Gandrung Banyuwangi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k →Perkembangan terakhir: wikify |
Kembangraps (bicara | kontrib) sunting bagian akhir |
||
Baris 26:
Penari gandrung menggunakan kain batik dengan corak bermacam-macam. Namun corak batik yang paling banyak dipakai serta menjadi cirri khusus adalah batik dengan corak ''gajah oling''. Yakni batik berbahan dasar kain putih dengan corak tumbuh-tumbuhan atau belalai gajah yang menjadi ciri khas Banyuwangi. Sebelum tahun 1930-an, penari gandrung tidak memakai kaus kaki, namun semenjak dekade tersebut penari gandrung selalu memakai kaus kaki putih dalam setiap pertunjukannya.
===Lain-lain===
Pada masa lampau, penari gandrung biasanya membawa dua buah kipas untuk pertunjukannya. Namun kini penari gandrung hanya membawa satu buah kipas dan hanya untuk bagian-bagian tertentu dalam pertunjukannya, khususnya dalam bagian ''seblang subuh''.
Baris 35:
Selain itu kadang-kadang diselingi dengan [[saron]] Bali, [[angklung]], atau [[rebana]] sebagai bentuk kreasi dan diiringi ''[[electone]]''.
Pertunjukan Gandrung yang asli terbagi atas tiga bagian
* ''jejer''
* ''maju'' atau ''ngibing''
* ''seblang subuh''
Bagian ini merupakan pembuka seluruh pertunjukan
* Seblang Subuh▼
==
▲Bagian ini merupakan pembuka seluruh pertunjukan Gandrung, dimana pada bagian ini, penari menyanyikan beberapa lagu dan menari secara solo, tanpa tamu. Para tamu yang umumnya laki-laki hanya menyaksikan.
Setelah selesai, si penari akan mendatang rombongan penonton, dan meminta salah satu penonton untuk memilihkan lagu yang akan dibawakan. Acara ini diselang-seling antara maju dan ''
▲Kemudian setelah acara jejer selesai, maka sang penari mulai memberikan selendang-selendang untuk diberikan kepada tamu. Tamu-tamu pentinglah yang terlebih dahulu mendapat kesempatan menari bersama-sama. Biasanya para tamu terdiri dari empat orang, membentuk bujur sangkar dengan penari berada di tengah-tengah. Si Gandrung akan mendatangi para tamu yang menari dengannya satu persatu dengan gerakan-gerakan yang menggoda, dan itulah esensi dari tari Gandrung, yakni tergila-gila atau hawa nafsu.
▲Setelah selesai, si penari akan mendatang rombongan penonton, dan meminta salah satu penonton untuk memilihkan lagu yang akan dibawakan. Acara ini diselang-seling antara maju dan ''repen'' (nyanyian yang tidak ditarikan), dan berlangsung sepanjang malam hingga menjelang subuh. Kadang-kadang pertunjukan ini menghadapi kekacauan, yang disebabkan oleh para penonton yang menunggu giliran atau mabuk, sehingga perkelahian tak terelakkan lagi.
Bagian ini merupakan penutup dari seluruh rangkaian pertunjukan Gandrung Banyuwangi. Setelah selesai melakukan maju dan beristirahat sejenak, dimulailah bagian Seblang Subuh. Dimulai dengan gerakan penari yang perlahan dan penuh penghayatan, kadang sambil membawa kipas yang dikibas-kibaskan menurut irama atau tanpa membawa kipas sama sekali. Sambil menyanyikan lagu-lagu bertema sedih seperti misalnya ''Seblang lokento''. Justru suasana mistis terasa pada saat bagian Seblang Subuh ini, karena masih terhubung erat dengan ritual Seblang. Pada masa sekarang ini, bagian Seblang Subuh kerap dihilangkan, namun sebenarnya bagian ini yang menjadi pelengkap satu pertunjukan tari Gandrung.▼
▲Bagian ini merupakan penutup dari seluruh rangkaian pertunjukan
==Perkembangan terakhir==
== Lihat juga ==
Baris 63 ⟶ 60:
[[kategori:Jawa Timur]]
[[kategori:Seni asli Indonesia]]
|