Pelahap Maut: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 2:
Cikal bakal Pelahap Maut adalah murid-murid Slythern yang bersekolah di zaman yang sama dengan [[Lord Voldemort|Tom Riddle]] muda. Jika dianalisis, ideologi mereka adalah supremasi rasial (penyihir darah murni). Modus operandinya antara lain penyerangan, penyiksaan, dan pembunuhan lawan-lawan mereka. Selain penyihir, kaum [[Muggle]] juga kerap menjadi sasaran.
Mereka umumnya memakai topeng, berjubah hitam, dan berkerudung hitam. Mereka juga memiliki tanda khusus - Tanda Kegelapan, yang dibakarkan di lengan mereka. Tanda ini dapat digunakan untuk memanggil Voldemort, dan sebaliknya. Menjadi seorang Pelahap Maut berarti pelayanan seumur hidup kepada Lord Voldemort. Jika mencoba keluar atau berkhianat, konsekuensinya adalah mati (seperti yang terjadi pada [[Regulus Black]] dan [[Igor Karkaroff]]).
Ketika Voldemort mengalami kejatuhannya dengan insiden di Godric's Hollow, kediaman Keluarga Potter, banyak Pelahap Maut yang masih hidup kemudian mengaku bahwa mereka menjadi pengikut Voldemort karena takut akan ancamannya. Tetapi ada pula yang terang-terangan masih memujanya, seperti [[Bellatrix Lestrange]].
Baris 7 ⟶ 9:
Ketika Voldemort kembali berkuasa di tahun keempat Harry di [[Hogwarts]], ternyata masih banyak pengikut setianya yang kembali padanya. Dan setahun berikutnya, terjadi pelarian besar-besaran dari [[Azkaban]], dan para pelarian ini kembali bergabung dengan tuannya untuk menebarkan teror. Ketika terjadi pertempuran di Departemen Misteri, ada beberapa Pelahap Maut yang berhasil ditangkap, seperti [[Lucius Malfoy]], tetapi masih banyak pula yang berhasil melarikan diri.
Di [[Harry Potter dan Pangeran Berdarah Campuran]], Pelahap Maut kembali meneror dunia sihir dengan membunuh banyak orang, terutama figur-figur penting seperti [[Amelia Bones]] dan [[Emmeline Vance]]. Mereka jugalah yang menyerang dan merobohkan sebuah jembatan di awal cerita, menewaskan banyak [[Muggle]].
Pada buku ketujuh, para Pelahap Maut semakin aktif menebarkan teror. Bahkan, mereka berhasil menguasai Kementerian Sihir dan Sekolah Hogwarts. Banyak dari mereka yang kemudian ditunjuk sebagai pejabat-pejabat penting Kementerian, di bawah pimpinan Menteri Sihir Pius Thicknesse, seorang pejabat Kementerian yang berada di bawah pengaruh Kutukan Imperius. Di Hogwarts, mereka menempatkan Severus Snape sebagai Kepala Sekolah (yang kemudian terbukti sebagai agen ganda dan lebih setia kepada [[Dumbledore]]), dan kakak beradik Amycus dan Alecto Carrow sebagai Guru Pertahanan terhadap Ilmu Hitam (kemudian menjadi Ilmu Hitam) dan Telaah Muggle, yang dijadikan pelajaran wajib pada rezim teror ini, yang digunakan untuk menyebarkan [[propaganda]] anti-Muggle.
Baris 65 ⟶ 67:
* [[Narcissa Malfoy]] (kemudian memihak Hogwarts pada Pertempuran Hogwarts ke-2)
==
Pertempuran Hogwarts ([[2 Mei]] [[1998]]), menandai kejatuhan dan akhir petualangan Lord Voldemort dan Pelahap Mautnya. Mereka mengalami kekalahan besar dalam pertempuran tersebut (banyak diantara mereka yang tewas), sementara Lord Voldemort sendiri tewas dalam duel terakhir melawan Harry Potter. Setelah itu, banyak dari mereka yang ditangkap dan dipenjarakan di [[Azkaban]], sementara yang lainnya melarikan diri dan atau bersembunyi (kemungkinan hingga ke luar negeri). JK Rowling menambahkan, bahwa Tanda Kegelapan yang berada di tangan para pelahap maut memudar setelah kekalahan Voldemort.
{{harrypotter}}
|