Yayasan Lontar: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 182:
Sejak 1998-2002, Yayasan Lontar melakukan riset mengenai berbagai tema utama yang muncul selama era tersebut agar berbagai pelajaran dari sejarah pemerintahan rezim Orde Baru tersebut dapat dipetik. Pada riset tersebut, Yayasan Lontar mengumpulkan dan menyusun data-data aktual yang diperoleh dari berbagai media massa, wawancara personal, serta diskusi kelompok dengan pengamat politik terkemuka.
Riset tersebut menghasilkan sebuah koleksi yang berisi lebih dari 1500 foto bersejarah yang menggambarkan berbagai peristiwa luar biasa yang terjadi selama rezim Orde Baru, esai yang ditulis oleh lebih dari 50 orang yang terlibat langsung dalam peristiwa tersebut, yang diterbitkan sebagai buku berjudul [[''Indonesia in the Soeharto Years: Issues, Incidents, and Images'']] (Indonesia pada Masa Soeharto: Isu, Peristiwa, dan Gambar) yang sekarang dipertimbangkan oleh beberapa ahli menjadi salah satu di antara buku-buku terpenting yang mendokumentasikan sejarah era Orde Baru.
Foreword buku tersebut ditulis oleh President Jimmy Carter,Introduction oleh Taufik Abdullah, Preface oleh Goenawan Mohamad, dan Afterword oleh Ignas Kleden. Adapun kontributor essainya antara lain: A.H. Nasution, Ajip Rosidi, Arief Budiman, Arswendo Atmowiloto, Asmara Nababan, Benny Subianto, Chris Siner Key Timu, David Bourchier, Douglas Ramage, Emmy Hafild, Eros Djarot, Feisal Ismail, Gerry van Klinken, H.S. Dillon, Hardoyo, Hermawan Sulistyo, Ignas Kleden, J. Soedradjad Djiwandono, J.R.G. Jopari, João M. Saldanha, Joseph Adi Prasetyo, Joshua Barker, Jusuf Wanandi, Juwono Sudarsono, Kartono Mohamad, Kay Rala Xanana Gusmão, Loren Ryter, Miriam Budiardjo, Moerdiono, Mohamad Sadli, Ong Hokham, Pramoedya Ananta Toer, Putu Suasta, R.B. Soehartono, Ridwan Saidi, Sabam Sirait, Saskia Wieringa, Sidney Jones, Sri Soemantri, Tinuk Yampolsky, Ulil Abshar-Abdallah, Yusuf Hasyim.
|