Ahlulbait: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Menolak 4 perubahan terakhir (oleh 223.255.229.14) dan mengembalikan revisi 4593073 oleh Albertus Aditya
Baris 29:
:Kata Husain, "Apakah mereka semua diharamkan menerima zakat?"
::Jawab Zaid, "Ya."<ref>AL-ALBANI, M. Nashiruddin; '''''Ringkasan Shahih Muslim'''''. [[Jakarta]]: Gema Insani Press, [[2005]]. ISBN 979-561-967-5. Hadist no. 1657</ref>
 
== Istilah Ahlul Kisa ==
Kaum Sufi yang memiliki keterikatan dengan Ahlul Kisa, yaitu keluarga [[Ali bin Abu Talib]] k.w.<ref>karamallahu wajhah</ref> dan [[Fatimah az-Zahra]] baik secara zhahir (faktor keturunan) dan secara bathin (do'a dan amalan) sangat mendukung keutamaan [[Ahlul Kisa]]. Tetapi, Sufi berpendapat bahwa Ahlul Bait bukan hanya Ahlul Kisa sesuai dengan ''hadits tsaqalayn''. Sufi berpendapat bahwa Ahlul Bait adalah mereka yang haram menerima zakat, yaitu keluarga [[Ali bin Abi Thalib|Ali]], [[Aqil bin Abi Thalib|Aqil]] dan [[Ja'far bin Abu Thalib|Ja'far]] (yang merupakan putra-putra [[Abu Thalib bin Syaibah|Abu Thalib]]) dan keluarga [[Abbas bin Abdul-Muththalib|Abbas]] (Hadits [[Shahih Muslim]] dari [[Zaid bin Arqam]]). Dengan demikian kaum [[Sufi]] dalam hal [[khalifah|kekhalifahan]] memiliki perbedaan tajam dengan kaum [[Syi'ah]].
 
=== Hadist Shahīh <!--dari Sunni yang mendukung keutamaan--> Ahlul Kisa ===
[[Shahih Muslim|Shahīh Muslim]], vol. 7, hal. 130
:''[[Aisyah binti Abu Bakar|Aisyah]] berkata, "Pada suatu pagi, [[Muhammad|Rasulullah saw]] keluar rumah menggunakan jubah (kisa) yang terbuat dari bulu domba. [[Hasan bin Ali|Hasan]] datang dan kemudian Rasulullah menempatkannya di bawah kisa tersebut. Kemudian [[Husain bin Ali|Husain]] datang dan masuk ke dalamnya. Kemudian [[Fatimah az-Zahra|Fatimah]] ditempatkan oleh Rasulullah di sana. Kemudian [[Ali bin Abi Thalib|Ali]] datang dan Rasulullah mengajaknya di bawah kisa dan berkata,''
:''"Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu wahai Ahlul Bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya."'' (QS. [[Surat Al-Ahzab|Al-Ahzab]] [33]:33)<ref>''Syi'ah dalam Sunnah, Mencari Titik Temu yang terabaikan''; Mudarrisi Yazdi; hal. 28</ref>
 
[[Sunan at-Turmudzi]], Kitab ''al-Manâqib''
:''[[Ummu Salamah]] mengutip bahwa [[Muhammad|Rasulullah saw]] menutupi [[Hasan bin Ali|Hasan]], [[Husain bin Ali|Husain]], [[Ali bin Abi Thalib|Ali]] dan [[Fatimah az-Zahra|Fatimah]] dengan kisa-nya, dan menyatakan, "Wahai Allah! Mereka Ahlul Baitku dan yang terpilih. Hilangkan dosa dari mereka dan sucikanlah mereka!"''
:''[[Ummu Salamah]] berkata, "Aku bertanya pada [[Muhammad|Rasulullah saw]], Wahai Rasul Allah! Apakah aku termasuk di dalamnya?" Beliau menjawab, "Engkau berada dalam kebaikan (tetapi tidak termasuk golongan mereka)."''
[[Imam Turmudzi]] menulis di bawah hadits ini, "Hadits ini ''shahīh'' dan ber''sanad'' baik, serta merupakan hadits terbaik yang pernah dikutip mengenai hal ini."<ref>''Syi'ah dalam Sunnah, Mencari Titik Temu yang terabaikan''; Mudarrisi Yazdi; hal. 29</ref>
 
== Interpretasi Syi'ah, Sunni dan Sufi ==
=== Syi'ah ===
Kaum [[Syi'ah]], khususnya Mazhab [[Dua Belas Imam]] menafsirkan bahwa Ahlul Bait adalah "anggota rumah tangga" [[Muhammad]] dan mempercayai bahwa mereka terdiri dari: [[Muhammad]], [[Ali bin Abi Thalib]], [[Fatimah az-Zahra]], [[Hasan bin Ali]], dan [[Husain bin Ali]].
 
Kaum Syi'ah percaya bahwa yang dimaksud dengan Ahlul Bait yang disucikan sesuai dengan ''ayat tathîr'' (penyucian) (QS. [[Al-Ahzab]] [33]:33), adalah mereka yang termasuk dalam ''Ahlul-Kisa'' yaitu [[Muhammad]], [[Ali bin Abi Thalib|Ali]], [[Fatimah az-Zahra|Fatimah]], [[Hasan bin Ali|Hasan]] dan [[Husain bin Ali|Husain]] serta 9 imam berikutnya yang merupakan keturunan dari [[Husain bin Ali|Husain]].
 
Sesuai dengan hadits di atas, [[Syi'ah]] berpendapat bahwa istri-istri Muhammad tidak termasuk dalam Ahlul Bait, sebagaimana pendapat [[Sunni]] yang memasukkan istri-istri Muhammad.
 
=== Sunni dan Salafi ===
Kaum Sunni juga mempercayai hadits sahih mengenai keistimewaan kedudukan Ahlul Bait tersebut seperti kaum Syi'ah, meskipun kaum Sunni tidak berpendapat bahwa hak kepemimpinan umat (khalifah) harus dipegang oleh keturunan Ahlul Bait. Hadits itu juga menyatakan bahwa kedua cucu Muhammad, yaitu Hasan bin Ali dan Husain bin Ali, adalah ''sayyid'' (pemuka).
 
[[Muhammad bin Abdul Wahhab]] menolak pengistimewaan yang berlebihan terhadap keturunan Ahlul Bait. Ini kemungkinan disebabkan karena pertentangan mereka terhadap kaum Syi'ah, meskipun kaum Sunni pada umumnya tetap memandang hormat terhadap para keturunan Ahlul Bait.
 
Kaum [[Wahhabi]] berpendapat bahwa istilah Ahlul Bait memang hanya mencakup keluarga Ali, akan tetapi keluarga Muhammad mencakup seluruh umat Muslim yang taat, sebab hubungan kekeluargaan tersebut adalah berdasarkan ''takwa'' pada kepercayaan Islam, dan bukan berdasarkan pada darah keturunan. Kaum [[Wahhabi]] percaya bahwa setiap orang yang taat adalah bagian dari Ahlul Bait, dan bahwa beberapa orang secara khusus disebutkan sebagai bagian daripadanya. Beberapa orang ini, adalah istri-istri Muhammad, yang menurut pendapat mereka disebutkan di dalam Al Qur'an sebagai bagian dari Ahlul Bait.
 
=== Sufi ===
Kaum [[Sufi]] menyepakati bahwa semua pendiri ''Tariqah Mu'tabaroh'' mestilah dari golongan Ahlul Bait, yaitu berasal dari keturunan Hasan bin Ali atau Husain bin Ali.
 
Para ''[[Syekh|masyaikh]]'' pendiri tariqah-tariqah Islam setelah wafatnya Rasulullah yang merupakan golongan Ahlul Bait, misalnya:
 
:* As-Sayyid As-Syaikh Bahau'uddin Naqsyabandi (Tariqah Naqsyabandi)
:* As-Sayyid Al-Faqih Muqaddam Muhammad bin 'Ali BaAlawi Al-Husaini (Tariqah Al-BaAlawi)
:* As-Sayyid As-Syaikh Abdul Qadir Jilani Al-Hasani (Tariqah Qadiriyah)
:* As-Sayyid As-Syaikh Ahmad bin Idris Al-Hasani (Tariqah Ahmadiyah Idrissiyah)
:* As-Sayyid As-Syaikh Abil Hasan Asy-Syazuli (Tariqah Syadziliyyah)
 
Silsilah ajaran mereka kebanyakannya melalui Imam [[Ja'far ash-Shadiq]], dan semuanya mendapat sanad dari Ali bin Abi Thalib. Tariqah Naqsyabandiah adalah satu-satunya tariqah yang juga mendapat sanad dari Abu Bakar.
 
== Kekhalifahan ==