Sukjong dari Joseon: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-di tahun +pada tahun) |
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Di tahun +Pada tahun) |
||
Baris 24:
Lima tahun kemudian pada tahun 1694, fraksi Selatan merencakan pemberantasan lainnya terhadap fraksi Barat, menuduh mereka berkonspirasi untuk menempatkan kembali Ratu Inhyeon yang diasingkan, ketika Sukjong mulai menyesal telah mengasingkan Ratu Inhyeon dan menyayangi Selir Suk dari klan Choi (Selir Choi), sekutu Ratu Inhyeon dan fraksi Noron. Marah dengan usaha fraksi Selatan yang memberantas fraksi Barat, Sukjong tiba-tiba berbalik memberantas faksi Selatan dan membawa fraksi Barat kembali berkuasa. Fraksi Selatan tidak pernah pulih dari pukulan ini, juga disebut Gapsul hwanguk (갑술환국). Sukjong menurunkan gelar Ratu Jang menjadi Selir Jang dan menempatkan kembali Ratu Inhyeon. Selir Jang akhirnya dieksekusi dengan minum racun karena mengutuk Ratu Inhyeon setelah kemudian wafat. Fraksi Soron mendukung Putra Mahkota, putra Selir Jang, dan fraksi Noron mendukung putra Selir Choi, Yeonying-gun (kemudian menjadi [[Yeongjo dari Joseon|Yeongjo]]). Mendiang Ratu Inhyeon dan Ratu yang baru Inwon tidak memiliki keturunan.
Sukjong mereformasi sistem pajak dan mengijinkan kelas menengah dan anak-anak selir untuk maju ke posisi pemerintah yang lebih tinggi di propinsi-propinsi.
Pemerintahan Sukjong juga menyaksikan perkembangan pertanian dari propinsi jauh dan meningkatnya aktivitas budaya termasuk publikasi-publikasi.
Baris 35:
=== Catatan Para Permaisuri Sukjong ===
==== Ratu Ingyeong (1661–1680) ====
Putri Kim Man-gi<ref>Entitled as "Internal Prince Gwangseong" (광성부원군).</ref> dan Lady Han<ref>Entitled as "Lady Seowon, Princess Consort to the Internal Prince" (서원부부인).</ref>. Ia menikah di usia 10 tahun dengan Sukjong (yang ketika itu masih sebagai Putra Mahkota (王世子 왕세자 ''wangseja''), gelarnya adalah Puteri Istri Putra Mahkota (王世子嬪 왕세자빈 ''wangsejabin'').
Ia diberikan gelar anumerta "Ratu Ingyeong, ''Gwangryeol Hyojang Myeonghyeon Seonmok Hyeseong Sunui''" (광렬효장명현선목혜성순의인경왕후 光烈孝莊明顯宣穆惠聖純懿仁敬王后).
Baris 42:
Putri Min Yoo-jung<ref>Entitled as "Internal Prince Yeoyang" (여양부원군).</ref> dan Lady Song<ref>Entitled as "Lady Eunseong, Princess Consort to the Internal Prince" (은성부부인).</ref>, ia menjadi Permaisuri Sukjong dengan pernikahan pada tahun 1681. Ia mungkin dikenal sebagai salah satu Ratu yang terbaik di dalam Dinasti Joseon. Kehidupannya digambarkan di dalam banyak drama sejarah Korea. Ketika ''so-ui''<ref>''So-ui'' is the 3rd highest title for a King's concubine.</ref> Jang Ok-jeong melahirkan [[Gyeongjong dari Joseon|seorang putra]] pada tahun 1688, terjadi perselisihan berdarah yang disebut ''Gisa Sahwa'' (기사사화). Selama ini, Sukjong ingin memberikan putra tertuanya (gelar ''wonja'' (元子 원자)<ref>Literally the "First Son".</ref>) gelar "Putra Mahkota" (王世子 왕세자 ''wangseja'') dan ingin mempromosikan Lady Jang dari status ''So-ui'' ke status ''Hui-bin''<ref>''Bin'' (translated as "Royal Noble Consort") is the highest title for a King's concubine, just under the Queen.</ref>. Aksi ini ditentang oleh fraksi ''Noron'' (dipimpin oleh Song Si-yeol, dengan Min Yoo-jung (ayah Inhyeon) sebagai anggotanya), dan ini didukung oleh fraksi ''Soron'' (dimana Jang Hui-jae (kemudian) abang Jang ''so-ui'' adalah salah seorang anggotanya). Sukjong menjadi marah dengan oposisi tersebut, dan banyak yang dibunuh termasuk Song Si-yeol. Banyak anggota termasuk Inhyeon dan keluarganya, dipaksa dibuang ke pengasingan. Ratu Inhyeon digulingkan dan Jang ''so-ui'' menjadi Jang ''hui-bin'', dan kemudian menjadi Permaisuri Ketiga.
Kemudian pada tahun 1694, Sukjong, merasa menyesal atas sikap temperamennya, dan menyerah kepada penempatan kembali Inhyeon, yang dipimpin oleh ''Soron'' (kejadian ini disebut ''Gapsul Hwanguk'' (갑술환국)) Ia dibawa kembali ke istana dan dikembalikan statusnya sebagai Permaisuri, dengan Lady Jang diturunkan ke status ''hui-bin''.
Konon ketika Sukjong sedang berkabung atas kematian Inhyeon, memimpikannya mengenakan pakaian ''sobok'' yang penuh bersimbahan darah. Sukjong bertanya pada Inhyeon bagaimana ia mati, yang kemudian menunjuk ke arah kamar Jang ''Hui-bin'' (tanpa berkata apa-apa). Sukjong terbangun dari mimpinya dan pergi ke kamar Jang. Ketika mendekat, ia mendengar musik dan suara tertawa. Dengan menguping ia melihat Jang ''Hui-bin'' dengan seorang [[Shamanisme Korea|Syaman]] di dalam kamarnya, sedang berdoa untuk kematian Ratu, dan menusuk sebuah boneka dengan panah. Ketika hal tersebut dipergoki oleh Sukjong, iashe (bersama dengan abangnya) dieksekusi atas perbuatannya (dengan meminum racun (사사 ''sasa'')).
Baris 58:
Ia hanya diketahui sebagai seorang keponakan yang pernah disingkirkan seorang pedagang yang bernama Jang Hyeon (장현) dan tidak ada catatan tentang siapa ayahnya. Namun, konon menurut sebuah isu, ayahnya adalah Jo Sa-seok (조사석; keponakan kedua Ibu Suri Jangryeol), karena ibu Ok-jeong (Nyonya Yoon) merupakan gundiknya yang terkenal.
Ok-jeong menjadi Ibu Suri Jangryeol pelayan istana (ratu kedua Injo) dengan rekomendasi Pangeran Dongpyeong (keponakan pertama Sukjong yang pernah disingkirkan). Kemudian pada tahun 1686, Sukjong bertemu dengannya setelah sebuah kunjungan dengan nenek buyut tirinya (Ibu Suri Jangryeol) dan menjadikannya selir dan memberinya gelar ''suk-won''<ref>''Suk-won'' is the 8th title for a King's concubine.</ref>.
Kemudian pada tahun 1694, dengan penempatan kembali Inhyeon, Permaisuri dikembalikan statusnya menjadi ''hui-bin''.
Setelah ini, Sukjong membuat hukum yang melarang [[selir-selir]] diijinkan menjadi Permaisuri di kemudian hari. Jang ''hui-bin'' meninggalkan banyak cerita-cerita rakyat termasuk kehausannya akan kekuasaan, dan sebuah cerita tentang kejadian sebelum kematiannya dengan putranya (kemudian Putra Mahkota (bakal [[Gyeongjong dari Joseon|Gyeongjong]])<ref>Jang ''hui-bin'' severely beat and mutilated Gyeongjong, leaving him feeble minded and impotent http://www.royalark.net/Korea/korea6.htm</ref>.
|