Keraton Surakarta Hadiningrat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Aditreeslime (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Aditreeslime (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 31:
 
=== Kompleks Kedhaton ===
[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM De sultan van Jogjakarta neemt afscheid van Pakoe Boewono X de Susuhunan van Solo na een bezoek aan de kraton van Soerakarta waarbij hij werd vergezeld door de kroonprins en Prins Pakoe Alam TMnr 60001423.jpg|thumb|right|280px|Susuhunan Pakubuwono X (membelakangi kamera) mengucapkan salam perpisahan kepada Sultan [[Hamengkubuwono VII]] di halaman Kedhaton, foto diambil ketika Sultan Hamengkubuwono berkunjung ke Solo beserta dengan Putra Mahkota dan Sri [[PakualamPaku Alam]] antara tahun 1910-30. Koleksi Tropenmuseum, Belanda]]
Kori Sri Manganti menjadi pintu untuk memasuki kompleks Kedhaton dari utara. Pintu gerbang yang dibangun oleh Susuhunan [[Pakubuwono IV]] pada [[1792]] ini disebut juga dengan ''Kori Ageng''. Bangunan ini memiliki kaitan erat dengan Pangung Sangga Buwana secara ''filosofis''. Pintu yang memiliki gaya ''Semar Tinandu'' ini digunakan untuk menunggu tamu-tamu resmi kerajaan. Bagian kanan dan kiri pintu ini memiliki cermin dan sebuah ragam hias diatas pintu. Halaman Kedhaton dialasi dengan pasir hitam dari pantai selatan dan ditumbuhi oleh berbagai pohon langka antara lain 76 batang pohon Sawo Kecik (''Manilkara kauki''; Famili ''Sapotaceae''). Selain itu halaman ini juga dihiasi dengan patung-patung bergaya eropa. Kompleks ini memiliki bangunan utama diantaranya adalah Sasana Sewaka, nDalem Ageng Prabasuyasa, Sasana Handrawina, dan Panggung Sangga Buwana.