Bleng: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: menghilangkan referensi [ * ]
Baris 8:
Pemerintah telah memperbolehkan penggunaan boraks sebagai bahan makanan, namun dibatasi sejak 5 Juli 1959, batasnya hanya 1 gram per 1 kilogram pangan, bila lebih, itu ilegal
 
== Bahaya bleng dan boraks dalam dosis berlebihan ==
 
Boraks maupun bleng tidak aman untuk dikonsumsi sebagai makanan dalam dosis berlebihan, tetapi ironisnya penggunaan boraks sebagai komponen dalam makanan sudah meluas di Indonesia. Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks memang tidak serta berakibat buruk terhadap kesehatan tetapi boraks akan menumpuk sedikit demi sedikit karena diserap dalam tubuh konsumen secara kumulatif. Seringnya mengonsumsi makanan berborakssebab akandapat menyebabkan gangguan [[otak]], ganguan [[hati]], dangangguan [[ginjal]]. Dalam jumlah banyak, boraks menyebabkan [[demam]], [[anuria]] (tidak terbentuknya urin), koma, merangsang sistem saraf pusat, menimbulkan depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun, kerusakan ginjal, pingsan, hingga kematian. BatasJadi, pada tahun 1959, telah diputuskan batas aman/legal penggunaan boraks dalam makanan adalah 1 gram / 1 kg pangan
 
== Kegunaan bleng/boraks ==
 
Bleng atau boraks biasanya dipakai dalam pembuatan makanan berikut ini:
Baris 18 ⟶ 20:
* [[ketupat]], sebagai pengeras
* [[bakso]], sebagai pengawet dan pengeras
* [[kecap]], sebagai pengawet
* [[cenil]], sebagai pengeras
 
=== Substitusi bleng/boraks ===
Karena penggunaan bleng/boraks adalah sebagai pengenyal, bahan pengganti dapat dicari untuk fungsi yang sama. Air [[merang]] dan [[STPP]] (Sodium Tri-polyphosphate) dengan konsentrasi sama diketahui tidak memengaruhi tanggapan organoleptik (kesan fisik dan rasa) dari kerupuk beras.<ref>Yustina et al. 2009. [http://jatim.litbang.deptan.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=128&Itemid=1 Pengaruh bleng, air merang, dan STPP terhadap sifat organoleptik kerupuk puli rambak]. BPTP Jawa Timur.</ref>
 
== Referensi ==