Goong renteng: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Robot: Changing Kategori:Kesenian Nusantara |
k Robot: Cosmetic changes |
||
Baris 2:
Menurut Jaap Kunst (1934:386), goong renteng dapat ditemukan di Cileunyi dan Cikebo (wilayah [[Tanjungsari]], [[Sumedang]]), Lebakwangi (wilayah Pameungpeuk, [[Bandung]]), dan Keraton Kanoman [[Cirebon]]. Selain itu, goong renteng juga terdapat di Cigugur ([[Kuningan]]), Talaga ([[Majalengka]]), Ciwaru (Sumedang), Tambi ([[Indramayu]]), Mayung, Suranenggala, dan Tegalan (Cirebon).
== Bentuk kesenian ==
Istilah "goong renteng" merupakan perpaduan dari kata "goong" dan "renteng". Kata ‘goong’ merupakan istilah kuno [[bahasa Sunda|Sunda]] yang berarti [[gamelan]], sedangkan kata ‘renteng’ berkaitan dengan penempatan pencon-pencon ''kolenang'' ([[bonang]]) yang diletakkan secara berderet/berjejer, atau ''ngarenteng'' dalam bahasa Sunda. Jadi, secara harfiah goong renteng adalah goong (pencon) yang diletakkan/disusun secara berderet (''ngarenteng'').
Baris 11:
Secara fisik, goong renteng mempunyai kemiripan dengan gamelan degung, tetapi dalam hal usia, goong renteng dianggap lebih tua keberadaannya daripada degung, sehingga ada yang menduga bahwa gamelan degung merupakan pengembangan dari goong renteng. Mungkin karena ketuaannya, pada umumnya goong renteng sekarang dianggap sebagai gamelan keramat, sehingga pemeliharaannya diperlakukan khusus secara adat (ritual; kepercayaan). Kelengkapan waditra gamelan renteng tidak sama di setiap tempat, demikian pula lagu-lagunya.
== Fungsi sosial ==
Fungsi goong renteng yang sebenarnya dalam kebudayaan Sunda pada masyarakat dulu belum diketahui secara pasti.
Dulu, goong renteng biasa pula digunakan untuk memeriahkan pesta-pesta kenegaraan di kabupaten. Goong renteng Embah Bandong ditabuh pada acara Congres Java Instituut ([[17 Juni]] [[1921]]) di Bandung. Pada [[4 Juli]] [[2001]], gamelan pusaka ini digunakan untuk memeriahkan hajatan khitanan. Goong renteng di daerah Indramayu secara tradisi biasa dipakai pada satu hari sebelum hari hajatan, ketika orang sibuk bekerja untuk persiapan hajatan. Ini sebagai tanda bahwa besok pagi merupakan hari puncak hajatan. Lagu-lagunya ada yang berfungsi khusus, misalnya lagu Wong Miang Ngangsu digunakan ketika orang-orang mengambil air ke sungai atau sumur, lagu Mususi Beras digunakan ketika wanita-wanita mencuci beras, lagu Rimpang-rimpung digunakan jika hajat diselenggarakan secara besar-besaran, sampai memotong kerbau. Di samping penyajian lagu-lagu (instrumental), tarian kuda lumping juga ikut memeriahkan hajatan, diiringi dengan goong renteng ini.
Goong renteng sampai sekarang tidak populer.
== Sumber rujukan ==
*[[Ganjar Kurnia]]. 2003. ''Deskripsi kesenian Jawa Barat''. Dinas Kebudayaan & Pariwisata Jawa Barat, Bandung.
|