Perang Padri: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 75:
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Bezoek van de gouverneur-generaal aan Fort de Kock Sumatra TMnr 10001575.jpg|thumb|left|200px|''Fort de Kock'']]
 
Pada awal bulan Agustus [[1831]] Lintau berhasil ditaklukkan, menjadikan [[Luhak Tanah Datar]] berada dalam kendali Belanda. Namun [[Tuanku Lintau]] masih tetap melakukan perlawanan dari kawasan [[Luhak Limo Puluah]]. Sementara ketika [[Cornelis Pieter Jacob Elout|Letnan Kolonel Elout]] melakukan berbagai serangan terhadap Kaum Padri antara tahun [[1831]]-[[1832]], ia memperoleh tambahan kekuatan dari pasukan [[Sentot Prawirodirdjo]] salah seorang panglima pasukan [[Pangeran Diponegoro]] yang telah membelot dan berdinas pada Pemerintah [[Hindia Belanda]] setelah usai perang di [[Jawa]]. Namun kemudian Letnan Kolonel Elout berpendapat, kehadiran Sentot yang ditempatkan di Lintau justru menimbulkan masalah baru,. beberapaBeberapa dokumen-dokumen resmi Belanda membuktikan kesalahan Sentot yang telah melakukan persekongkolan dengan Kaum Padri. Sehinggasehingga kemudian Sentot dan legiunnya dikembalikan ke [[Pulau Jawa]]. Di Jawa, Sentot juga tidak berhasil menghilangkan kecurigaan Belanda terhadap dirinya, dan Belanda pun juga tidak ingin ia tetap berada di Jawa dan mengirimnya kembali ke [[Sumatera]]. Namun di tengah perjalanan, Sentot diturunkan dan ditahan di [[Bengkulu]], lalu ditinggal sampai mati sebagai orang buangan. Sedangkan pasukannya dibubarkan kemudian direkrut kembali menjadi tentara Belanda.
 
[[Berkas:Sentot, opperbevelhebber der rebellen.jpg|thumb|right|150px|[[Sentot Prawirodirdjo]], yang diilustrasikan oleh G. Kepper.]]