Sastra Islam: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Atsjien (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Atsjien (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 3:
Pernah pula disebutkan [[Kesusastraan Islam]] ialah manifestasi dari rasa, karsa cipta, dan karya manusia muslim dalam mengabdi kepada [[Allah]] untuk kehidupan ummat manusia. [[Seni Islam]] adalah seni karena Allah untuk umat [[manusia]] (''[[l'art par die et l'art pour humanite]]'') yang dihasilkan oleh para seniman muslim bertolak dari ajaran [[wahyu]] Ilahi dan fitrah insani. Seperti disebutkan dalam [[Manifes Kebudayaan]] dan Kesenian Islam 13 Desember 1963 di [[Jakarta]], yang dideklarasikan untuk merespon [[Lekra]] dan [[Manifes Kebudayaan]] 17 [[Agustus]] 1963 para seniman, budayawan muslim beserta para ulama yang dimotori Djamaludin Malik ([http://fordisastra.com/modules.php?name=News&file=article&sid=567 sumber]).
 
Menurut [[Abdurrahman Wahid]], sastra Islam merupakan bagian dari [[peradaban Islam]] yang dapat dilihat dari dua sisi pertama yaitu orang yang condong melihatnya secara [[legalitas formal]] dimana sastra Islam harus selalu bersandar pada al Qur’an dan HadistHadits sedangkan yang kedua orang yang condong melihat sastra Islam dari pengalaman raligiusitasreligiusitas (keberagamaan) seorang [[muslim]] yang tidak bersifat formal legislatif, atinyaartinya sastra Islam tak harus bersumber dari [[al Qur’an]] dan [[Hadits]] (formal) dan bersifat adoptipadoptif terhadap pengaruh-pengaruh lain terutama dimensi [[sosiologis]] dan [[psikologis]] [[sastrawan muslim]] yang tercermin dari karyanya yang menggambarkan pengalaman keberagamaannya<ref>Majalah Horison, 7/1984</ref>.