Barisan Bambu Runcing: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 47:
Bapak Kyai R. Sumomihardho, yang nama kecilnya Abu Hasan R. Gunardho, mula-mula menyuruh H. Abdurrahman bin Subchi, yang terkenal pula dengan nama H. Baghowi, memanggil pemuda-pemuda desa Parakan Kauman agar mencari bambu "Wulung" untuk dibuat [[bambu runcing]]. Setelah didapatkan para hari Selasa [[Kliwon]] jam 12.00 WIB bulan Oktober 1945, saat bedug Dhuhur mulai berbunyi. Kemudian dibawa langsung ke rumah KR. Sumo mihardho untuk diberi do’a atau disepuh, agar ada tuahnya yang kemudian dapat dijadikan senjata untuk melawan musuh.
Pada hari Selasa [[Wage]] sekitar 40 pemuda-pemuda Parakan Kauman sowan (datang) minta ijazah do'a dan gemblengan. Maka didawuhi seperti tersebut di atas, yakni agar supaya pada hari Selasa Kliwon datang dengan membawa bambu runcing. Maka pada hari Selasa Kliwon yang telah ditentukan pemuda-pemuda tersebut menghadap dengan membawa bambu runcing kerumah kediaman Ki Sumoamihardho, di Kauman Parakan untuk minta disepuhi diberi do'
Pada hari Jum'at Kliwon berikutnya berdatangan pula orang-orang untuk meminta berkah dan penyepuhan bambu runcing, yang jumlahnya sudah mencapai ratusan orang. Bahkan pada hari Selasa Kliwon berikutnya sudah tidak dapat dihitung lagi mereka yang datang, balk siang maupun malam. Selain membawa Bambu Runcing, ada pula yang membawa tombak, lentes, keris, dan senjata-senjata lain untuk mendapatkan, berkah atau disepuh.
Baris 58:
# K.Ali dan KH. Nawawi menghadap ke KH. Siradj, Payaman Magelang dan ke KH. Dalhar, Watucongol Muntilan guna minta berkah pengestu. KH. Siradj, Magelang memberikan tambahan do' a setelah seperti tersebut, dengan bacaan: (Ilahana ya sayyidana Anta maulana wanshurna alal qaumil Kafirin 3 x). KH. Dalhar Watucongol memberikan do'a: (Allah hafidhun qadimun azaliyyun hayyun Qoyyumun wala yamut 3 x) pagi dan sore.
Beberapa hari setelah terbetuknya BMT, datanglah para pejuang dari Banyumas menyepuh bambu runcing dan memohon do'a para kyai untuk melakukan penyerbuan ke [[Palagan Ambarawa|Ambahrawa]], melihat semangat para pejuang Banyumas itu maka tergerak para pejuang Parakan yang tergabung dalam Lasykar Hisbullah untuk bergabung dalam penyerbuan ke [[Palagan Ambarawa|Ambahrawa]].
HadrotuSyeh K.H Hasyim Asyari pada waktu itu juga berkenan akan mengunjungi Parakan. Pengurus BMT dan para Ulama segera mengadakan musyawarah, hasil musyawarah: jangan sampai HadrotuSyeh K.H Hasyim Asyari ''rawuh'' (datang) dulu keTemanggung, tetapi kita dulu yang ''sowan'' (menghadap) kepada beliau di Tebuireng Jombang. Maka yang menghadap sowan kesana adalah : K.H Subchi, K.H Nawawi, K M. Ali, K. Shahit baydhowi, mereka yang sowan kesana, ternyata didawuhi (disuruh) juga menyepuh “Bambu Runcing”oleh bapak K.H Hasyim Asyari penyepuhan dilakukan dengan tatacara seperti di parakan. Sejak saat itu K.H Subchi dan “Bambu Runcing” Temanggung Mulai Tersohor di Jawa Timur.
[[Saifuddin Zuhri|K.H. Saifuddin Zuhri]] mengisahkan: ''Berbondong-bondong barisan-barisan Lasykar dan TKR menuju ke Parakan,………. Diantaranya yang paling terkenal adalah [[Hizbullah]] di bawah pimpinan [[Zainul Arifin]], [[Barisan Sabilillah]] di bawah pimpinan [[Masjkur|KH. Masykur]]. [[Barisan Pemberontak Rakyat Indonesia]] di bawah pimpinan [[Bung Tomo]], [[Barisan Banteng]] dibawah pimpinan [[Moewardi|dr. Muwardi]], [[Lasykar Rakyat]] dibawah pimpinan Ir. Sakirman dan masih banyak lagi. Sudah beberapa hari ini baik TKR maupun badan-badan kelasykaran berbondong-bondong menuju ke Parakan……''. <ref>Syaifuddin Zuhri KH, “Guruku Orang-orang dari Pesantren” Pn Al-Ma’arif Bandung, 1974, Hlm 213</ref>
|