Kesenian dari Kabupatén Subang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
SU42Rita (bicara | kontrib)
SU42Rita (bicara | kontrib)
Baris 2:
Seni dapat lahir dan berkembang karena pada umumnya manusia senang pada keindahan<ref name="sumber4"></ref>. Sampai dengan sekarang telah terdapat banyak macam seni yang dapat dikelompokkan menjadi beberapa cabang seni<ref name="sumber4"></ref>. Pengelompokkan tersebut berdasarkan pada media yang dipakai untuk mengungkapkannya<ref name="sumber4">[http://id.shvoong.com/humanities/arts/2175619-pengertian-kesenian/#ixzz1cYT5u2RL Pengertian kesenian](diakses 2 November 2011)</ref>.
 
==GENJRINGGenjring BONYOKBonyok==
Kesenian genjring Bonyok memiliki corak kehidupan dan perkembangan yang agak berbeda dengan kesenian lain yang tumbuh dan berkembang di [[Kecamatan Pagaden]] [[kabupaten Subang]]<ref name="sumber1">[http://www.sundanet.com/?p=230 GENJRING BONYOK (Dari Kabupaten Subang)](diakses 2 November 2011]</ref>. Kesenian mampu berkembang lebih cepat, mendapat ''popularitas'' lebih cepat dan diterima oleh masyarakat sebagai [[kesenian tradisional]] miliknya sendiri yang dapat dinikmati<ref name="sumber1"></ref>.
Pengertian Genjring Bonyok asal mula dari [[Genjring]] dan [[Bonyok]]<ref name="sumber1"></ref>. Genjring adalah [[waditra]] berkulit yang memakai semacam anting-anting terbuat dari [[besi]] atau [[perunggu]] sebagai penghias seperti [[rebana]]<ref name="sumber1"></ref>. Sedangkan Bonyok adalah nama daerah di [[desa Pangsor]] [[Kecamatan Pagaden]] [[Kabupaten Subang]]. Genjring bonyok artinya kesenian Genjring yang awal mulanya berada di daerah Bonyok<ref name="sumber1"></ref>. Kesenian merupakan salahsatu jenis seni musik tradisional (karawitan) yang alat musiknya terdiri dari Genjring, Bedug, Kecrek, Tarompet dan Goong<ref name="sumber1"></ref>.
Pertumbuhan dan perkembangan kesenian ini tidak lepas dari keadaan lingkungan masyarakat penduduknya. Maksudnya semakin meningkat kehidupan masyarakat, pengalaman estetis masyarakat dan semakin banyak munculnya pemahaman-pemahaman baru tentang Genjring Bonyok akan berpengaruh besar terhadap eksistensi kesenian tersebut<ref name="sumber1"></ref>. Jauh sebelum Genjring bonyok lahir, di kampung Bunut Desa Pangsor Kecamatan pagaden telah ada kesenian genjring yang dipimpin oleh Sajen. Kesenian merupakan cikal bakal lahirnya Genjring Bonyok<ref name="sumber1"></ref>.
Di awal perkembangannya Genjring Bonyok menggunakan alat musik yang relatif sederhana yaitu tiga buah genjring, tarompet dan bedug<ref name="sumber1"></ref>. Ketiga genjring tersebut memiliki bentuk dan ukuran yang sama. Perbedaannya hanya tinggi rendahnya bunyi genjring tersebut<ref name="sumber1"></ref>.
Bunyi yang dihasilkan genjring biasanya bunyi pong, pang, ping dan bunyi pak bum<ref name="sumber1"></ref>. Untuk menghasilkan bunyi pong dengan cara menepak bagian pinggir genjring menggunakan beberapa ujung [[jari tangan]] dan menepuknya dilepas<ref name="sumber1"></ref>. Bunyi pang dihasilkan dengan cara menepuk bagian pinggir [[genjring]] (lebih ketengah sedikit dari cara membunyikan pong) menggunakan sebagian telapak tangan dan menepuknya dilepas<ref name="sumber1"></ref>. Bunyi ping dihasilkan dengan cara menepuk bibir genjring menggunakan beberapa ujung [[jari]] tangan menepuknya dirapatkan<ref name="sumber1"></ref>. Bunyi pak dihasilkan dengan cara menepuk bagian pinggir atau tengah genjring menggunakan telapak tangan penuh, menepuknya agak ditekan<ref name="sumber1"></ref>.
 
==Kesenian Gembyung==