Candi Muara Takus: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
VoteITP (bicara | kontrib)
VoteITP (bicara | kontrib)
merapikan
Baris 3:
{{commonscat|Candi Muara Takus}}
 
'''Situs Candi Muara Takus''' adalah sebuah kompleksitus [[candi]] [[Buddha]] yang terletak di di desa Muara Takus, Kecamatan [[XIII Koto Kampar, Kampar|XIII Koto]], [[Kabupaten Kampar]], [[Riau]], [[Indonesia]]. Kompleks candiSitus ini berjarak kurang lebih 135 kilometer dari [[Kota Pekanbaru]].
 
KompleksSitus candiCandi iniMuara Takus dikelilingi oleh tembok batu berukuran 74 x 74 [[meter]], yang terbuat dari batu putih dengan tinggi tembok ± 80 cm, di luar arealnya terdapat pula tembok tanah berukuran 1,5 x 1,5 kilometer yang, mengelilingi kompleks ini sampal ke pinggir [[Sungai Kampar|Sungai Kampar Kanan]]. Di dalam kompleks ini terdapat beberapa bangunan candi yang disebut dengan ''Candi Tua'', ''Candi Bungsu'', ''Mahligai Stupa'' dan ''Palangka''. Selain bangunan tersebut di dalam kompleks candi ini ditemukan pula gundukan yang diperkirakan sebagai tempat pembakaran [[tulang]] manusia. Sementara di luar kompleks ini terdapat pula bangunan-bangunan (bekas) yang terbuat dari batu bata, yang belum dapat dipastikan jenis bangunannya.
 
Kompleks Candi Muara Takus, satu-satunya peninggalan sejarah yang berbentuk candi di Riau. Candi yang bersifat Buddhistis ini merupakan bukti pernahnya agama Buddha berkembang di kawasan ini. Kendatipun demikian, paraPara pakar purbakala belum dapat menentukan secara pasti kapan situs candi ini didirikan. Ada yang mengatakan abad keempat, ada yang mengatakan abad ketujuh, abad kesembilan bahkan pada abad kesebelas. Namun candi ini dianggap telah ada pada zaman keemasan [[Sriwijaya]], sehingga beberapa sejarahwan menganggap kawasan ini merupakan salah satu pusat pemerintahan dari kerajaan [[Sriwijaya]].<ref>''Forgotten Kingdoms in Sumatra'', Brill Archive</ref><ref>Soekmono, R., (2002), ''Pengantar sejarah kebudayaan Indonesia 2'', Kanisius, ISBN 979-413-290-X.</ref>
 
Pada tahun 2009 Candi Muara Takus dicalonkan untuk menjadi salah satu [[Situs Warisan Dunia UNESCO]].
Baris 16:
Candi ini dibuat dari batu pasir, batu sungai dan batu bata. Berbeda dengan candi yang ada di [[Jawa]], yang dibuat dari batu andesit yang diambil dari pegunungan. Bahan pembuat Candi Muara Takus, khususnya tanah liat, diambil dari sebuah desa yang bernama ''Pongkai'', terletak kurang lebih 6&nbsp;km di sebelah hilir situs Candi Muara Takus. Nama Pongkai kemungkinan berasal dari [[Bahasa Cina]], ''Pong'' berati lubang dan ''Kai'' berarti tanah, sehingga dapat bermaksud lubang tanah, yang diakibatkan oleh penggalian dalam pembuatan Candi Muara Takus tersebut. Bekas lubang galian itu sekarang sudah tenggelam oleh genangan waduk [[PLTA Koto Panjang]]. Namun dalam [[Bahasa Thailand|Bahasa Siam]], kata ''Pongkai'' ini mirip dengan ''Pangkali'' yang dapat berarti ''sungai'', dan situs candi ini memang terletak pada tepian sungai.
 
Bangunan utama di kompleks ini adalah sebuah stupa yang besar, berbentuk menara yang sebagian besar terbuat dari batu bata dan sebagian kecil batu pasir kuning. Di dalam situs Candi Muara Takus ini terdapat bangunan candi yang disebut dengan Candi Tua, Candi Bungsu, Stupa Mahligai serta Palangka. Selain bangunan tersebut di dalam komplek candi ini ditemukan pula gundukan yang diperkirakan sebagai tempat pembakaran [[tulang]] manusia. Sementara di luar komplekssitus ini terdapat pula bangunan-bangunan (bekas) yang terbuat dari batu bata, yang belum dapat dipastikan jenis bangunannya.
 
=== Candi Mahligai ===