:Kalau Anda memiliki data-datanya, silakan menyumbangkannya di sini :) Saya kira saran ini baik untuk memperdalam isi ensiklopedia bebas ini. [[Pengguna:REX|~<b>Rex</b>]]<sup>[[Pembicaraan pengguna:REX|••pesan••]]</sup> 16:31, 5 Januari 2007 (UTC)
== kereta api Solo-Wonogiri ==
setahu saya Jalur Kereta Api Solo-Wonogiri sejak dulu hingga sekarang tetap beroperasi. bila melihat di [[Sukoharjo]] tulisan jalur kereta api paling berbahaya di Indonesia itu tidak benar sama sekali. Dalam tahun 2006 di ruas dalam kota [[Jl Slamet Riyadi Solo]] hanya ada dua kali kecelakaan. Mobil Avanza ditabrak KA Feeder Solo-Wonogiri karena ingin mendahului laju kereta yang berjalan 15 km/jam. kemudian yang terakhir Desember 2006 ada mobil yang keluar dari jalur lambat ditabrak kereta yang sama, dalam kejadian itu tidak ada korban jiwa karena laju kereta sangat pelan. 15 KM/Jam. Kemudian kereta anjlok di sepanjang jalur Solo-Wonogiri sekitar 4 kali. Kalau tidak salah dua kali di Kab. Sukoharjo, satu kali di perlintasan rel Ganda Purwosari saat langsir, dan satu kali di kawasan Sangkrah.
Dalam tulisan jalur diaktifkan tahun 2004, saya menduga kalau tidak tahun 2003-2004 PT KAI mengoperasikan Kereta Wisata Panakawan dengan 2 kali frekuensi tiap hari,tapi kereta wisata tersebut menjadi besi tua di Depo Pasar Nongko, dekat [[Stasiun Solo Balapan]] karena tidak ada keuntungan mengoperasikan kereta tersebut. Disamping mengoperasikan KA Panakawan, PT KAI juga tetap mengoperasikan KA Feeder.
KA Feeder adalah kereta api Senja Bengawan jurusan Jakarta-Solo Jebres, ketika tiba di Solo satu atau dua gerbong kereta tersebut diputus kemudian ditarik oleh lokomotif jenis BB dan diberangkatkan dari Stasiun Purwosari sekitar pukul 08.00-09.30 menuju [[Stasiun Wonogiri]], dengan berhenti di [[Stasiun Solo Kota]], [[Stasiun Pasar Nguter]], [[Stasiun Sukoharjo]], dan [[Stasiun Wonogiri]]. Jadwal keberangkatan tersebut tidak tetap karena harus menunggu penumpang dan gerbongnya yang sering terlambat datang dari Jakarta. Sedangkan kembali dari [[Wonogiri]] menuju ke [[Solo]] sekitar pukul 14.00.
Pada masa awal kepemimpinan Walikota Solo Ir. Joko Widodo, menjanjikan akan memanfaatkan jalur kereta api dalam kota ini sebagai alternatif transportasi. Pengoperasiannya menunggu konsep citywalk yang akan diterapkan di Jl Slamet Riyadi serta menunggu bantuan satu set rangkaian Kereta Rel Diesel (KRD) yang dijanjikan oleh Dephub. Hingga kini belum ada realisasinya. Kembali soal Kereta Solo-Wonogiri, di jalur ini kadang-kadang juga dijumpai kereta barang yang cukup panjang melintas. Antara 6-12 gerbong. Kereta barang jarang melintas setelah lesunya perekonomian. Pada zaman sebelum krisis ekonomi, kereta barang dalam sebulan melayani lebih dari 8 kali dalam sebulan. Sekarang 1 bulan tidak menentu.
Jadi titik terang untuk jalur kereta Solo-Wonogiri tidak pernah kosong melompong dalam waktu lama. Memang pernah ada cancel, pembatalan keberangkatan akibat tabrakan cukup berat, pernah terjadi di Sukoharjo. Lokomotif kereta Feeder sampai terangkat. Tetapi bila dibandingkan dengan jalur Solo-Jogja yang sudah ganda lebih berbahaya jalur Solo-Jogja. Pernah juga tim independen mengevaluasi jalur ini yang sempat diusulkan ditutup. Hasil evaluasi tersebut menunjukkan perilaku pengguna jalan yang tidak tertib itu menjadikan kecelakaan. Seperti kecelakaan yang saya ceritakan diatas. Sempat direkam nonstop perjalanan dari Stasiun Purwosari sampai Stasiun Solo Kota, dan juga sempat diperdebatkan antara Pemerhati transportasi,Budayawan,PT KAI yang menjadi pemilik jalur ini dengan penentang keberadaan jalur KA dalam kota.
Jika ada yang memiliki data yang lain bisa membantu.
== Kereta Api Prambanan Ekspres ==
Kereta [[Prambanan Ekspres]] atau yang lebih dikenal dengan KA Prameks, sekarang dalam satu hari ada 12 kali pemberangkatan dari stasiun asal. Sebelum ada rangkaian Kereta Diesel Elektrik (KRDE) kereta ini menggunakan jenis Kereta Rel Diesel (KRD). Waktu pengoperasian KRDE, rangkaian KRD menganggur di Dipo Kereta Api Pasar Nongko-Solo. Melihat semakin padatnya penumpang, PT Kereta Api menambah jadwal keberangkatan. KRD yang lama dipindah di Yogyakarta. Sedangkan KRDE tetap di Solo. KRD Prameks sehari melayani dua kali perjalanan , sedangkan KRDE Prameks mengisi jadwal perjalanan yang sebelumnya menggunakan KRD [[Prameks]] (5 kali sehari) bila dijumlah menjadi 7 kali sehari. KRD [[Prameks]] dikenal sering mogok ditengah jalan. Sebelum ada KRDE seringkali KRD Prameks terpaksa di ganti gerbong biasa. Namun KRD yang sudah lama, barang bekas dari Jepang ini tetap dimanfaatkan karena KRDE Prameks tidak dapat menampung jumlah penumpang yang semakin bertambah. Perbedaan eksterior KA Prameks jenis KRDE berwarna kuning, sedang KA Prameks jenis KRD berwarna putih dan bermotif. Interior KA Prameks jenis KRDE menggunakan kursi miring,berhadap-hadapan, tempat berdiri lebih banyak, lebih panas karena kipas angin tidak mengarah langsung ke penumpang. KRDE ini menggunakan peredam suara sekelas KA [[Argo Lawu]]. Namun peredam suara tidak berfungsi bila pintu antar gerbong tidak ditutup. KRDE ini tidak memiliki sarana Toilet. Sedangkan KA Prameks jenis KRD menggunakan kursi yang tidak keras namun jumlahnya banyak, area tempat untuk berdiri terbatas, memiliki Toilet, Kipas Angin yang langsung ke arah penumpang, namun tidak mempunyai peredam suara. Kedua kereta ini mempunyai keunggulan, pintu-pintu masuk-keluar terawat dapat berfungsi dengan baik, begitu pula lampu-lampu menyala semua, tidak seperti KRD-KRD maupun KRL kelas Non AC di Jakarta termasuk KA [[Pandanwangi]].
|