Pasukan Rasyidin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Alagos (bicara | kontrib)
Alagos (bicara | kontrib)
Baris 103:
 
Setelah Kekaisaran Bizantium menjadi lemah dan Kekaisaran Sassaniyah telah benar-benar dihancurkan, para jenderal Muslim pada masa selanjutnya bebas untuk menggunakan strategi dan siasat apapun untuk mengalahkan pasukan musuh lainnya tapi biasanya mereka tetap saja memanfaatkan keunggulan mobilitas pasukan Rasyidin untuk mencegah konstentrasi pasukan musuh dalam jumlah besar.<ref name="I. Akram 1970"/>
 
Sebelum kampanye militer dilakukan, Khalifah [[Abu Bakar]] biasanya memberikan informasi dan instruksi kepada para jenderalnya, terutama mengenai misi mereka, daerah geografis tempat misi akan dilakukan, serta sumber daya yang tersedia untuk tujuan tersebut. Setelah itu Abu Bakar akan memberikan kebebasan kepada para jenderalnya untuk menyelesaikan misi mereka dengan cara apapun yang mereka inginkan. Akan tetapi, Khalifah [[Umar bin Khattab]] pada masa-masa akhir kekhalifahannya biasanya mengarahkan para jenderalnya mengenai di mana mereka akan bertahan dan kapan mereka harus bergerak menuju sasaran mereka serta siapa saja yang akan memimpin sayap kanan dan sayap kiri pasukan dalam pertempuran-pertempuran tertentu. Ini menjadikan proses penaklukan menjadi lebih lambat namun membuat kampanye militer menjadi lebih terorganisir. Sementara Khalifah [[Utsman bin Affan]] menggunakan metode yang sama seperti yang dilakukan oleh Abu Bakar. Dia memberikan misi kepada para jenderalnya kemudian memberi kebebasan kepada mereka mengenai bagaimana mereka akan melakukannya. Khalifah [[Ali bin Abi Thalib]] juga mengikuti metode tersebut.
 
=== Intelijen dan spionase ===