Sejarah Paser: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-diatas +di atas) |
k Bot: Penggantian teks otomatis (-personil +personel) |
||
Baris 342:
===== Kedatangan bajak laut =====
Di tahun 1813. Teluk Adang kedatangan bajak laut mereka mengganggu pelayaran di Teluk Adang. Kondisi Teluk Adang memang cukup rawan, sungai-sungai dan daratan tertutup daun-daun bakau, sungai-sungai dangkal sehingga perahu-perahu besar sulit masuk ke tengah pulau.<ref>H.M Yusuf, “Penumpasan Bajak Laut di pantai Kesultanan Paser” 1993</ref> Anden Segara sebagai komandan laut di Tanjung Jemelai, tidak dapat langsung masuk, kapal-kapalnya hanya bersiaga di muara sungai Rangan, sungai Modang dan sungai Semunte, sungai Gamasin, sementara itu Aji Karang memimpin 3 kesatuan infantri. Masing masing beranggotakan 150
Aji Karang tiba di sebelah Barat Teluk Adang, pasukan pengintai menemukan markas bajak laut, ternyata dipimpin La Makkarodda Daeng Sitaba. Pasukan bajak laut dibantu oleh masyarakat Bajau. Dengan pasukan kurang lebih 1500 orang, pasukan Aji Karang menggempur markas bajak laut secara mendadak, para bajak laut terkejut, segera La Makkarodda Daeng Sitaba mengatur anak buahnya, dengan teknik tempur yang baik menyebabkan pasukan Aji Karang kewalahan. Aji Karang dengan pasukannya terpaksa mundur. Dengan mengirim sepucuk surat, Aji Karang meminta bantuan Sultan Ibrahim, Sultan mengirirnkan bantuan angkatan laut dipimpin Mangku Bulu Sumi, yang berani dan kebal. Dengan kekuatan pasukan 200 orang pasukan dan diperkuat pasukan Anden Segara dari Tanjung Jemelai, sehingga seluruh pasukan menjadi 150 orang. Dini hari, pasukan Mangku Bulu Sami merapat di Teluk Adang dan masuk melalui sungai-sungai yang berhutan bakau dan menyerang secara tiba-tiba, dengan menggunakan panah berapi memanahi atap-atap gubuk bajak laut yang terbuat dari daun nipah, kontan saja api menyala melalap atap-atap nipah yang sudah kering.
|