Sukarni: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-di masa +pada masa) |
|||
Baris 23:
Sebagai anak muda, Sukarni terkenal kenakalannya karena sering berbuat onar. Dia sering berkelahi dan hobi menantang orang Belanda. Dia pernah mengumpulkan 30-50 orang teman-temannya dan mengirim surat tantangan ke anak muda Belanda untuk berkelahi. Lokasinya di kebun raya Blitar, dekat sebuah kolam. Anak-anak Belanda menerima tantangan itu dan terjadilah tawuran. Kelompok Sukarni memenangkan perkelahian itu dan anak Belanda yang kalah dicemplungkan ke kolam.
--[[Istimewa:Kontribusi pengguna/110.138.82.101|110.138.82.101]] 9 Mei 2012 12.52 (UTC)== Menjadi Aktivis Pergerakan ==
Perkenalan Sukarni dengan dunia [[pergerakan nasional]] yang memperjuangkan [[kemerdekaan]] Indonesia dimulai ketika usia masih remaja, 14 tahun, saat dia masuk menjadi anggota perhimpunan [[Indonesia Muda]] tahun [[1930]]. Semenjak itu dia berkembang menjadi pemuda [[militan]] dan [[revolusioner]]. Selain itu ia juga sempat mendirikan organisasi [[Persatuan Pemuda Kita]].
Ketika di [[MULO]], Sukarni dikeluarkan dari sekolah karena mencari masalah dengan pemerintah kolonial Belanda. Bukannya surut, semangat belajarnya malah semakin membara. Dia bersekolah ke [[Yogyakarta]], dan kemudian ke [[Jakarta]] pada sekolah kejuruan guru. Atas bantuan Ibu [[Wardoyo]] (kakak [[Bung Karno]]), Sukarni disekolahkan di
Pada masa-masa di Bandung inilah, konon Sukarni pernah mengikuti kursus pengkaderan [[politik]] pimpinan [[Soekarno]]. Disinilah dia bertemu dan mengikat sahabat dengan [[Wikana]], [[Asmara Hadi]] dan [[SK Trimurti]].
Tahun [[1934]] Sukarni berhasil menjadi [[Ketua]] Pengurus Besar [[Indonesia Muda]], sementara itu Belanda mulai mencurigainya sebagai anak muda militan. Tahun [[1936]] pemerintah kolonial melakukan penggerebekan terhadap para pengurus Indonesia Muda, tapi Sukarni sendiri berhasil kabur dan hidup dalam pelarian selama beberapa tahun..
== Masa Pendudukan Jepang ==
|