Gandrung Banyuwangi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kembangraps (bicara | kontrib)
Sejarah: perbaiki ejaan dan kalimat
Kembangraps (bicara | kontrib)
edit bagian wal
Baris 1:
===Deskripsi===
Gandrung Banyuwangi berasal dari kata Gandrung"gandrung", yang berarti 'tergila-gila' atau 'cinta habis-habisan' dalam [[bahasa Jawa]]. TarianKesenian ini masih satu [[genre]] dengan tarian seperti ''Ketuk[[ketuk Tilutilu]]'' di [[Jawa Barat]], ''Tayub[[tayub]]'' di [[Jawa Tengah]] dan [[Jawa Timur]] bagian barat, ''Lengger[[lengger]]'' di Cilacap danwilayah [[Banyumas]] dan Joged''[[joged Bumbungbumbung]]'' di [[Bali]], yaknidengan melibatkan seorang wanita penari professionalprofesional yang menari bersama-sama tamu (terutama pria) dengan iringan [[musik]] atau ([[gamelan]]).
 
TarianBentuk kesenian yang didominasi tarian dengan orkestrasi khas ini populer di wilayah [[Banyuwangi]] yang terletak di ujung timur Pulau [[Jawa]], dan telah menjadi cirriciri khas dari wilayah tersebut, hingga tak salah jika Banyuwangi selalu diidentikkan dengan Gandrunggandrung. Kenyataannya, danBanyuwangi andasering akandijuluki menjumpai''Kota Gandrung'' dan patung penari Gandrunggandrung dapat dijumpai di berbagai sudut wilayah Banyuwangi, dan tak ayal lagi Banyuwangi sering dijuluki ''Kota Gandrung''.
 
Tari Gandrung ini sering dipentaskan pada berbagai acara, seperti perkawinan, pethik laut, khitanan, tujuh belasan dan acara-acara resmi maupun tak resmi lainnya baik di Banyuwangi maupun wilayah lainnya. Menurut kebiasaan, pertunjukan lengkapnya dimulai sejak sekitar pukul 21.00 dan berakhir hingga menjelang subuh (sekitar pukul 04.00).
 
===Sejarah===
Menurut catatan sejarah, gandrung pertama kalinya ditarikan oleh para lelaki yang didandani seperti perempuan dan, menurut laporan Scholte (1927), instrumen utama yang mengiringi tarian gandrung lanang ini adalah kendang. Pada saat itu, [[biola]] telah digunakan. Namun demikian, gandrung laki-laki ini lambat laun lenyap dari Banyuwangi sekitar tahun 1890an, yang diduga karena ajaran Islam melarang segala bentuk transvestisme atau berdandan seperti perempuan. Namun, tari gandrung laki-laki baru benar-benar lenyap pada tahun 1914, setelah kematian penari terakhirnya, yakni ''Marsan''.
 
Gandrung wanita pertama yang dikenal dalam sejarah adalah gandrung ''Semi'', seorang anak kecil yang waktu itu masih berusia sepuluh tahun pada tahun 1895. Menurut cerita yang dipercaya, waktu itu Semi menderita penyakit yang cukup parah. Segala cara sudah dilakukan hingga ke dukun, namun Semi tak juga kunjung sembuh. Sehingga ibu Semi (''Mak Midhah'') bernazar seperti “Kadhung sira waras, sun dhadekaken Seblang, kadhung sing yo sing” (Bila kamu sembuh, saya jadikan kamu Seblang, kalau tidak ya tidak jadi). Ternyata, akhirnya Semi sembuh dan dijadikan ''[[seblang]]'' sekaligus memulai babak baru dengan ditarikannya gandrung oleh wanita.
Baris 13:
Tradisi gandrung yang dilakukan Semi ini kemudian diikuti oleh adik-adik perempuannya dengan menggunakan nama depan Gandrung sebagai nama panggungnya. Kesenian ini kemudian terus berkembang di seantero Banyuwangi dan menjadi ikon khas setempat. Pada mulanya gandrung hanya boleh ditarikan oleh para keturunan penari gandrung sebelumnya, namun sejak tahun 1970-an mulai banyak gadis-gadis muda yang bukan keturunan gandrung yang mempelajari tarian ini dan menjadikannya sebagai sumber mata pencaharian di samping mempertahankan eksistensinya yang makin terdesak sejak akhir abad ke-20.
 
===Tata Busana===
Tata busana penari Gandrung Banyuwangi adalah sebagai berikut:
 
===Bagian Tubuh===
terdiri dari baju yang terbuat dari beludru berwarna hitam, dihias dengan ornamen kuning emas, serta manik-manik yang mengkilat dan berbentuk leher botol yang melilit leher hingga dada, sedang bagian pundak dan separuh punggung dibiarkan terbuka. Kemudian dibagian leher tersebut dipasang ilat-ilatan yang menutup tengah dada dan sebagai penghias bagian atas. Kemudian pada bagian lengan dihias masing-masing dengan satu buah kelat bahu dan bagian pinggang dihias dengan ikat pinggang dan sembong serta diberi hiasan kain berwarna-warni sebagai pemanisnya. Bagian bahu selalu diberi selendang .