Hatten Wines: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Hatten Wines (bicara | kontrib)
Saya mengubah Informasi dan memperbaharui informasi yang lama
Baris 1:
[[Berkas:winebasic_r2_c1.jpg|thumb|175px|AGA white dalam kemasan botol bergaya Bordeaux]]
 
* '''SEJARAH'''<br>
'''Hatten Wines''' adalah minuman anggur yang berasal dari ladang tanaman anggur di kawasan tepi pantai daerah [[Singaraja]], [[Bali]] dengan merk dagang ''TWOislands''.
Meskipun ada anggapan umum bahwa nyaris mustahil menumbuhkan anggur dan
memproduksi wine berkualitas di iklim tropis Asia, Hatten Wines berhasil
mendirikan perusahaan wine yang sukses dan mendapat perhatian internasional. Pada
tahun 1994, Bapak Ida Bagus Rai Budarsa mendirikan Hatten Wines, ''the first and only true Balinese winery'',
dan memperkenalkan cita rasa wine Bali ke meja-meja hotel dan restaurant di
seluruh Indonesia. Hatten Wines berkomitmen akan kualitas dan rasa standar
internasional dan terpilih sebagai ''Top-10''
''Fastest Improving Producers in Asia''. Perkebunan
Hatten Wines terletak sepanjang pantai utara Bali (kabupaten Buleleng) dan menggunakan
anggur hitam lokal jenis ''Alphones-Lavalleé,''
''French table grapes ''serta anggur
putih lokal - Belgia dan Probolinggo Biru. Anggur-anggur ini memungkinkan
Hatten Wines berproduksi sepanjang tahun karena tidak ada periode “tidur” di
iklim tropis seperti halnya di Eropa. Dengan pengetahuan dan pengalamannya yang
mendalam, seorang ''winemaker ''Australia
turut mengelola pabrik Hatten Wines di Sanur. Kolaborasi solid antara ''winemaker ''Australia dengan ''owner ''Bali ini melahirkan dua ''brand wine ''yang ditangani secara cermat.
* '''''Milestones''
Hatten Wines'''
 
1992 : Pak Rai
* Pertumbuhan Pertama adalah basis [[Merlot]] diberikan nama ''The First Child'' berasal dari anggur hitam tropis bersama buah2an tropis produksi tahun 1994.
memiliki visi untuk memproduksi wine dengan menggunakan anggur lokal. Berdirilah
* Pertumbuhan Kedua adalah basis [[Sampanye|champenoise]] diberikan nama ''The Second Born'' yang berasal dari anggur Bali
pabrik wine pertama di Bali dan mengembangkan jenis anggur lokal untuk
* Pertumbuhan Ketiga merupakan bibit tanaman anggur yang berasal dari Belgia adalah basis [[Muscat]] yang diberikan nama ''Alexandria''
diproduksi menjadi wine.
* Pertumbuhan Keempat berasal dari anggur [[Alphonse-Lavallée]] lokal merupakan basis [[Beaujolais Nouveau]] yang diberikan nama ''AGA Red''
 
* Pertumbuhan Kelima adalah basis [[vermouth]] sebagai anggur [[aperitif|apéritif]] yang diberikan nama ''Pino de Bali'' sebagai penghormatan kepada ''Pineau des Charentes'' seorang warga negara [[Perancis]]
 
* Pertumbuhan Keenam adalah basis [[sauvignon blanc]] dengan rasa rasa jeruk lemon dan zesty yang diberikan nama ''AGA White''
1994: ''Launching'' wine Rosé ''vintage'' yang pertama
* Pertumbuhan Ketujuh dengan basis [[Sampanye|champenoise]] dengan aromas dari jeruk peel dan bunga Tunjung dan Water Lily yang diberikan nama ''Tunjung''
 
2000: ''Launching'' Jepun Sparkling Wine
 
2001: ''Launching'' Aga Red
 
2002 : ''Launching'' Aga White
 
2003 : ''Launching'' Tunjung Sparkling Wine /
Alexandria / Pino de Bali
 
2007 : ''Launching'' Two Islands -Chardonnay &
Shiraz
 
2009 : ''Launching'' Two Islands - Riesling &
Cabernet Merlot
 
2011 : Bapak Gus Rai mendapat penghargaan sebagai Wine Pioneer Award untuk Asia Tenggara.
* '''FOUNDER'''
 
'''''Ida Bagus Rai Budarsa'''''
 
Beliau mendapat penghargaan
sebagai Wine Pioneer tahun 2011 berkat kesuksesannya memproduksi hal yang
tampak mustahil, yaitu wine berkualitas di pulau tropis. Keluarga beliau adalah
produsen Dewi Sri, produk brem dan arak terkemuka di Bali, didirikan oleh Ida
Bagus Oka Gotama sejak tahun 1968, dimana beliau kemudian memproduksi wine
pemenang berbagai penghargaan - Hatten Wines. Visi beliau adalah menjadikan
Hatten Wines salah satu produk ''iconic ''dari
Indonesia yang berasal dari Bali.
* '''WINEMAKER'''
 
'''''James Kalleske'''''
 
Meski baru saja
bergabung dengan PT Arpan Bali sebagai ''winemaker'',
James Kalleske bukanlah orang baru dalam dunia wine. Dia lahir dan besar di
Barossa Valley, daerah penghasil wine terkemuka di Australia, James telah mempelajari
pembuatan wine sejak usia 17 tahun. James meraih gelar sarjana ''Science ''jurusan ''Oenology and Viticulture ''dari Univeritas Curtin, Australia dan
menerima ''Dean’s Award'' sebagai ‘''most outstanding student''’ pada tahun
terakhirnya. Berkat hasratnya dalam membuat wine, James berhasil membuat dua
wine ''vintage ''pertamanya di perusahaan
wine Grant Burge, Barossa Valley.
 
James menerima penghargaan
‘''5 Star Halliday Winery Ratings’'' ketika
bekerja untuk Rockfield Estate Wines dan Thompson Estate Wines di Margaret
River, Australia. Berkat kecintaannya terhadap wine, dia juga mendapat
kehormatan bekerja bersama dibawah bimbingan para ''winemaker'' terbaik Australia: Bob Cartwright, Cliff Royle, Vanya Cullen
dan Virginia Wilcock, dan dianugerahi gelar ''5<sup>th</sup>
Generation Winemaker'' ''Alphonse Mellot ''dari
Perancis. Pada bulan Juni tahun 2012, James dan keluarga kecilnya pindah ke
Bali dan bergabung dengan wine pemenang penghargaan-Hatten Wines.
* '''PENGHARGAAN '''
 
Gambar Aga
White:
 
2012
SILVER MEDAL, Wine & Spirits Asia Wine Challenge 2012, Singapura
 
Gambar
Alexandria:
 
2012
BRONZE MEDAL, Wine & Spirits Asia Wine Challenge 2012, Singapura
 
2011
SILVER MEDAL, Wine & Spirits Asia Wine Challenge 2011, Singapura
 
2003
BRONZE MEDAL, Wine & Spirits Asia Competition, London, Inggris
 
Gambar Rose:
 
2012
RECOMMENDED MEDAL, Wine & Spirits Asia Wine Challenge 2012, Singapura
 
Gambar Jepun:
 
2012
RECOMMENDED MEDAL, Wine & Spirits Asia Wine Challenge 2012, Singapura
 
Gambar Tunjung:
 
2012
RECOMMENDED MEDAL, Wine & Spirits Asia Wine Challenge 2012, Singapura
 
Gambar Pino de Bali:
 
2011
BRONZE MEDAL, Wine Style Asia 2011, Singapura
 
Gambar Pino de Bali (orange):
 
2011
BRONZE MEDAL, Wine & Spirits Asia Wine Challenge 2012, Singapura
 
2011
BRONZE MEDAL, Wine Style Asia Award 2011 Singapura. 
* '''PRODUK
HATTEN WINES''' 
 
'''ROSÉ'''
 
Jenis                      :
Alphonse-Lavalleé
 
Analisa                  : 11% alkohol
 
'''''Pembuatan wine'''''
 
Rosé
adalah produk Hatten Wines paling terkenal dan makin berkualitas seiring meningkatnya
standar pemilihan buah, pengawetan yang lebih baik, menjadikan warna wine ini
lebih cerah dengan aroma lebih elegan.
 
Style                      : Tanpa oak.
 
Warna                   :
Warna merah ''crimson'' pucat cerah.
 
Aroma                  :
Aroma bunga dan buah tropis.
 
'''''Palate'''''
(Rasa)
 
Rasa Strawberry yang elegan dan agak manis serta kesan asam'' ''yang ringan di mulut.
 
'''''Saran penyajian'''''
 
Kelezatan
wine lokal yang ''stylish'' ini cocok untuk
dikonsumsi sendiri atau ketika menikmati masakan Bali dan Indonesia yang pedas.
Wine Rosé bisa disajikan dingin dan dapat digunakan sebagai ''base'' ''cocktails.''
 
'''''Penyimpanan
dan penyajian'''''
 
Idealnya
Rosé disimpan pada suhu 18° C atau
kurang. Temperatur lebih tinggi akan mempercepat kematangan usia wine dan memperpendek
masa simpan (''shelf life)''. Tidak
dibuat untuk penyimpanan yang berkelanjutan.
 
Penyajian : 8°
- 10° C
 
Tersedia
dalam kemasan botol 750 ml dan 2 liter Cask
 
'''AGA RED'''
 
Jenis                      : Alphonse-Lavalleé
 
Analisis                 : 11,5 % alkohol
 
'''''Pembuatan wine'''''
 
Popularitas
''red ''wine lokal terkenal ini melesat dalam
12 bulan terakhir sejak metode yang digunakan terus ditingkatkan.. Teknologi
terkini menghasilkan proses fermentasi yang lebih lama, kadar alkohol lebih
tinggi, warna lebih pekat dan rasa lebih kompleks.
 
Style                                      : ''Medium–light bodied''. ''French & American oak matured''.
 
Warna                                   : Warna merah
cherry
 
Aroma                                  : Aroma buah berry
tropis
 
'''''Palate'''''
(Rasa)
 
Kombinasi
rasa anggur yang lembut dengan ''tannin''
yang pekat dan sedikit asam yang segar.
 
'''''Saran penyajian'''''
 
Kelezatan
''red ''wine lokal yang ''stylish'' ini cocok dikonsumsi sendiri
atau ketika menikmati masakan kari, rending, hidangan daging, atau makanan
India. Aga Red bisa disajikan dingin dan dapat digunakan sebagai base
cocktails.
 
'''''Penyimpanan
dan penyajian'''''
 
Idealnya
Aga Red disimpan pada suhu 18° C
atau kurang. Temperatur lebih tinggi akan mempercepat kematangan usia wine dan
memperpendek masa simpan'' ''wine (''shelf life)''. Akan menjadi lebih
lembut dan matang dengan botol yang cukup berumur. Kualitas rasa makin
meningkat jika dipindahkan sesaat sebelum disajikan.
 
Disajikan
<nowiki>:</nowiki> 8°-12° C
 
Tersedia
dalam kemasan botol 750 ml dan 2 liter Cask
 
'''AGA WHITE'''
 
Jenis                                      : Belgia
(Muscat dari jenis Alexandria)
 
Analisis                                 : 11% alkohol
 
'''''Pembuatan wine'''''
 
Permintaan
atas ''white ''wine lokal terkenal ini
terus meningkat sejak metode yang digunakan terus berkembang kualitasnya. Teknologi
terkini menghasilkan suhu fermentasi lebih dingin, penyaringan yang lebih baik sehingga
menjaga kesegaran dan keserasian buah lebih terjaga.
 
Style                                      : ''Medium bodied''.
''Dry. ''Tanpa oak.
 
Warna                                   : Warna
jerami pucat kehijauan
 
Aroma                                  : “Muscat”
yang lembut dengan aroma buah tropis.
 
'''''Palate'''''
(Rasa)
 
Rasa
anggur “muscat” yang dan rasa Citrus diakhiri dengan sedikit asam yang segar.
 
'''''Saran penyajian'''''
 
Kelezatan
''white ''wine lokal yang ''stylish'' ini cocok untuk dikonsumsi
sendiri atau ketika menikmati masakan laut, daging putih dan makanan berbumbu.
Aga White bisa disajikan dingin dan dapat digunakan sebagai ''base'' ''cocktails.''
 
'''''Penyimpanan '''''
* '''''dan penyajian'''''
 
Idealnya
Aga White disimpan pada suhu 18° C
atau kurang. Temperatur lebih tinggi akan mempercepat kematangan usia wine dan
memperpendek masa simpan (''shelf life)''.
Tidak dibuat untuk penyimpanan yang berkelanjutan.
 
Disajikan
<nowiki>:</nowiki> 5°-8° C
 
Tersedia
dalam kemasan botol 750 ml dan 2 liter Cask
 
'''ALEXANDRIA'''
 
Jenis                                      : Belgia (Muscat dari jenis Alexandria)
 
Analisis                                 : 10,5 % alkohol
 
'''''Pembuatan wine'''''
 
Popularitas
wine lokal terkenal ini terus meningkat. Wine ini ideal dinikmati konsumen yang
masih baru dalam menikmati wine.
 
Style                                      : Semi
manis. Tanpa oak.
 
Warna                                   : Warna emas
pucat
 
Aroma                                  : Aoma anggur “Muscat”
matang.
 
'''''Palate'''''
(Rasa)
 
Semi
manis. Rasa anggur “Muscat” yang lembut.
 
'''''Saran penyajian'''''
 
''White'' wine lokal yang ''stylish'' dan nikmat ini sangat tepat
sebagai aperitif dinikmati bersama masakan Bali yang pedas, masakan Indonesia,
keju, daging asap. Alexandria bisa disajikan dingin dan dapat digunakan sebagai
''base'' ''cocktails.''
 
'''''Penyimpanan
dan penyajian'''''
 
Idealnya
Alexandria disimpan pada suhu 18° C
atau kurang. Temperatur lebih tinggi akan mempercepat kematangan usia wine dan
memperpendek masa simpan (''shelf life)''.
Tidak dibuat untuk penyimpanan yang berkelanjutan.
 
Disajikan
<nowiki>:</nowiki> 5°-8° C
 
Tersedia
dalam kemasan botol 750 ml.
 
'''JEPUN SPARKLING ROSÉ'''
 
Jenis                      : Alphonse-Lavalleé
 
Analisis                 : 11,5 % alkohol
 
'''''Pembuatan wine'''''
 
Permintaan
atas'' ''wine lokal terkenal ini terus
meningkat seiring meningkatnya standar pemilihan buah, metode fermentasi lebih
dingin dan penyimpanan lebih lama “sur lie” menghasilkan warna lebih cerah dan
aroma buah lebih segar.
 
Style                                      : Sec
(manis), metode tradisional/ ''champenoise''
 
Warna                                   : Warna pink
salmon pucat.
 
Aroma                                  : Aroma buah strawberry
segar yang ringan
 
'''''Palate'''''
(Rasa)
 
Rasa buah strawberry segar yang
ringan.
 
'''''Saran penyajian'''''
 
Wine
“pink bubbles” lokal yang ''stylish'' dan
nikmat ini sangat tepat untuk sebuah perayaan istimewa atau sehari-hari. Jepun
baik disajikan dingin bersama buah strawberry segar dan dapat digunakan sebagai
''base'' ''cocktails.'' Wine ini juga nikmat disajikan dengan kue kecil, pencuci
mulut dan makanan ringan.
 
'''''Penyimpanan
dan penyajian'''''
 
Idealnya
Jepun disimpan pada suhu 18° C atau
kurang. Temperatur lebih tinggi akan mempercepat kematangan usia wine dan
memperpendek masa simpan (''shelf life)''.
Tidak dibuat untuk penyimpanan yang berkelanjutan.
 
Disajikan
<nowiki>:</nowiki> 3°-5° C
 
Tersedia
dalam kemasan botol 750 ml
 
'''TUNJUNG BRUT SPARKLING'''
 
Jenis                      : Probolinggo Biru
 
Analisis                 : 11,5 % alkohol
 
'''''Pembuatan wine'''''
 
Permintaan
atas wine lokal yang terkenal ini terus meningkat seiring meningkatnya standar
pemilihan buah, penambahan sari buah anggur Alphonse, fermentasi lebih dingin
dan penyimpanan lebih lama “sur lie” (lebih dari 12 bulan) menghasilkan warna
lebih cerah dan aroma buah lebih segar.
 
Style
                                     : Brut (''dry''), metode tradisional/''champenoise''
 
Warna                                   : Kuning
pucat jerami
 
Aroma                                  : Aroma buah
jeruk nipis dan leci.
 
'''''Palate'''''
(Rasa)
 
Buah
jeruk nipis dan leci segar.
 
'''''Saran penyajian'''''
 
''Sparkling'' ''white'' wine lokal yang ''stylish''
dan nikmat ini sangat tepat untuk sebuah perayaan istimewa atau sehari-hari.
Tunjung baik disajikan dingin bersama buah Strawberry segar dan dapat digunakan
sebagai ''base'' ''cocktails.''
 
'''''Penyimpanan
dan penyajian'''''
 
Idealnya
Tunjung disimpan pada suhu 18° C
atau kurang. Temperatur lebih tinggi akan mempercepat kematangan usia wine dan
memperpendek masa simpan (''shelf life)''.
Tidak dibuat untuk penyimpanan yang berkelanjutan
 
Disajikan
<nowiki>:</nowiki> 3°-5° C
 
Tersedia
dalam kemasan botol 750 ml
 
'''PINO de BALI'''
 
Jenis                      : Alphonse-Lavalleé dan
Belgia
 
Analisis                 : 17,5 % alkohol
 
'''''Pembuatan wine'''''
 
Wine
yang dibuat dengan metode “fortified” ini mirip dengan ''port ''wine, dan diproduksi dengan menambahkan ''brandy ''pada ''red ''dan ''white ''wine untuk mencegah fermentasi dan
menjaga kealamian gula. Wine ini dimatangkan selama 5 tahun di dalam “Solera” yaitu
barrel kayu oak Perancis, Amerika dan Hungaria.
 
Style
(Ciri khas)                 : Matang dalam
barrel kayu oak seilama 5 tahun. ''Fortified.
Solera ''
 
'' 
system.''
 
Warna                                   : Merah cerah
bernuansa kuning kecoklatan
 
'''''Aroma                                  '''''
 
''Christmas pudding,'' rempah-rempah,
vanilla dan buah aprikot kering.
 
'''''Palate'''''
(Rasa)
 
Manis.
Perpaduan antara kacang walnut, buah aprikot kering, coklat dan kopi, serta
aroma kayu oak yang kompleks. Rasa manis gurih dengan sedikit asam dan ''tannin ''lembut.
 
'''''Saran penyajian'''''
 
Tipe
wine yang ''stylish'' dan nikmat ini sangat
cocok untuk aperitif atau dinikmati bersama buah segar dan kering. Pino de Bali
baik disajikan dingin dan dapat digunakan sebagai ''base'' ''cocktails''
 
'''''Penyimpanan dan penyajian'''''
 
Wine
ini telah sepenuhnya berkembang, dapat disimpan pada suhu ruangan tetapi paling
baik disajikan pada suhu 8°
C.
 
Tersedia
dalam kemasan botol 500 ml  
 
== Pranala luar ==