.]] '''Lamut''' adalah sebuah tradisi berkisah yang berisi cerita tentang pesan dan nilai-nilai keagamaan, sosial dan [[budaya Banjar]]. Lamut merupakan seni cerita bertutur, seperti wayang atau cianjuran. Bedanya, wayang atau cianjuran dimainkan dengan seperangkat [[gamelan]] dan [[kecapi]], sedangkan lamut dibawakan dengan ''terbang'', alat tabuh untuk seni hadrah. Mereka yang baru melihat seni lamut selalu mengira kesenian ini mendapat pengaruh dari [[Timur Tengah]]. Pada masa Kerajaan Banjar dipimpin [[Suriansyah dari Banjar|Sultan Suriansyah]], lamut hidup bersama seni tutur Banjar yang lain, seperti [[Dundam]], [[Madihin]], Bakesah, dan Bapantun. Pelaksanaan Lamut akan dilakukan pada malam hari mulai pukul 22.00 sampai pukul 04.00 atau menjelang subuh tiba. Pembawa cerita dalam Lamut ini diberi julukan ''Palamutan''. Pada acara, Palamutan dengan membawa ''terbang'' besar yang diletakkan dipa
[[Berkas:Gusti Nafsiah Sang Pelamut.jpg|left|110px|Maestro Lamut, Gusti Nafsiah sedang ''belamut''.]]
'''Lamut''' adalah sebuah tradisi berkisah yang berisi cerita tentang pesan dan nilai-nilai keagamaan, sosial dan [[budaya Banjar]]. Lamut merupakan seni cerita bertutur, seperti wayang atau cianjuran. Bedanya, wayang atau cianjuran dimainkan dengan seperangkat [[gamelan]] dan [[kecapi]], sedangkan lamut dibawakan dengan ''terbang'', alat tabuh untuk seni hadrah. Mereka yang baru melihat seni lamut selalu mengira kesenian ini mendapat pengaruh dari [[Timur Tengah]].
 
Pada masa Kerajaan Banjar dipimpin [[Suriansyah dari Banjar|Sultan Suriansyah]], lamut hidup bersama seni tutur Banjar yang lain, seperti [[Dundam]], [[Madihin]], Bakesah, dan Bapantun. Pelaksanaan Lamut akan dilakukan pada malam hari mulai pukul 22.00 sampai pukul 04.00 atau menjelang subuh tiba. Pembawa cerita dalam Lamut ini diberi julukan ''Palamutan''. Pada acara, Palamutan dengan membawa ''terbang'' besar yang diletakkan dipangkuannya duduk bersandar di ''tawing halat'' (dinding tengah), dikelilingi oleh pendengarnya yang terdiri dari tua-muda laki-perempuan. Khusus untuk perempuan disediakan tempat di sebelah dinding tengah tadi.
 
<div style="text-align:right">'''[[Lamut|Selengkapnya...]]'''</div>